6.2 Struktur Perekonomian
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Setelah Transformasi dari Sektor Pertambangan Timah ke Sektor Non
Pertambangan Timah
6.2.1 Analisis Sistem Dinamik
Untuk menganalisa struktur perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung setelah transformasi dari sektor pertambangan Timah ke non timah, pada
sub bab ini akan dilakukan analisis sistem dinamik sektor perekonomian. Analisis dinamik sektor perekonomian ini berdasarkan data IRIO tahun 2005 sebagai basis
data dalam pembuatan model sistem dinamik. Model sistem dinamik yang menggunakan basis data IRIO 2005 ini hanya
mengkaitkan 6 sektor hasil agregasi dari data IRIO 2005, 35 sektor yaitu sektor pertanian, timah, tambang lainnya selain timah, industri pengolahan,
perdagangan hotel restoran, dan jasa lainnya. Sedangkan provinsi yang dimasukkan dalam model adalah Provinsi Jawa Barat dengan pertimbangan
bahwa berdasarkan data IRIO 2005, Provinsi yang paling besar kontribusinya dalam hubungan perekonomian dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
adalah Provinsi Jawa Barat. Sedangkan provinsi lainnya dimasukkan dalam kelompok Rest of Indonesia. Model sistem dinamik yang ditampilkan dalam
laporan ini adalah untuk sektor timah di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sedangkan lima sektor lainnya dan sektor lainnya di Provinsi Jawa Barat
ditampilkan dalam lampiran. Sebelum dilakukan analisis struktur perekonomian menggunakan sistem
dinamik, terlebih dahulu dilakukan analisis input-output regional tahun 2005. Untuk analisis ini dilakukan agregasi jumlah sektor yang dianalisis dari 35 sektor
menjadi 6 sektor dengan memisahkan timah dari sektor pertambangan.
Analisis Sektor Unggulan
Berdasarkan kriteria pada Tabel 6, maka diperoleh total skor masing-masing sektor yang dapat dilihat pada tabel 20.
Tabel 20 Skor Total Masing-Masing Sektor
Kode Sektor
TOTAL SKOR
1 Pertanian
21 3
Industri 20
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
15 2
Pertambangan 14
5 Konstruksi
14 7
Angkutan dan Komunikasi 13
9 Jasa Lainnya
12 4
Listrik, Gas, dan Air Minum 10
8 Lembaga Keuangan
7 Sumber : Data diolah 2012
Sektor unggulan yang layak dikembangkan untuk keberlanjutan pembangunan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sektor
pertanian dan industri.
Gambar 14. Transformasi Struktur Perekonomian Prov. Kep. Babel Berdasar Harga Berlaku 2000-2009
Gambar 15. Transformasi Struktur Ketenagakerjaan Prov. Kep. Bangka Belitung 2001-2010
Gambar 14 dan Gambar 15 memperlihatkan proses transformasi struktur perekonomian dan ketenagakerjaan di Provinsi Bangka Belitung, sebelum
1000000 2000000
3000000 4000000
5000000 6000000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Ju ta
Rup iah
Tani Timah
Tmbg Industri
Dagang Jasa
50000 100000
150000 200000
250000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Jum lah
T K
Tani Timah
Tmbg Industri
Dagang Jasa
berakhirnya tambang timah, data PDRB sampai tahun 2009, dan data ketenagakerjaan sampai tahun 2010.
