Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan

6.1.5 Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan

Salah satu keunggulan analisis dengan model 1-0 ini adalah dapat menganalisis seberapa jauh tingkat hubungan atau keterkaitan antar sektor produksi. Besarnya tingkat keterkaitan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu daya dorong ke hilir {forward linkage atau disebut juga derajat kepekaan, dan daya mengait ke hulu backward linkage atau biasa disebut daya penyebaran. Dari daya penyebaran dan derajat kepekaan ini diturunkan pula indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan. Kedua analisis di atas dapat digunakan sebagai pedoman untuk menganalisis dan menentukan sektor-sektor unggulan yang akan dikembangkan dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah.

6.1.5.1 Indeks Daya Penyebaran IDP

Sektor yang memiliki daya penyebaran DP yang tinggi mengindikasikan sektor tersebut memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sektor lain. Sebaliknya sektor yang memiliki derajat kepekaan DK tinggi berarti sektor tersebut memiliki keterkaitan kedepan atau daya dorong yang cukup kuat dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Pada tabel 18 disajikan indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan sektor-sektor produksi di Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Adapun indeks daya penyebaran IDP memberikan indikasi bahwa sektor- sektor yang memiliki indeks daya penyebaran lebih dari satu, berarti daya penyebaran sektor tersebut di atas rata-rata daya penyebaran secara keseluruhan. Pengertian yang sama juga berlaku untuk indeks derajat kepekaan IDK. Sektor yang mempunyai indeks derajat kepekaan lebih dari satu, berarti derajat kepekaan sektor tersebut di atas derajat kepekaan rata-rata secara keseluruhan. Berdasarkan Tabel 18, pada tahun 2005 dapat dilihat sektor-sektor produksi yang memiliki daya penyebaran tinggi di Kepulauan Bangka Belitung, Lima tertinggi sektor tersebut meliputi Industri makanan minuman, industri pengolahan hasil laut, angkutan udara, industri barang dari logam, Industri dasar besi dan baja dan logam dasar bukan besi. Tabel 18. Sektor Produksi yang memiliki Daya Penyebaran Tinggi Menurut Provinsi Tahun 2005 Tabel 18. Lanjutan Prop No SEKTOR IDP B angka B eli tung 1 Industri makanan minuman 2.56 2 Industri pengolahan hasil laut 2.29 3 Angkutan Udara 1.80 4 Industri barang dari logam 1.78 5 Industri dasar besi dan baja dan logam dasar bukan besi 1.72 6 Industri petrokimia 1.71 7 Listrik, gas dan air bersih 1.70 8 Industri alat angkutan dan perbaikannya 1.57 9 Bangunan 1.55 10 Industri pulp dan kertas 1.54 11 Industri barang kayu, rotan dan bambu 1.53 12 Industri kelapa sawit 1.52 13 Hotel dan Restoran 1.45 14 Angkutan Air 1.42 15 Industri tekstil dan produk tekstil 1.34 16 Peternakan dan hasil-hasilnya 1.23 17 Industri karet dan barang dari karet 1.14 18 Industri lainnya 1.13 19 Angkutan darat 1.11 S umate ra S elata n 1 Padi 0.16 2 Industri kelapa sawit 1.91 3 Industri pengolahan hasil laut 1.88 4 Industri lainnya 1.82 5 Industri makanan minuman 1.77 6 Angkutan Udara 1.71 7 Listrik, gas dan air bersih 1.63 8 Industri karet dan barang dari karet 1.60 9 Industri tekstil dan produk