Kerangka Pemikiran Teoritis Analisis kelayakan usaha peternakan kelinci asep’s rabbit project, kecamatan Lembang, kabupaten Bandung, Jawa Barat

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Suatu usaha mengindikasikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan investasi. Kegiatan investasi yang dilakukan dalam bidang pertanian mempunyai suatu resiko yang besar. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan serta pengkajian yang mendalam dan menyeluruh mengenai pemanfaatan modal, untuk melihat besarnya manfaat yang diperoleh serta besarnya biaya yang dikeluarkan. Selanjutnya diperlukan suatu analisis yang disebut studi kelayakan usaha atau studi kelayakan proyek, yang melihat secara menyeluruh berbagai aspek mengenai kemampuan suatu proyek dalam memberikan manfaat sehingga resiko kerugian di masa datang dapat diantisipasi.

3.1.1 Studi Kelayakan Proyek

Beberapa ahli mendefinisikan proyek sebagai suatu usaha yang direncanakan sebelumnya dan memerlukan sejumlah pembiayaan serta pengguna masukan input lain, yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yaitu pengembalian jangka panjang proyek yang dihasilkan dari manfaat-manfaat yang dihasilkan oleh proyek tersebut seperti : Meningkatkan produksi, Perbaikan kualitas, Perubahan dalam waktu penjualan, perubahan dalam lokasi penjualan, perubahan dalam bentuk produksi, pengurangan biaya melalui mekanisasi, pengurangan biaya-biaya pengangkutan, dan menghindari kerugian. Menurut Husan dan Suwarsono 2000, proyek pada dasarnya merupakan kegitan yang menyangkut pengeluaran modal capital expenditure. Suatu pengeluaran modal memiliki karakteristik dasar yaitu penggunaan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat benefit di masa yang akan datang, dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai satu unit. Aktivitas suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan objective serta mempunyai suatu titik tolak starting point dan suatu titik akhir ending point Kadariah et. al, 1999. Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek, bisaanya merupakan proyek investasi, dilaksanakan dengan berhasil Husnan dan Suwarsono, 2000. Studi kelayakan pada hakikatnya adalah suatu metode penjajakan dari suatu gagasan usaha tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha tersebut dilaksanakan. Suatu proyek dikatakan layak apabila proyek itu diperkirakan akan dapat menghasilkan keuntungan yang layak apabila telah dioperasionalkan Umar, 2005. Sebuah proyek pertanian adalah suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber financial menjadi barang-barang capital yang dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan atau manfaat-manfaat setelah beberapa periode waktu Gittinger, 1986. Dalam suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek yaitu manfaat ekonomi proyek tersebut bagi proyek itu sendiri manfaat finansial, manfaat ekonomi tersebut bagi bagi Negara tempat proyek itu dilaksanakan manfaat ekonomi, dan manfaat sosial proyek bagi masyarakat sekitar proyek tersebut. Tujuan melakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari kerugian penanaman modal yang terlalu besar untuk suatu kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Studi kelayakan memerlukan biaya, namun biaya tersebut relatif lebih kecil apabila dibandingkan dengan resiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar Husnan dan Suwarsono, 2000. Dengan analisis proyek, tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi proyek dapat diketahui, pemborosan terhadap sumberdaya dapat dihindarkan, serta memilih proyek yang paling menguntungkan di antara berbagai proyek investasi yang ada. Studi kelayakan suatu proyek bisaanya berupa laporan tertulis yang berisi berbagai