Sektor Industri sejak tahun 2000 memberikan kontribusi paling tinggi dalam sumbangannya terhadap PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, disusul oleh
sektor pertanian dan sektor jasa. Tetapi mulai tahun 2003 sektor jasa lebih unggul dibandingkan sektor pertanian dalam berkontribusi terhadap PDRB Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Hal yang cukup menarik dari proses transformasi struktur perekonomian tersebut adalah, pada tahun 2005 PDRB timah mengalami
lonjakan yang cukup besar, hingga mengalahkan PDRB pertanian. Ternyata lonjakan PDRB timah ini diikuti oleh sektor-sektor yang lain yaitu sektor industri
dan jasa. Dalam penyerapan tenaga kerja seperti terlihat pada gambar 15, ternyata terjadi transformasi ketenaga kerjaan dari sektor timah ke sektor pertanian, yaitu
ketika jumlah tenaga kerja pada sektor timah mengalami peningkatan, jumlah tenaga kerja sektor pertanian mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya,
ketika jumlah tenaga kerja sektor timah turun, terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja sektor pertanian. Hal ini menunjukkan adanya transformasi ketenagakerjaan
antara sektor timah dengan sektor pertanian. Hal lain yang cukup menarik adalah walaupun sektor industri mempunyai
PDRB tertinggi dibandingkan sektor lain, tetapi penyerapan tenaga kerja sektor ini sangat rendah, menunjukkan bahwa sektor industri tidak mampu menciptakan
jumlah tenaga kerja yang banyak dibanding sektor pertanian.
Perubahan Final Demand
Formula yang digunakan ΔFD = ΔC + ΔG + ΔX + ΔI – ΔM
Berdasarkan rumusan tersebut, perubahan final demand merupakan penjumlahan perubahan pengeluaran konsumsi rumah tangga ΔC, perubahan
pengeluaran konsumsi pemerintah ΔG, perubahan ekspor ΔX, perubahan investasi ΔI, dikurangi dengan perubahan impor ΔM masing-masing sektor.
Perubahan konsumsi rumah tangga, perubahan pengeluaran pemerintah, perubahan ekspor dan perubahan investasi akan menambah final demand
sedangkan perubahan impor akan bersifat mengurangi final demand.
Perubahan pengeluaran pemerintah dihitung dari perkalian antara pengeluaran konsumsi pemerintah dengan laju pertumbuhan pengeluaran
konsumsi pemerintah yang dikehendaki. Perubahan pengeluaran konsumsi pemerintah ini selanjutnya akan menambah pengeluaran konsumsi pemerintah
yang dikehendaki. Laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah adalah parameter kebijakan yang dalam simulasi nilainya dapat diubah-ubah sesuai
dengan kebijakan yang akan dilakukan Perubahan ekspor dihitung dari perkalian antara ekspor dengan laju
pertumbuhan ekspor yang dikehendaki. Perubahan ekspor ini selanjutnya akan menambah ekspor yang dikehendaki. Laju pertumbuhan ekspor merupakan
parameter kebijakan yang dalam semulasi nilainya dapat diubah sesuai dengan kebijakan yang akan diambil.
Perubahan pengeluaran komsumsi rumah tangga dihitung berdasarkan kecenderungan tambahan konsumsi marginal yaitu angka perbandingan antara
tambahan konsumsi dan tambahan pendapatan; rasio setiap tambahan pendapatan akibat konsumen mengalokasikan dana untuk konsumsi marginal propensity to
consume Perubahan impor dihitung dihitung dari perkalian rasio impor terhadap
output dengan rata-rata perubahan output masing-masing sektor. Rasio impor
terhadap output dan rata-rata perubahan output mempunyai hubungan positif dengan perubahan impor. Artinya jika rata-rata perubaha output dan rasio impor
terhadap output meningkat, maka perubahan impor juga akan meningkat atau sebaliknya jika rata-rata perubahan output dan rasio impor terhadap output
menurun, maka perubahan impor juga akan menurun. Perubahan investasi dihitung dari perkalian antara pertambahan investasi
yang dikehendaki dengan rata-rata investasi masing-masing sektor. Pertambahan investasi merupakan parameter kebijakan yang dalam simulasi angkanya dapat
diubah sesuai dengan kebijakannya. Pertambahan investasi yang dikehendaki dan rata-rata investasi mempunyai hubungan positif dengan perubahan investasi.
Artinya jika rata-rata investasi dan pertambahan investasi yang dikendaki mengalami peningkatan, maka perubahan investasi juga akan mengalami
peningkatan atau sebaliknya jika ra-rata investasi dan pertambahan investasi yang
dikehendaki mengalami penurunan, maka perubahan investasi juga akan mengalami penurunan.
