pincang. Artinya, daerah yang maju kian maju dan yang terbelakang akan makin ketinggalan. Jadi pertumbuhan antara daerah akan mengarah kepada
hetteorgenous makin pincang.
2.2.3 Teori Pertumbuhan Neoklasik.
Teori pertumbuhan neoklasik dikembangkan oleh Robert M. Solow dari Amerika Serikat dan T.W. Swan dari Australia. Model Solow-Swan
menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang saling berinteraksi dengan model fungsi
produksi yang memungkinkan adanya substitusi antara kapital K dan tenaga kerja L. Oleh sebab itu, fungsi produksinya berbentuk :
Y
i
= f
i
K,L,t ........................................................................................ 2.13 Dalam kerangka ekonomi wilayah, Richardson kemudian menderivasikan rumus
di atas menjadi sebagai berikut : Y
i =
a
i
k
i
+ 1-a
i
n
i
+ T
i
..................................................................... 2.14 dimana :
Y
i
: besarnya output K
i
: tingkat pertumbuhan modal n
i
: tingkat pertumbuhan tenaga kerja T
i
: kemajuan teknologi a
: bagian yang di hasilkan oleh faktor modal 1- a : bagian yang dihasilkan oleh faktor di luar modal
Agar faktor produksi selalu berada pada kapasitas penuh perlu mekanisme yang menyamakan investasi dengan tabungan dalam kondisi full employment.
Dengan demikian, pertumbuhan mantap membutuhkan syarat bahwa :
p i
K i
Y i
a i
MPK
……………………………….……………….… 2.15 MPK
i
= Marginal productivity of capital Jika p sudah tertentu dan a tetap konstan maka Y dan K harus tumbuh dengan
tingkat yang sama. Syarat keseimbangan bagi keseluruhan sistem adalah
1 1
i i
i S
i I
……………………………..………..….……….…… 2.16
walaupun dari suatu region tabungan bisa saja tidak sama dengan investasi Suatu daerah akan mengimpor modal jika tingkat pertumbuhan modalnya
lebih kecil dari rasio tabungan domestik terhadap modal. Dalam pasar sempurna marginal productivity of labour
MPL adalah fungsi langsung tapi bersifat terbalik dari marginal productivity of capital MPK. Hal ini bisa dilihat dari nilai
rasio modal tenaga kerja KL. Apabila tiap daerah dimisalkan menghasilkan output yang homogen dan
fungsi produksi yang identik maka di daerah yang KL-nya tinggi terdapat upah riil yang tinggi dan MPK yang rendah. Adapun di daerah yang KL-nya rendah
terdapat upah riil yang rendah tetapi MPK yang tinggi. Sebagai akibatnya modal akan mengalir dari daerah yang upahnya tinggi ke daerah yang upahnya rendah
karena akan memberikan balas jasa untuk modal yang lebih tinggi. Sebaliknya, tenaga kerja akan mengalir dari daerah upah rendah ke daerah upah tinggi.
Mekanisme di atas pada akhirnya menciptakan balas jasa faktor-faktor produksi di semua daerah sama. Dengan demikian, perekonomian regional pendapatan per
kapita regional akan mengalami proses konvergensi makin sama. Analisis lanjutan dari paham Neoklasik menunjukkan bahwa untuk
terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap steady growth, diperlukan suatu tingkat S saving yang pas dan seluruh keuntungan pengusaha diinvestasikan
kembali di wilayah tersebut.
2.2.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi Regional dan Interregional.