yang terjangkau oleh konsumen. Sehingga pemasaran dan distribusi dapat berjalan dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa aspek pasar pengusahaan peternakan
kelinci layak untuk dijalankan.
6.3 Aspek Manajemen
Asep’s Rabbit Project
Aspek manajemen pada peternakan kelinci Asep’s Rabbit Project mencakup empat fungsi dari manajemen yaitu Planning, Organizing, Actuating,
dan Controlling. Planning merupakan perencanaan pengembangan proyek peternakan kelinci yang akan dilakukan oleh Asep’s Rabbit Project. Organizing
merupakan bagaimana pembagian tugas yang dilakukan Asep Sutisna dalam menjalankan peternakannya. Actuating merupakan bagaimana Asep Sutisna
menjalankan peternakan Asep’s Rabbit Project ini. Lalu Controlling adalah bagaimana Asep Sutisna yang merupakan pemilik sekaligus manajer peternakan
melakukan kontrol terhadap semua aspek dalam peternakan Asep’s Rabbit Project.
Perencaan terhadap pengembangan proyek peternakan Asep’s Rabbit Project
telah dilakukan oleh Asep Sutisna selaku pemilik sudah direncanakan sejak lama. Hal ini terkait dengan jumlah permintaan peternakan ini yang lebih
besar dibandingkan dengan jumlah produksinya. Perencaan pengembangan proyek ini dilakukan dengan tiga alternatif kegiatan usaha, yaitu budidaya anakan
kelinci dan penjualan kelinci pedaging, budidaya anakan kelinci, dan budidaya kelinci pedaging. Dalam pengembangan proyek peternakan kelinci ini Asep
Sutisna selaku pemilik telah melakukan berbagai perencanaan seperti investasi yang akan dilakukan, biaya operasional dan biaya tetap yang akan dikeluarkan,
serta penerimaan yang akan didapatkan.
Organisasi dan Aktualisasi perusahaan yang dilakukan dalam Asep’s Rabbit Project
meliputi pembagian tugas yang akan dibebankan kepada tiap karayawan serta bagimana pembagian tugas tersebut di lapangan. Asep’s Rabbit
Project memiliki struktur manajerial yang sederhana karena usaha ini tergolong
usaha perorangan. Dalam menjalankan aktivitas usahanya pemilik sekaligus manajer yang mempekerjakan dua orang karyawan tetap dan satu orang karyawan
harian. Dari ketiga orang karyawannya tersebut memiliki pembagian kerja yang jelas. Satu orang karyawan tetap bertugas untuk memberi pakan, membersihkan
kandang kelinci, merawat bila ada kelinci yang sakit serta karyawan tetap lainnya bertugas mengoperasikan mesin pelet, bertanggung jawab pada produksi pelet,
serta teknisi bila mesin mengalami masalah, kedua karyawan ini mendapatkan upah bulanan dan makan serta uang rokok. Karyawan harian memiliki tugas untuk
mengumpulkan rumput serta menyiapkan bahan-bahan untuk membuat pelet dan karyawan lepas ini diberi upah harian saja. Struktur organisasi Asep’s Rabbit
Project dijabarkan dalam Gambar 6.
Sumber : Asep’s Rabbit Project
Gambar 6. Struktur organisasi
Pemilik sekaligus manajer
Karyawan tetap Karyawan harian
Karyawan tetap
Kontrol dalam Asep’s Rabbit Project ini dilakuan oleh Asep Sutisna selaku manajer dari peternakan, setiap harinya peternakan dikontrol secara teratur
setiap pagi, siang, dan sore hari. Pengontrolan ini terkait dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh para karyawan seperti : pemberian pakan, kebersihan
kandang, dan produksi pelet. Kontrol juga dilakukan secara rutin setiap bulannya sebelum hasil budidaya dipasarkan kepada pembeli, kontrol dilakukan untuk
menjaga kualitas dari kelinci agar pembeli puas terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh peternakan.
6.3.1 Hasil Analisis Aspek Manajemen
Terpenuhinya empat fungsi manajemen dalam peternakan kelinci ini meliputi Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling membuat usaha ini
layak untuk dijalankan karena semua aspek yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu bisnis seperti di atas telah dijalankan. Perencanaan yang baik oleh pemilik,
organisasi dan aktualisasi yang jelas pada perusahaan, serta kontrol yang baik terhadap semua aspek yang dijalankan dalam usaha.
6.4 Aspek Teknis Pemeliharaan Kelinci