tekstil 1.57 10 Industri dasar besi dan baja dan logam dasar bukan besi 1.53 11 Industri barang dari logam 1.49 12 Angkutan Air 1.49 13 Industri pulp dan kertas 1.45 14 Industri barang kayu, rotan dan bambu 1.43 15 Industri semen 1.37 16 Bangunan 1.32 17 Hotel dan Restoran 1.30 18 Industri petrokimia 1.21 19 Pengilangan minyak bumi 1.14 20 Angkutan darat 1.14 DK I Ja ka rt a 1 Industri pengolahan hasil laut 2.26 2 Industri kelapa sawit 1.98 3 Industri barang kayu, rotan dan bambu 1.87 4 Angkutan Air 1.78 5 Bangunan 1.67 6 Industri lainnya 1.63 Tabel 18. Lanjutan Prop No SEKTOR IDP 7 Industri petrokimia 1.59 8 Industri makanan minuman 1.55 9 Hotel dan Restoran 1.52 10 Listrik, gas dan air bersih 1.50 11 Industri karet dan barang dari karet 1.43 12 Industri tekstil dan produk tekstil 1.37 13 Industri alas kaki 1.33 14 Angkutan Udara 1.30 15 Angkutan darat 1.19 16 Industri barang dari logam 1.17 17 Industri dasar besi dan baja dan logam dasar bukan besi 1.02 18 Industri mesin listrik dan peralatan listrik 1.00 19 Industri alat angkutan dan perbaikiannya 1.00 Ja wa B ar at 1 Industri barang kayu, rotan dan bambu 1.68 2 Angkutan Udara 1.65 3 Industri dasar besi dan baja dan logam dasar bukan besi 1.59 4 Industri mesin listrik dan peralatan listrik 1.58 5 Angkutan Air 1.55 6 Industri pengolahan hasil laut 1.54 7 Industri tekstil dan produk tekstil 1.51 8 Industri barang dari logam 1.50 9 Industri kelapa sawit 1.48 10 Industri makanan minuman 1.42 11 Industri alas kaki 1.37 12 Bangunan 1.33 13 Industri karet dan barang dari karet 1.31 14 Industri petrokimia 1.28 15 Industri pulp dan kertas 1.22 16 Industri alat angkutan dan perbaikiannya 1.21 17 Listrik, gas dan air bersih 1.19 18 Industri semen 1.14 19 Hotel dan Restoran 1.08 20 Peternakan dan hasil-hasilnya 1.07 21 Industri lainnya 1.03 22 Angkutan darat 1.03 B anten 1 Pertambangan minyak, gas dan panas bumi 2.37 2 Angkutan Udara 1.91 3 Industri pengolahan hasil laut 1.65 4 Industri makanan minuman 1.65 5 Industri barang kayu, rotan dan bambu 1.58 6 Industri mesin listrik dan peralatan listrik 1.50 7 Industri pulp dan kertas 1.47 8 Angkutan Air 1.46 9 Listrik, gas dan air bersih 1.46 10 Industri lainnya 1.44 11 Industri alas kaki 1.39 12 Industri tekstil dan produk tekstil 1.34 13 Industri alat angkutan dan perbaikiannya 1.30 Tabel 18. Lanjutan Prop No SEKTOR IDP 14 Industri kelapa sawit 1.25 15 Angkutan darat 1.24 16 Hotel dan Restoran 1.19 17 Industri dasar besi dan baja dan logam dasar bukan besi 1.14 18 Industri karet dan barang dari karet 1.09 19 Bangunan 1.08 20 Peternakan dan hasil-hasilnya 1.01 21 Industri barang dari logam 1.01 R es t of I ndone sia 1 Industri barang kayu, rotan dan bambu 2.42 2 Angkutan Udara 2.37 3 Industri pengolahan hasil laut 2.22 4 Industri makanan minuman 2.16 5 Pengilangan minyak bumi 2.09 6 Angkutan Air 1.89 7 Industri kelapa sawit 1.87 8 Industri pulp dan kertas 1.75 9 Industri semen 1.52 10 Peternakan dan hasil-hasilnya 1.32 11 Bangunan 1.29 12 Listrik, gas dan air bersih 1.18 13 Angkutan darat 1.15 14 Hotel dan Restoran 1.11 15 Industri dasar besi dan baja dan logam dasar bukan besi 1.10 16 Pertambangan batu bara, biji logam dan penggalian lainnya 1.02 Sumber : Diolah dari Tabel IRIO 2000 dan 2005 Bappenas

