Kandang Reproduksi dan Perkawinan

2.2.2 Pakan

Pakan kelinci ternakan terdiri dari hijauan, hay, biji-bijian, umbi-umbian, dan konsentrat. Hijauan yang diberikan antara lain rumput, limbah sayuran, daunturi, daun lamtoro, daun kembang sepatu, daun kacang panjang, daun ubi jalar, daun kacang tanah, daun dan batang jagung, daun papaya, talas, dan lain- lain. Hay adalah rumput awetan yang dipotong menjelang berbunga. Bahan hay antara lain rumput gajah, pucuk tebu, dan rumput menjelang berbunga. Pemberian hay banyak dilakukan di negara-negara dengan 4 musim, sedangkan di Indonesia pemberian hay lebih ditekankan pada penyediaan bahan pakan yang kontinu dan stabil nila gizinya. Biji-bijian berfungsi sebagai pakan penguat, bisaa diberikan bagi kelinci bunting dan menyusui. Biji-bijian yang diberikan berupa jagung, padi, sorgum, kedelai, dan lain-lain. Umbi-umbian dapat diberikan untuk kelinci sebagai pakan tambahan sedangkan konsentrat dalam peternakan kelinci berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi dan mempermudah penyediaan pakan. Pakan diberikan sebanyak 3 kali sehari, pada pukul 10.00 pemberian pakan pertama berupa bekatul ditambah garam dan air, pada pukul 13.00 pakan berupa rumput segar atau hijauan lain, dan pada pukul 18.00 diberikan pakan berupa rumput segar atau hijauan yang mengandung lebih banyak serat kasar.

2.2.3 Kandang

Kandang sebagai tempat perkembangbiakan sebaiknya memiliki suhu berkisar antara 15-20 o Celcius, sirkulasi udara lancer, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Kandang berdasarkan kegunaanya dibedakan menjadi kandang induk, baik induk dewasa maupun induk dengan anak-anakannya, kandang pejantan dan kadang untuk lepas sapih. Tidak ada ukuran tertentu untuk kandang, ukuran didasarkan pada skala usaha, iklim, kemudahan pengelolaan dan ukuran ternak itu sendiri. Kandang dengan ukuran 200 x 70 x 70 cm cukup untuk menampung 12 induk 10 pejantan. Kandang dengan ukuran 50 x 35 x 45 cm dapat digunakan untuk anakan dan kelinci lepas sapih. Berdasarkan bentuknya kandang dibedakan menjadi : 1. Kandang Postal : kandang tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda. 2. Kandang Ranch : kandang dengan halaman pengumbaran, bisaanya dipakai sebagai kandang kelinci hias. 3. Kandang Bateray : kandang dengan bentuk mirip sangkar berderet, dimana satu sangkar digunakan untuk satu kelinci, bisa digunakan dalam peternakan kelinci secara intensif. Kandang dibersihkan setiap hari untuk menghindari timbulnya penyakit, sinar matahari diusahakan dapat masuk ke dalam kandang untuk mematikan bibit penyakit. Kandang bekas kelinci yang sakit dibersihkan dengan dinfektan baik berupa kreolin maupun Lysol.

2.2.4 Reproduksi dan Perkawinan

Kelinci mencapai umur dewasa dalam waktu 4 – 10 bulan, pada saat itulah kelinci dapat mulai dikawinkan, sebaiknya perkawinan tidak dilakukan jika saudara atau sedarah. Perkawinan bisaanya terjadi pada waktu sore maupun pagi hari, setelah masa perkawinan berhasil kelinci akan memasuki fase bunting selama 30 – 32 hari. Kebuntingan dapat diketahui setelah 12 – 14 hari setelah perkawinan dengan cara meraba perut kelinci betina, tanda lainnya adalah menolak dikawinkan lagi atau bersuara bila didekati pejantan, perut dan putting susu membesar. Lima hari menjelang kehamilan induk dipindahkan ke kandang beranak untuk diberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan dengan merontokan bulu-bulunya. Kelahiran bisaanya terjadi pada malam hari dengan kondisi anak yang dilahirkan bervariasi antar 3 – 10 ekor tergantung kepada jenis tetapi jumlah anak yang paling efektif adalah 6 ekor sesuai dengan jumlah putting susu induk, turunan dan umur kelinci. Anak kelinci bisaa disapih setelah berumur 56 hari tetapi sebaiknya disapih pada umur 28 hari sesuai dengan batas optimal jumlah susu yang dihasilkan induk.

2.2.5 Penyakit Kelinci