Model Sektor Unggulan. Kerangka Pemikiran

3.1.2 Model Sektor Unggulan.

Penentuan sektor unggulan ekonomi seharusnya sudah menjadi prioritas utama setiap daerah untuk memacu perkembangan jumlah dan nilai ekspor sebagai barometer bagi pembangunan ekonomi masing-masing daerah. Syafrizal 1997 menyatakan agar prioritas pembangunan menjadi lebih kongkrit dan tajam, maka sebaiknya masing-masing daerah dapat menentukan komoditi keunggulan daerah yang dapat dikembangkan. Pandangan tersebut, sejalan dengan strategi kebijakan pemerintah dengan konsep pengembangan perwilayahan komoditi. Membahas produk atau komoditi unggulan yang perlu dikembangkan di daerah, berarti memberi perhatian terhadap ketersediaan dan bagaimana pemanfaatan sumber daya sebagai input bagi pengembangan produk terutama pengembangan komoditi unggulan daerah. Ketersediaan dan pemanfaatan input tersebut diharapkan pula dapat memperbesar jumlah produk yang terjual ekspor. Analisis Input-Output menggambarkan kaitan antar sektor sehingga memperluas wawasan terhadap perekonomian wilayah. Dapat dilihat bahwa perekonomian wilayah bukan lagi sebagai kumpulan sektor-sektor, melainkan merupakan satu sistem yang saling berhubungan. Perubahan pada salah satu sektor akan lansung mempengaruhi keseluruhan sektor walaupun perubahan itu akan terjadi secara bertahap. Dapat digunakan untuk mengetahui daya menarik backward lingkage dan daya mendorong forward lingkage dari setiap sektor sehingga mudah menetapkan sektor mana yang dijadikan sebagai sektor strategis dalam perencanaan pembangunan perekonomian wilayah. Dapat mengetahui dampak pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat kemakmuran, seandainya permintaan akhir dari beberapa sektor diketahui akan meningkat. Hal ini dapat dianalisis melalui kenaikan input antara dan kenaikan input primer yang merupakan nilai tambah kemakmuran. Sebagai salah satu alat analisis yang penting dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah karena bisa melihat permasalahan secara komprehensif. Dapat digunakan sebagai bahan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dan modal dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah, seandainya input-nya dinyatakan dalam bentuk tenaga kerja atau modal. Mensinergikan sektor-sektor adalah membuat sektor-sektor terkait dan saling mendukung. Dengan demikian, pertumbuhan sektor yang satu mendorong pertumbuhan sektor yang lain, begitu juga sebaliknya. Menggabungkan kebijakan jalur cepat turnpike dan mensinergikannya dengan sektor lain yang terkait akan mampu membuat perekonomian tumbuh cepat. Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah added value yang terjadi. Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta di wilayah tersebut juga oleh seberapa besar terjadi transfer payment, yaitu bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar wilayah. Boediono 1999 : Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, jadi, persentase pertambahan output itu haruslah lebih tinggi dari persentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan berlanjut. Keterkaitan sektor unggulan dengan sektor lainnya akan mendorong pertumbuhan sektor lainnya, keberadaan sektor-sektor yang saling terkait dan saling mendukung akan menciptakan efek pengganda multiplier effect. Apabila ada satu sektor di suatu wilayah mengalami kenaikan permintaan yang berasal dari luar wilayah, maka produksi sektor tersebut akan meningkat. Karena ada keterkaitan dengan sektor-sektor lain, maka produksi sektor-sektor lainnya juga meningkat dan terjadi beberapa kali putaran pertumbuhan, sehingga total kenaikan produksi bisa beberapa kali lipat dibandingkan dengan kenaikan permintaan awal yang berasal dari luar wilayah tersebut. Unsur efek pengganda sangat berperan dalam membuat kota itu memacu pertumbuhan daerah dibelakangnya. Karena terjadi peningkatan produksi berbagai sektor di daerah yang lebih maju, akan memacu dan meningkatkan permintaan bahan baku dari daerah-daerah yang ada di belakangnya. Sektor unggulan bersifat mendorong