informasi tentang tingkat kelayakan suatu proyek untuk direalisasikan. Informasi yang terkandung dalam laporan tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak tertentu, misalnya pihak investor, pihak kreditor, pihak manajemen perusahaan serta bagi pihak pemerintah dan masyarakat Umar, 2005. Analisa proyek bertujuan untuk memperbaiki pilihan investasi karena sumber-sumber yang tersedia terbatas, sehingga harus dipilih alternatif proyek yang paling menguntungkan dan menentukan prioritas investasi. Dalam menganalisa suatu proyek yang efektif harus mempertimbangkan aspek-aspek yang saling berkaitan yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu dan mempertimbangkan seluruh aspek tersebut pada setiap tahap dalam perencanaan proyek dan siklus pelaksanaanya Gittinger, 1986. Kelayakan investasi dalam suatu usaha dapat ditinjau dari berbagai aspek. Diabtaranya dari aspek pasar, aspek teknis, dan aspek manajemen selain itu tentunya perlu dilihat pula kelayakan secara finansial. 1. Aspek pasar meliputi rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhnya untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek. Dibahas pula faktor harga, marketing mix, dan perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan. 2. Aspek teknis Aspek teknis yaitu analisa yang berhubungan dengan input proyek penyediaan dan output produksi berupa barang dan jasa. Aspek teknis memiliki pengaruh yang besar terhadap kelancaran jalannya usaha. Evaluasi ini mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknis proyek, seperti karakteristik produk diusahakan, lokasi si mana proyek akan didirikan dan sarana pendukungnya, serta lay out bangunan yang dipilih Husnan dan Suwarsono, 2000. 3. Aspek manajemen Aspek ini berhubungan dengan penetapan institusi atau lembaga proyek yang harus mempertimbangkan struktur kelembagaan, pola sosial dan budaya yang ada pada suatu daerah atau Negara setempat. Aspek ini meneliti system manajerial suatu usaha antara lain kesanggupan dan keahlian staf dalam menangani masalah proyek. Evaluasi aspek manajemen operasional bertujuan untuk menentukan secara efektif dan efisien mengenai bentuk badan usaha yang dipilih, struktur organisasi yang akan digunakan, jenis-jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha tersebut dapat berjalan dengan lancar serta kebutuhan biaya gaji dan upah tenaga kerja Umar, 2005 4. Aspek finansial Aspek finansial berhubungan dengan pengaruh-pengaruh financial dari suatu proyek yang diusulkan terhadap para anggota yang tergabung di dalam proyek. Aspek ini membandingkan antara pengeluaran dan penerimaan. Menurut Gittinger 1986, selain aspek-aspek yang paling berkaitan tersebut dalam suatu proyek terdapat rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek yang disebut sebagai siklus proyek. Tahap-tahap yang membentuk suatu siklus proyek yaitu tahap identifikasi, tahap persiapan dan analisa, tahap penilaian penaksiran, tahap pelaksanaan implementasi, dan tahap evaluasi. Evaluasi dalam suatu studi kelayakan proyek adalah alat yang penting dalam proyek-proyek yang sedang berjalan dan dapat dilakukan beberapa kali selama pelaksanaan proyek. Evaluasi juga dapat menilai apakah suatu proyek dapat dijalankan atau tidak. Untuk menganalisa suatu proyek bisaanyan digunakan dua pendekatan umum yaitu analisis financial dan analisis ekonomi. Analisis financial menganalisis hasil proyek dari segi individu pelaku proyek, sedangkan analisis ekonomi melihat hasil proyek dari segi perekonomian secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan suatu usaha dengan menggunakan pendekatan analisis financial yang bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pihak pengguna informasi mengenai usaha yang dijalankan.