Gambar 16 Diagram Alir Perubahan Final Demand untuk Komoditas Timah di Prov. Kepulauan Bangka Belitung
Perubahan Output
Perubahan output sektor untuk masing-masing sektor diperoleh dari hasil perkalian matriks invers koefisien Interregional Input-Output masing-masing
sektor dengan perubahan final demand masing-masing sektor tersebut. Ke delapan
Perubahan Final Demand Timah Prov. Bangka Belitung
Ta hun_Sk e na rio Ta hun_Sk e na rio
Ta hun_Sk e na rio
Ta hun_Sk e na rio INVEST_TIMAH_1
INVEST_TIMAH_1 KO R _tim a h_ydk h_1
PDR B_TIMAH_1 ra sio _nt_thd_output_ti
m a h_1
lj_ha rga _tim a h pe rub_X_tim a h_1
lj_prtm bhn_X_tim a h_s k e na rio _1
Lj_pe rtm bhn_X_tim a h_ hist_1
lj_prtm bhn_X_tim a h_y dk h_1
X_tim a h_ydk h_1
pe rt_inv_Tim a h_hist_1 pe rt_inv_tim a h_sk e na r
io_1 lj_prtm bh_G_tim a h_sk
e na rio _1 lj_prtm bh_G_tim a h_his
t_1 Lj_prtm bh_G_tim a h_yd
k h_1
pe rt_inv_tim a h_ydhk _1 pe nga li_M_Tim a h_ydk
h_1
um ur_k a p_Tim a h_1 pe nga li_M_Tim a h_hist
_1 M_TIMAH_1
x _tim a h_Awa l_1 X_Tim a h_1
Ex pe cta tion_Form a tion _Tim e _1
MPC _Tim a h_1 M_tim a h_ydk h_1
W k _pe ny_ra ta 2_x _tim a h_1
C _Tim a h_1 C _Tim a h_1
ra sio _X_thd_output_ti m a h_1
wk _pe ny_ra ta 2_G_tim a h_1
pe rub_C _tim a h_1 Ex pe cte d_Incom e _1
ra sio _M_Tim a h_thd_ou tput_1
PER UB_FD_TIMAH_1 FD_TIMAH_1
Pe rub_O utput_Tim a h_ 1
De pre sia si_tim a h05_1 PDR B_TIMAH_AW AL_1
G_Tim a h_1 output_tim a h05_1
output_tim a h05_1
output_tim a h05_1 k a pita l_tim a h05_1
ra ta 2_pe rub_output_ti m a h_1
ra ta 2_Inve st_tim a h_1 ra ta 2_X_thd_tim a h_1
G_tim a h_Ydk h_1
G_tim a h_Ydk h_1 R a ta 2_G_tim a h_1
wk _ra ta 2_inv_tim a h_1 li_prtm bhn_output_tim
a h_1 wk _ra ta 2_output_tim a
h_1 nila i_pe rub_output_tim
a h_a wa l_1 pe nga li_Inv_tim a h_1
Nila i_Inv_tim a h_a wa l_1 pe nga li_M_Tim a h_sk e
na rio _1 pe rub_M_tim a h_1
pe rub_INV_tim a h_1 M_tim a h_a wa l_1
ra sio _M_Tim a h_thd_ou tput_a wa l_1
Pe rub_G_tim a h_1 R a sio _G_tim a h_thd_ou
tput_1 G_tim a h_a wa l_1
belas koefisien dan kedelapan belas perubahan final demand pada masing-masing sektor mempunyai hubungan positif dengan perubahan outputnya masing-masing.
Artinya jika kedelapanbelas koefisien dan perubahan final demand pada masing- masing sektor meningkat, maka perubahan output juga akan meningkat.
Sebaliknya jika ke-18 koefisien dan kedelapan belas perubahan final demand pada masing-masing sektor menurun, maka perubahan output juga akan menurun.