6.1.5.2 Indeks Derajat Kepekaan IDK

Adapun indeks daya penyebaran IDP memberikan indikasi bahwa sektor- sektor yang memiliki indeks daya penyebaran lebih dari satu, berarti daya penyebaran sektor tersebut di atas rata-rata daya penyebaran secara keseluruhan. Pengertian yang sama juga berlaku untuk indeks derajat kepekaan IDK. Sektor yang mempunyai indeks derajat kepekaan lebih dari satu, berarti derajat kepekaan sektor tersebut di atas derajat kepekaan rata-rata secara keseluruhan. Pada tabel 19 dapat dilihat indeks derajat kepekaan Kepulauan Bangka Belitung, sektor-sektor yang memiliki derajat kepekaan tinggi di atas rata-rata sektor lainnya dengan nilai indeks derajat kepekaan lebih besar daripada satu. Selanjutnya pada Tabel 19 dapat dilihat pada indeks derajat kepekaan Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa barat dan Banten, sektor-sektor yang memiliki derajat kepekaan tinggi di atas rata-rata sektor lainnya dengan nilai indeks derajat kepekaan lebih besar daripada satu. Tabel 19. Sektor Produksi yang memiliki Derajat Kepekaan Tinggi Menurut Provinsi Tahun 2005 Tabel 19 Lanjutan Prop No SEKTOR IDK B a n g ka B e litu n g 1 Bangunan 4.74 2 Pertambangan batu bara, biji logam dan penggalian lainnya 4.40 3 Perikanan 3.51 4 Perdagangan 2.89 5 Industri dasar besi dan baja dan logam dasar bukan besi 2.86 6 Tanaman perkebunan 2.57 7 Industri kelapa sawit 2.56 8 Jasa-jasa lainnya 2.12 9 Tanaman bahan makanan lainnya 1.88 10 Industri barang kayu, rotan dan bambu 1.36 S u m a te ra S e la ta n 1 Pengilangan minyak bumi 4.61 2 Perdagangan 4.00 3 Industri karet dan barang dari karet 3.40 4 Pertambangan minyak, gas dan panas bumi 2.86 5 Jasa-jasa lainnya 2.30 6 Industri kelapa sawit 2.29 7 Perikanan 1.97 8 Tanaman perkebunan 1.68 9 Pertambangan batu bara, biji logam dan penggalian lainnya 1.52 10 Padi 1.41 11 Listrik, gas dan air bersih 1.19 12 Bangunan 1.07 D K I Ja ka rta 1 Perdagangan 7.91 2 Industri alat angkutan dan perbaikiannya 6.10 3 Jasa-jasa lainnya 5.03 4 Lembaga keuangan 4.26 5 Bangunan 1.75 6 Komunikasi 1.59 Ja w a B a ra t 1 Perdagangan 3.54 2 Industri mesin listrik dan peralatan listrik 3.43 3 Industri tekstil dan produk tekstil 2.94 4 Industri alat angkutan dan perbaikiannya 2.49 5 Industri barang dari logam 2.33 6 Industri petrokimia 2.20 7 Industri karet dan barang dari karet 1.98 8 Pertambangan minyak, gas dan panas bumi 1.42 9 Industri pulp dan kertas 1.41 10 Jasa-jasa lainnya 1.33 11 Bangunan 1.30 12 Pengilangan minyak bumi 1.25 13 Industri makanan minuman 1.09 B a n te n 1 Perdagangan 4.59 2 Industri petrokimia 3.25 3 Industri tekstil dan produk tekstil 3.07 Tabel 19 Lanjutan Prop No SEKTOR IDK 4 Industri karet dan barang dari karet 2.78 5 Industri pulp dan kertas 2.16 6 Jasa-jasa lainnya 2.08 7 Industri lainnya 1.74 8 Angkutan Udara 1.66 9 Angkutan darat 1.52 10 Industri mesin listrik dan peralatan listrik 1.42 11 Industri dasar besi dan baja dan logam dasar bukan besi 1.41 12 Industri makanan minuman 1.21 13 Industri barang kayu, rotan dan bambu 1.15 14 Padi 1.14 R e st O f In d o n e si a 1 Industri makanan minuman 4.07 2 Pengilangan minyak bumi 2.89 3 Pertambangan batu bara, biji logam dan penggalian lainnya 2.75 4 Industri kelapa sawit 2.73 5 Perdagangan 2.60 6 Tanaman perkebunan 2.27 7 Industri pulp dan kertas 1.77 8 Pertambangan minyak, gas dan panas bumi 1.75 9 Perikanan 1.56 10 Jasa-jasa lainnya 1.17 11 Industri karet dan barang dari karet 1.13 12 Kehutanan 1.06 13 Industri barang kayu, rotan dan bambu 1.03 Sumber : Diolah dari Tabel IRIO 2005 Bappenas

6.1.6 Neraca Perdagangan Antar Provinsi