pertumbuhan daerah di belakangnya. Hal ini berarti antara wilayah yang lebih maju dengan wilayah belakangnya terdapat hubungan yang harmonis. Daerah yang lebih maju membutuhkan bahan baku dari wilayah belakangnya dan selanjutnya menyediakan berbagai macam kebutuhan wilayah belakangnya untuk dapat mengembangkan diri. Apabila wilayah yang lebih maju memiliki hubungan yang harmonis dengan daerah belakangny, maka wilayah tersebut akan berfungsi mendorong daerah belakangnya untuk bertumbuh. Studi ini berdasarkan pada sektor unggulan , pertumbuhan dan cenderung berpijak konsep sektor basis dengan alasan : 1 studi ini berada dalam lingkup ekonomi regional yang berada pada posisi ekonomi terbuka, 2 studi ini mengkaji peranan sektor unggulan ekonomi dan distribusi pendapatan interregional, 3 pertumbuhan produksi per kapita suatu region tidak hanya ditentukan oleh lokasi penduduk dan aktivitas di daerah yang bersangkutan, tetapi juga oleh daerah lain, dan 4 ekspor sebagai sektor basis yang bersifat eksogenus mampu meningkatkan perekonomian regional melebihi pertumbuhan alamiah regional. Model pertumbuhan intraregional merupakan keterkaitan sektor ekonomi produksi dengan sektor ekonomi lain dalam regional sendiri, sedangkan iterregional merupakan keterkaitan sektor ekonomi produksi terhadap sektor- sektor ekonomi di luar reginal keterkaitan dengan regional lain. Pertumbuhan ekonomi regional dapat diukur dari peningkatan output regional, baik sektoral maupun agregat. Sementara itu, pertumbuhan output suatu regional tidak hanya ditentukan oleh sejumlah faktor yang ada di dalam region tersebut, tetapi juga dipengaruhi oleh perkembangan regional lain, terutama region tetangga. Di sisi lain, aktivitas produksi memerlukan input primer dan berbagai input antara, baik yang berasal dari wilayah sendiri maupun dari wilayah lain. Kompensasi atas penggunaan input primer merupakan pendapatan bagi rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah sebagai pemilik input primer tersebut. Dalam kaitan ini muncul persoalan yang berkaitan dengan distribusi pendapatan antara berbagai pemilik input primer, baik intra region maupun interregional. Penggunaan input antara mencerminkan adanya keterkaitan antara berbagai aktivitas produksi baik intra region maupun interregional. Salah satu keunggulan analisis dengan model I-O adalah dapat menganalisis seberapa jauh tingkat hubungan atau keterkaitan antar sektor produksi. Besarnya tingkat keterkaitan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu daya dorong ke hilir forward linkage atau disebut juga derajat kepekaan, dan daya mengait ke hulu backward linkage atau biasa disebut daya penyebaran. Dari daya penyebaran dan derajat kepekaan ini diturunkan pula indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan. Kedua analisis di atas dapat digunakan sebagai pedoman untuk menganalisis dan menentukan sektor-sektor unggulan yang akan dikembangkan dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah. Dengan mengunakan tabel I-O Interregional Indonesia dapat ditentukan beberapa kriteria sektor unggulan yaitu : 1. Sumbangan sektor produksi tersebut pada total output di masing-masing daerah share output, 2. Sumbangan sektor tersebut terhadap nilai tambah bruto pendapatan regional di masing- masing daerah share PDRB, 3. Pertumbuhan sektor ekonomi Sektoral, 4. Daya penyebaran DP dan derajat kepekaan DK, yang merupakan keterkaitan sektor ke hulu dan ke hilir forward dan backward linkage terhadap sektor produksi lainnya, 5. Nilai multiplier output, nilai tambah bruto, tenaga kerja, 6. Perdagangan barang dan jasa, persentase nilai ekspor dari output, kontribusi ekspor sektor terhadap total ekspor, spesialisasi ekspor atau spesialisasi perdagangan, pembentukan investasi, persentase investasi sektor terhadap total investasi, dan prospek sektor tersebut di masa yang akan datang, dengan melihat potensi masing-masing daerah dan rata-rata pertumbuhan sektor tersebut dengan mempertimbangkan kondisi daerah masing-masing.

3.1.3 Model Pertumbuhan Ekonomi.