Perubahan output ini bersama dengan besarnya KOR untuk masing-masing sektor selanjutnya akan menentukan pertambahan kapital yang diinginkan pada
masing-masing sektor. Pertambahan kapital yang diinginkan selanjutnya akan menentukan besarnya investasi yang diinginkan di setiap sektornya.
Investasi dan Kapital
Perubahan output yang telah dihitung pada bagian sebelumnya akan dipakai untuk menghitung besarnya penambahan kapital yang dikehendaki pada masing-
masing sektor. Pertambahan kapital yang dikehendaki masing-masing sektor dalam model
yang dibangun ditentukan oleh perkalian antara perubahan output dengan besarnya KOR pada masing-masing sektor. Perubahan output dan besarnya
koefisien KOR mempunyai hubungan positif dengan tambahan kapital yang dikehendaki masing-masing sektor. Artinya jika perubahan output dan koefisien
KOR meningkat, maka pertambahan kapital yang dikehendaki akan meningkat juga, atau sebaliknya jika perubahan output dan koefisien KOR menurun, maka
tambahan kapital yang dikehendaki akan menurun. Pertambahan kapital yang diinginkan bersama-sama dengan depresiasi akan
menentukan besarnya investasi yang dikehendaki pada masing-masing sektor. Investasi yang dikehendaki dihitung dengan menjumlahkan pertambahan kapital
yang diinginkan dengan depresiasinya. Jadi investasi yang dikehendaki akan semakin besar kalau pertambahan kapital yang dikehendaki dan depresiasinya
juga akan semakin besar, atau sebaliknya investasi yang dikehendaki akan semakin kecil jika pertambahan kapital yang dikehendaki dan depresiasinya
semakin kecil.
Diagram Alir Perubahan Output Timah Prov. Bangka Belitung
PER UB_FD_JASA_2 PER UB_FD_PER TANIAN_2
PER UB_FD_PER TANIAN_3
PER UB_FD_JASA_1 PER UB_FD_D AGAN G_1
PER UB_FD_IND USTRI_3 PER UB_FD_IND USTRI_1
PER UB_FD_TAMBANG_1
PER UB_FD_JASA_3 PER UB_FD_D AGAN G_3
PER UB_FD_PER TANIAN_1
PER UB_FD_TAMBANG_3
PER UB_FD_IND USTRI_2 PER UB_FD_TAMBANG_2
PER UB_FD_D AGAN G_2 PER UB_FD_TIMAH_1
PER UB_FD_TIMAH_2 PER UB_FD_TIMAH_3
Perub_Output_Timah_1
Koef_A21_BB Koef_A22_BB
Koef_A23_BB Koef_A24_BB
Koef_A25_BB Koef_A26_BB Koef_A21_BJ Koef_A22_BJ Koef_A23_BJ Koef_A24_BJ
Koef_A21_BI Koef_A22_BI
Koef_A23_BI Koef_A24_BI
Koef_A25_BI Koef_A26_BJ
Koef_A25_BJ
Koef_A26_BI
Gambar 17 Diagram alir perubahan output untuk komoditas timah di Prov. Kepulauan Bangka Belitung
Depresiasi diperoleh dengan cara membagi kapital dengan umur kapital pada masing-masing sektor. Depresiasi dengan umur kapital mempunyai
hubungan negatif sedangkan depresiasi dengan kapitalnya sendiri mempunyai hubungan positif. Artinya semakin lama umur kapital maka depresiasinya
semakin kecil, sedangkan semakin besar nilai kapital maka depresiasinya akan semakin besar juga.
Kapital ditentukan oleh investasi dan depresiasinya. Kapital akan bertambah karena adanya investasi dan berkurang karena depresiasi. Nilai kapital ini
selanjutnya akan dipakai dalam perhitungan output. Investasi ditentukan oleh besarnya tingkat investasi yang diinginkan.
