nonpertambangan sebesar 73,75, sedangkan yang memilih bidang pertambangan umum sebesar 26,25. Kegiatan nonpertambangan tersebut terdiri dari kegiatan
industri dan perdagangan sebesar 33,01, wiraswasta 22,33 dan pertanian 22,33. Dari hasil studi tersebut menunjukkan bahwa eks pekerja tambang timah
lebih cenderung memilih pekerjaan ke kegiatan nopertambangan khususnya industri dan perdagangan, wiraswata dan pertanian. Potensi pengembangan
kegiatan tersebut terbuka dengan berkembangnya kegiatan perkebunan lada dan kelapa sawit, perikanan, industri kecil khususnya industri makanan dan industri
kerajinan dari logam timah. Kegiatan ini sangat potensial dalam pengembangan kewirausahaan lokal khususnya dalam peningkatan pendapatan masyarakat
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berdirinya Politehnik manufaktur di kotamadya Pangkalpinang memberikan angin segar untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengingat potensi kegiatan industri pengolahan cukup besar.
5.6.5 Pengaruh Pertambangan Timah Terhadap Kegiatan Ekonomi
Pengaruh kegiatan pertambangan timah terhadap kegiatan ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
1 terhadap pertumbuhan ekonomi, dan 2 terhadap keterkaitan antar kegiatan. Seperti telah di bahas pada bagian sebelumnya bahwa pertambangan timah
mempunyai peranan penting dalam perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Oleh karena itu perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
sangat bergantung pada kegiatan pertambanagn timah, Dengan menggunakan indikator pertumbuhan menunjukkan bahwa menurunnya laju pertumbuhan
kegiatan pertambangan timah diikuti pula oleh penurunan laju pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Meningkatnya laju pertumbuhan PDRB tanpa timah terutama dari subkegiatan perikanan dan perkebunan, tetapi kontribusinya masih kecil terhadap
PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Demikian pula terjadinya peningkatan harga timah yang menggembirakan tetapi permintaan luar dan adanya
kuota timah sangat mempengaruhi produksi timah. Pengaruh tersebut terlihat dari menurunnya laju pertumbuhan produksi timah.
Keterkaitan pertambangan timah dengan kegiatan lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1 keterkaitan ke
depan industri hilir, 2 keterkaitan ke belakang industri hulu. Keterkaitan ke depan melibatkan keterkaitan produk dari kegiatan pertambangan timah terhadap
kegiatan ekonomi lainnya terutama kegiatan industri pengolahan hasil pertambangan timah. Sedangkan keterkaitan ke belakang adalah yang mendukung
kegiatan produksi pertambangan timah terutama kegiatan yang merupakan asset pertambangan timah seperti : balai karya, docking kapal dan pabrik zat asam.
Berdasarkan asset Input-Output Provinsi Sumatera Selatan tahun 1988 berdasarkan 7 sektor Sahminan et al, 1992, Keterkaitan pertambangan timah
dengan industri hilir hulu kecil. Pengaruh yang besar adalah terhadap kegiatan industri yang berbasis pertambangan timah menunjukkan angka 0,134245.
Dengan demikian, kegiatan pertambangan timah memberikan pengaruh yang kecil terhadap kegiatan produktif lainnya. Permasalahan yang dihadapi adalah bahwa
kegiatan pertambangan timah sebagian besar 95 masih diekspor dan 5 saja digunakan untuk kebutuhan dalam negeri.
Sedangkan kegiatan industri hulu masih bersifat nonprofitbale. Usaha yang dilakukan masih melayani kegiatan pertambangan, sedangkan pelayanan dalam
skala yang lebih besar masih kurang. Uraian mengenai keterkaitan subsektor pertambangan timah dan sektor lainnya dikaji lebih detail pada Bab selanjutnya.
5.7 Karakteristik Infrastruktur Wilayah