Kelinci  liar  berpunggung  melengkung,  berekor  pendek,  kepalanya  kecil, daun telinganya kalau ditarik ke depan tak bisa mencapai hidung. Bulu badannya
terdiri  dari  bulu  pendek  dan  bulu  panjang,  warna  bulu  kekuning-kuningan  pada musim panas dan berubah kelabu pada musim dingin. Kaki depan pendek, berjari
dan  berkuku  empatyang  cukup  tajam.  Loncatannya  tak  begitu  kuat  dan  kurang linacah,  namun  sangat  pandi  berlaridan  menelusup  ke  lubang  tanah  mencari
perlindungan ketika merasa terancam bahaya.
2. 2 Teknik Budidaya
Sebelum  menjalankan  usaha  peternakan  kelinci  peternak  harus menentukan  tujuan.  Peternak  harus  memilih  dan  menentukan  jenis  kelinci  yang
akan diternakan. Setelah itu bibit atau indukan kelinci diseleksi dengan teliti agar mendapatkan  hasil  yang  memuaskan.  Bebrapa  tahapan  harus  dilakukan  dalam
budidaya  kelinci  yaitu  :  pemilihan  bibit,  pakan,  kandang,  reproduksi  dan perkawinan, penyakit kelinci, panen, dan pasca panen.
2.2.1  Pemilihan Bibit
Pemilihan jenis bibit tergantung kepada tujuan pemeliharaan, untuk tujuan mendapatkan  bulu  yang  baik  atau  sebagai  hewan  hias  jenis  Anggora,  American
Chincihilla  dan  Rex  merupakan  ternak  yang  cocok.  Untuk  mendapatkan  daging maka  jenis  yang  cocok  adalah  Belgian,  California,  Flemish  Giant,  Havana,
Himalayan, dan New Zealand. Secara umum keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi,  tidak  mudah  gugup  jinak,  tidak  cacat,  mata  bersih,  terawat,  bulu  tidak
kusam,  dan  lincah  aktif  bergerak.  Untuk  peternakan  komersial  sebaiknya membeli  bibit  yang  baik  dimana  penjual  bibit  yang  baik  disertai  sertifikat
kelahiran dan tato pada telinga sebagai bukti kemurnian bibitnya.
2.2.2  Pakan
Pakan  kelinci  ternakan  terdiri  dari  hijauan,  hay, biji-bijian,  umbi-umbian, dan  konsentrat.  Hijauan  yang  diberikan  antara  lain  rumput,  limbah  sayuran,
daunturi,  daun  lamtoro,  daun  kembang  sepatu,  daun  kacang  panjang,  daun  ubi jalar,  daun  kacang  tanah,  daun  dan  batang  jagung,  daun  papaya,  talas,  dan  lain-
lain. Hay adalah rumput awetan yang dipotong menjelang berbunga. Bahan hay
antara lain rumput gajah, pucuk tebu, dan rumput menjelang berbunga. Pemberian hay banyak dilakukan di negara-negara dengan 4 musim, sedangkan di Indonesia
pemberian  hay  lebih  ditekankan  pada  penyediaan  bahan  pakan  yang  kontinu  dan stabil nila gizinya.
Biji-bijian  berfungsi  sebagai  pakan  penguat,  bisaa  diberikan  bagi  kelinci bunting  dan  menyusui.  Biji-bijian  yang  diberikan  berupa  jagung,  padi,  sorgum,
kedelai, dan lain-lain. Umbi-umbian dapat diberikan untuk kelinci sebagai pakan tambahan  sedangkan  konsentrat  dalam  peternakan  kelinci  berfungsi  untuk
meningkatkan nilai gizi dan mempermudah penyediaan pakan. Pakan  diberikan  sebanyak  3  kali  sehari,  pada  pukul  10.00  pemberian
pakan  pertama  berupa  bekatul  ditambah  garam  dan  air,  pada  pukul  13.00  pakan berupa  rumput  segar  atau  hijauan  lain,  dan  pada  pukul  18.00  diberikan  pakan
berupa rumput segar atau hijauan yang mengandung lebih banyak serat kasar.
2.2.3  Kandang