Hubungan antara investasi dengan tingkat investasi yang diinginkan adalah positif, artinya semakin besar tingkat investasi yang diinginkan maka semakin
besar pula investasi yang terjadi.
Output
Output masing-masing sektor dihitung dengan menggunakan konsep KOR.
Output masing-masing sektor diperoleh dengan membagi kapital masing-masing
sektor dengan KOR-nya. Kapital dengan output mempunyai hubungan positif, artinya semakin besar nilai kapital maka output juga akan semakin besar.
Sebaliknya, KOR dengan output mempunyai hubungan negatif, artinya semakin besar nilai KOR maka semakin kecil nilai outputnya. Besarnya KOR ini dapat
dijadikan sebagai –parameter kebijakan, yaitu untuk menstimulasikan perilaku
suatu sektor produksi apabila sektor produksi tersebut lebih diarahkan ke sektor produksi hulu dan hilir. Nilai output sektor selanjutnya akan dipakai untuk
menghitung besarnya PDRB masing-masing sektor tersebut.
PDRB
PDRB dalam model diperoleh dari hasil perkalian antara output masing- masing sektor dengan rasio nilai tambah masing-masing sektor terhadap
output nya masing-masing. Output dengan rasio nilai tambah terhadap output pada
masing-masing sektor memperlihatkan hubungan positif, jika output dan rasio nilai tambah terhadap outputnya meningkat maka PDRB juga akan mengalami
peningkatan dan sebaliknya. PDRB masing-masing sektor ini selanjutnya akan dipakai dalam perhitungan kebutuhan tenaga kerja pada masing-masing sektor
tersebut.
Gambar 18 Diagram alir investasi, output dan PDRB untuk komoditas timah di Prov. Kepulauan Bangka Belitung
Perhitungan keterkaitan antar sektor dengan menggunakan tabel input output regional IRIO selain dapat menghitung besarnya perubahan final demand,
perubahan konsumsi rumah tangga, perubahan konsumsi pemerintah, perubahan ekspor dan perubahan import dapat juga menghitung besarnya final demand,
konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor yang terjadi pada masing-masing sektor pada masing-masing wilayah. Besarnya pengeluaran
pemerintah dan ekspor ditentukan dengan rumusan sebagai berikut :
Investasi, Output PDRB Timah Prov. Bangka Belitung
Tahun_Sk e nario
Sisa _C ad_Tim ah Sisa _C ad_Tim ah
inve st_tim ah_ydk h_1 Pe rub_inve st_tim ah_1
Le ve l_9 R ate _5
INVEST_TIMAH_1 KO R _tim ah_sk e nario _
1
KO R _tim ah_ydk h_1
KO R _tim ah_ydk h_1 PDR B_TIMAH_1
lj_prtm bh_prodtv_tk _ti m ah_ydk h_1
rasio_nt_thd_output_ti m ah_1
Lj_pe rt_prodk tv_TK_Ti m ah_Sk e nario _1
Lj_pe rt_Prodtv_TK_Tim a h_Hist_1
lj_harga _tim ah tk _TIMAH_1
wk _sk e nario _prodtv_T K_tim ah_1
pe rt_KAP_Tim ah_1 output_TIMAH_1
KAPITAL_TIMAH
um ur_k ap_Tim ah_1 wk _rata 2_Tim ah_1
KO R _TIMAH_hist_1
Pe rub_O utput_Tim ah_ 1
PDR B_TIMAH_AW AL_1
de pr_tim ah_4 rata 2_de pr_tim ah_1
tk _tim ah_awal_1 prodtv_tk _TIMAH_awal
_1 prodtv_tk _tim ah_1
FD = C + G + I + X – M
G + X = FD + M – C+I
Analisis sistem dinamik transformasi perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggunakan sistem dinamik dilakukan dengan tiga skenario,
dengan asumsi laju perubahan harga timah sebesar 0.77 pertahun, berdasarkan data time series harga harian, menurut PT Timah Tbk. Data yang dihasilkan dari
simulasi ini adalah data nominal.
6.2.2 Skenario