3.1.2 Analisis Ekonomi dan Finansial

Untuk menganalisa suatu proyek bisaanya digunakan dua pendekatan umum yaitu analisa finansial dan analisa ekonomi. Analisa ekonomi dan analisa financial merupakan pelengkap, analisa finansial menganalisis hasil proyek dari segi individu pelaku proyek, sedangkan analisis ekonomi melihat hasil proyek dari segi perekonomian secara keseluruhan. Analisis Ekonomi merupakan ukuran arus uang tunai berdiskonto yang sama digunakan dalam anlisa finansial dalam mengestimasi hasil yang akan diterima oleh proyekdan digunakan juga dalam analisa ekonomi untuk estimasi besarnya hasil yang akan diterima masyarakat. Perbedaan antara analisa financial dan ekonomi yaitu : pertama, dalam analisa ekonomi pajak dan subsidi akan diberlakukan sebagai pembayaran transfer sedangkan pada analisa financial pajak dianggap sebagai biaya dan subsidi sebagai hasil; kedua, dalam analisa finansial harga yang bisaanya digunakan adalah harga pasar sedangkan pada analisa ekonomi menggunakan harga yang telah sudah disesuaikan yang disebut sebagai harga bayangan shadow price atau harga buku accounting price agar dapat lebih mencerminkan secara tepat nilai-nilai sosial ekonomi; ketiga, dalam analisa ekonomi bunga terhadap modal tidak pernah dipisahkan dan dikurangkan dari hasil bruto sedangkan dalam analisa financial bunga yang dibayar dapat dikurangkan agar memperoleh gambaran arus manfaat yang tersedia bagi pemilik. Analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya cost dengan manfaat benefit untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek Husnan dan Suwarsono, 2000. Tujuan analisis finansial dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan dalam jangka waktu tertentu Umar, 2005. Analisis finansial dalam kerangka evaluasi proyek lebih bersifat analisa terhadap suatu arus dana. Menurut Kadariah et. al. 1999, analisis finansial adalah suatu analisis dimana proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orang- orang yang menanamkan modalnya dalam suatu proyek atau orang-orang yang berkepentingan langsung dalam pembangunan proyek. Analisis finansial melihat manfaat proyek bagi proyek itu sendiri. Sehingga dalam analisa finansial, untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai harus menyertakan definisi-definisi mengenai manfaat-manfaat dan biaya-biaya yang berkaitan dengan suatu proyek. Manfaat secara sederhana didefinisikan sebagai segala sesuatu yang membantu suatu tujuan, sedangkan biaya merupakan segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan Gittinger, 1986. Manfaat yang berkaitan dengan proyek pertanian bisaanya berupa nilai produksi total, pinjaman, dan nilai sewa. Sedangkan biaya yang berkaitan dengan proyek pertanian bisaanya berupa investasi, biaya operasional, dan biaya-biaya lainnya. Untuk menganalisa aspek finansial dari suatu proyek, dapat digunakan metode-metode atau kriteria-kriteria penilaian investasi. Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu proyek. Melalui metode-metode ini dapat diketahui apakah suatu proyek layak untuk dilaksanakan apabila dipandang dari aspek profitabilitas komersialnya Husnan dan Suwarsono, 2000. Beberapa criteria dalam menilai kelayakan suatu proyek yang paling umum digunakan adalah Net Present Value NPV, Internal Rate Return IRR, Net Benefit per Cost Net BC dan Discounted Payback Periode . Setiap metode ini menggunakan nilai sekarang yang telah di-discount dari arus manfaat dan arus biaya selama umur proyek. a. Teori Biaya dan Manfaat Menurut Gittinger 1986, secara sederhana biaya cost adalah sesuatu yang mengurangi suatu tujuan. Biaya tersebut dikeluarkan sebelum bisnis dimulai dan akan terus ada selama bisnis berlangsung. Sedangkan manfaat benefit didefinisikan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang menggunakan sejumlah biaya atau segala sesuatu yang menambah tujuan. Untuk melakukan analisis proyek, biaya dan manfaat yang diperhitungkan adalah biaya dan manfaat yang dapat diukur nilainya tangible. Yang termasuk ke dalam biaya tangible diantaranya adalah 1 biaya investasi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha; dan 2 