d. Elaborasi elaboration yaitu kemampuan memperluas jawaban masalah, memunculkan masalah baru atau gagasan.
Aspek-aspek dalam berpikir kreatif yang disampaikan oleh beberapa ahli bermacam-macam. Pada penelitian ini, indikator kemampuan berpikir kreatif yang
digunakan adalah indikator berpikir kreatif menurut Munandar yaitu berpikir lancar, berpikir luwes fleksibel, berpikir orisinil, dan berpikir terperinci
elaborasi.
2.1.2. Model Pembelajaran Kooperatif
Joyce dalam Trianto, 2007, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan untuk pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu siswa sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bernaung dalam teori
konstruktivis. Trianto 2007: 13 menuliskan bahwa teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan
informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Menurut teori
konstruktivisme, guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, akan tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam
benaknya.
Menurut Eggen dan Kauchak dalam Trianto, 2007 bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah strategi pembelajaran yang melibatkan siswa
bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecilyang terdiri dari
4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa
dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberi kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Yamin Ansari 2012: 74 menuliskan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan
saling ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga secara sesama siswa.
Menurut Eggen dan Kauchak dalam Trianto, 2007 bahwa pembelajaran kooperatif meruakan sebuah strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja
secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang
siswa yang sederajat tetapi heterogen. Menurut Trianto 2007: 48-49 terdapat enam langkah utama atau tahapan
di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajara kooperatif. Langkah-langkah itu ditunjukkan pada Tabel 2.2
Tabel 2.2Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Fase
Tingkah Laku Guru Fase-1
Menyampaikan tujuan
dan motivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
Fase-2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan
informasi kepada
siswa dengan
jalan demonstrasi atau leweat bahan
bacaan. Fase-3
Mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajara dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
Fase-4 Membimbing kelompok bekerja
dan belajar Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar
pada saat
mereka mengerjakan
tugas mereka.
Fase-5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang
telah dipelajari
atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjaannya.
Fase-6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun
hasil belajar
individu dan
kelompok
2.1.3. Strategi Pembelajaran