biaya operasional, yaitu biaya yang muncul ketika suatu usaha berjalan. Biaya ini mencakup biaya tetap dan biaya variable. Biaya tetap fixed cost merupakan biaya yang jumlahnya tidak tergantung oleh jumlah produksi yang besarnya selalu tetap konstan. Biaya variable Variable cost merupakan biaya yang bergantung pada volume produksi atau dapat disebut biaya aktivitas usaha. Sedangkan komponen yang termasuk ke dalam manfaat tangible adalah penerimaan penjualan perusahaan. b. Konsep Nilai Waktu Uang Time Value of Money Investasi suatu proyek berkaitan dengan usaha dalam jangka waktu yang panjang. Uang memiliki nilai waktu, yaitu uang dihargai secara berbeda dalam waktu berbeda. Konsep nillai waktu uang menyatakan bahwa uang yang diterima sekarang lebih berharga daripada uang yang diterima kemudian. Atau nilai sekarang adalah lebih baik daripada nilai yang sama pada masa yang akan datang Gittinger, 1986. Waktu mempengaruhi nilai uang, sehingga untuk membandingkan nilai uang yang berbeda waktu pengeluaran dan penerimaannya perlu dilakukan penyamaan nilai uang tersebut melalui pemotongan discounting. Penyamaan nilai tersebut menggunakan tingkat diskonto discount rate yang bertujuan untuk melihat nilai uang di masa yang akan datang future value pada saat sekarang present value. Metode analisis yang melibatkan nilai waktu uang adalah metode perhitungan berdiskonto atau metode arus tunai Terpotong Discounted Cash Flow Method . Kriteria analisis finansial yang digunakan pada penelitian ini adalah discounting criteria . Kriteria ini merupakan suatu teknik yang menurunkan nilai manfaat dan biaya pada masa sekarang berdasarkan tingkat diskonto tertentu. Pengguanaan metode ini didasarkan pada pertimbangan bahwa adanya inflasi, reinvestasi dan resiko mengakibatkan perbedaan niali uang saat ini dengan nialai uang pada masa yang akan datang. c. Umur Proyek Untuk menentukan panjangnya umur suatu proyek, terdapat beberapa pedoman yang dapat menjadi acuan dalam peneletian ini, antara lain Kadariah et. al , 1999 : 1. Sebagai ukuran umum dapat diambil suatu periode jangka waktu yang kira-kira sama dengan umur ekonomis dari suatu aset. Yang dimaksudkan dengan umur ekonomis suatu aset ialah jumlah tahun selama pemakaian aset tersebut dan meminimumkan biaya tambahannya. 2. Untuk proyek-proyek yang mempunyai investasi modal yang sangat besar, umur proyek yang digunakan adalah umur teknis. Dalam hal ini, untuk proyek-proyek tertentu, umur teknis dari unsur-unsur pokok investasi adalah lama, tetapi umur ekonomisnya dapat jauh lebih pendek karena obsolescence ketinggalan jaman karena penemuan teknologi baru yang lebih efisien. d. Kriteria Kelayakan Investasi Kriteria dalam menilai kelayakan suatu proyek yang paling umum digunakan adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit per Cost Net BC dan Discounted Payback Periode. Setiap model ini menggunakan nilai sekarang yang telah di-discount dari arus manfaat dan arus biaya selama umur proyek. Net Present Value NPV Net Present Value NPV atau Nilai Sekarang Bersih dari arus manfaat dan arus biaya merupakan nilai bersih sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi, yaitu merupakan selisih antara manfaat dan biaya pada tingkat diskonto tertentu. NPV dari suatu proyek merupakan nilai bersih sekarang arus kas tahunan setelah pajak dikurangi dengan pengeluaran awal Keown, 2001. Suatu proyek dikatakan layak atau bermanfaat untuk dilaksanakan jika NPV proyek tersebut lebih besar atau sama dengan nol NPV 0. Jika nilai NPV sama dengan nol, berarti proyek tidak untung tetapi juga tidak merugi manfaat hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan. Jika nilai NPV lebih kecil daripada nol NPV 0, maka proyek tersebut tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan hal tersebut menunjukan bahwa proyek tersebut tidak tidak layak untuk dijalankan. Oleh karena itu, sumberdaya yang digunakan dalam proyek tersebut sebaiknya dialokasikan pada kegiatan atau proyek lain yang lebih menguntungkan. Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return IRR atau Tingkat Pengembalian Internal adalah tingkat diskonto discount rate yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol, yaitu tingkat bunga atau tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus manfaat dengan nilai sekarang arus biaya. Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya dan menunjukan kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Suatu proyek dikatakan layak jika nilai IRR yang diperoleh proyek tersebut lebih besar dari tingkat diskonto. Sedangkan jika nilai IRR yang diperoleh lebih kecil dari tingkat diskonto, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Penerapan metode ini lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan penerapan metode NPV, karena dalam hal tertentu terdapat kemungkinan dihasilkan nilai IRR yang lebih dari suatu yang dapat membuat nilai NPV sama dengan nol. NPV Rp i=IRR Suku Bunga persen Gambar 1. Grafik Hubungan Antara NPV dan Tingkat Suku Bunga Gambar 1 menunjukan hubungan antara nilai Net Present Value NPV dengan tingkat diskonto i tertentu. Nilai NPV bernilai nol pada saat tingkat diskonto yang digunakan sama dengan IRR i = IRR. Nilai NPV akan bernilai positif apabila tingkat diskonto yang digunakan lebih rendah daripada IRR. Nilai NPV akan berniali negatif jika tingkat diskonto yang digunakan lebih tinggi daripada IRR. Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio merupakan rasio keuntungan per biaya. Rasio ini adalah angka pembanding antara jumlah Present Value yang bernilai positif dengan jumlah present value yang bernilai negatif. Perhitungan ini digunakan untuk melihat berapa kali lipat manfaat yang akan diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Suatu proyek dinyatakan layak jika Net BC lebih besar atau sama dengan satu Net BC =1. Hal ini berarti proyek tersebut layak untuk dilaksanakan. Sedangkan jika nilai Net BC lebih kecil dari satu Net BC 1, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, karena hal tersebut berarti manfaat yang akan diperoleh dari suatu proyek lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek tersebut. Discounted Payback Periode Discounted payback periode Periode Pengembalian Kembali yang Didiskontokan atau tingkat pengembalian investasi merupakan metode yang mengukur periode jangka waktu atau jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal investasi. periode pembayaran kembali yang didiskontokan adalah umur dimana pada tingkat diskonto tertentu, penerimaan bersih kumulatif sama dengan nol dan menunjukan pada umur berapa investasi dapat dikembalikan. Semakin cepat investasi modal dapat kembali, maka semakin baik suatu proyek diusahakan karena modal yang kembali dapat digunakan untuk membiayai kegiatan lainnya. Apabila selama proyek dapat mengembalikan modal sebelum berakhirnya umur proyek, maka proyek tersebut masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi, jika sampai saat proyek berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang digunakan, maka sebaiknya proyek tersebut tidak dilaksanakan.

3.1.3 Analisis Nilai Pengganti Switching Value

Untuk melaksanakan suatu proyek, semua biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh setiap tahun dihitung berdasarkan data yang ada. Sementara itu kondisi lingkungan yang selalu berubah akan mempengaruhi biaya serta manfaat yang akan diperoleh, sehingga terdapat kemungkinan terjadinya suatu kekeliruan atau ketidaktepatan biaya dan penerimaan akibat adanya perubahan-perubahan. Analisis Switching value nilai pengganti mencoba melihat kondisi kelayakan yang terjadi apabila dilakukan perubahan-perubahan dalam biaya dan manfaat. Switching value dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana perubahan yang terjadi dapat ditoleransi dan akhirnya membuat suatu usaha tidak layak diusahakan. Pada analisis switching value dicari beberapa nilai pengganti pada komponen biaya dan manfaat dapat terjadi, yang masih memenuhi criteria minimum kelayakan investasi atau masih mendapatkan keuntungan normal. Keuntungan normal terjadi apabila nilai NPV sama dengan nol, IRR sama dengan tingkat diskonto yang digunakan, dan niali Net BC sama dengan satu cateris paribus

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional