hanya menggunakan bahsa tanpa pengalaman sendiri, perkembangan kognitif anak cenderung mengarah ke verbalisme.
Pandangan Piaget sangat mendukung pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan strategi TTW. Pada Strategi TTW terdapat tahap think, talk,
dan write. Pada tahap think, siswa dituntut untuk memikirkan penyelesaian atas permasalahan matematika secara individu. Hal tersebut sesuai dengan prinsip
pembelajaran menurut Piaget yaitu belajar melalui pengalaman sendiri. Tahap talk pada strategi TTW sesuai dengan prisip pembelajaran Piaget yang kedua yaitu
belajar melalui interaksi sosial. Hal tersebut dikarenakan pada tahap talk siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya sehingga perlu diciptakan suasana yang
memungkinkan terjadi interaksi antaranggota kelompok. Prinsip belajar aktif pada teori Piaget mendukung tahap write pada strategi TTW karena pada tahap write
setiap siswa dituntut aktif dalam menulis hasil diskusi kelompok masing-masing.
2.1.7.2. Teori Belajar Bruner
Menurut Jerome Bruner sebagaimana dikutip oleh Suherman et al 2003:170, dengan mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan
yang sedang dibicarakan, anak akan memahami materi yang harus dikuasainya itu. Ini menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu pola tertentu akan
lebih mudah dipahami dan diingat anak. Jadi, di sini siswa belajar aktif untuk menemukan prinsip-prinsip dan mendapatkan pengalaman, guru mendorong siswa
melakukan aktivitasnya. Implikasi teori yang dikemukakan oleh Bruner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1 Guru perlu memperlihatkan fenomena atau masalah kepada anak. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan wawancara atau pengamatan terhadap
objek. 2 Anak akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang
dipelajari, misalnya dengan melihat, merasakan, mencium dan sebagainya. Pendekatan pembelajaran diskoveri atau pendekatan pembelajaran induktif
lainnya akan lebih efektif dalam proses pembelajaran anak. 3 Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat menarik
minat dan mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena itu pengalaman baru yang dipelajari anak harus sesuai dengan pengetahuan yang telah
dimiliki anak Rifa’i Anni, 2009:33.
Sesuai teori belajar dari Jerome Bruner yang menyatakan bahwa pembelajaran itu harus menumbuhkan pengalaman baru dan dapat menarik
siswa,software GeoGebra merupakan media yang belum pernah mereka temui sebelumnya, hal itu menjadi pengalaman baru bagi siswa yang membuat mereka
lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. 2.1.7.3. Teori Belajar Vygotsky
Menurut Rifa’i Anni 2009: 34, teori Vygotsky menggunakan pandangan bahwa penegtahuan itu dipengaruhi oleh situasi dan bersifat kolaboratif, artinya
pengetahuan diditribusikan di antara orang dan lingkungan yang mencakup obyek, alat, buku, dan komunitas tempat orang berinteraksi dengan orang lain sehingga
dapat dikatakan bahwa fungsi kognitif berasal dari situasi sosial. Vygotsky beranggapan bahwa pengetahuan tidak diperoleh anak secara sendiri melainkan
mendapat bantuan dari lingkunganya.
Vygotsky sebagaimana dikutip oleh Trianto 2007: 27, lebih menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran. Menurut Vygotsky bahwa proses
pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, tetapi tugas
–tugas itu masih berada dalam jangkauan mereka yang disebut zone of proximal development, yakni daerah tingkat perkembangan
sedikit di atas daerah perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky berpendapat bahwa belajar adalah proses sosial konstruksi yang dihubungkan oleh bahasa dan
interaksi sosial. Ada satu lagi ide penting dari Vygotsky adalah scaffolding, yaitu pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan
mengurangi bantuan tersebut kemudian memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak
dapat melakukannya. Pandangan Vygotsky tentang interaksi sosial dan scaffoldingsangat
mendukung pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan stragi Think- Talk-Write TTW. Pada langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdapat fase
mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif sehingga siswa dapat berinteraksi dengan kelompoknya dan pada strategi TTW terdapat fase talk,
sehingga siswa dapat mengkomunikasikan ide-idenya dalam kelompok. Dengan interaksi sosial dalam kelompok diskusi diharapkan siswa dapat mengemukakan
gagasan-gagasannya. Dari beberapa gagasan tersebut diharapkan siswa menemukan gagagsan baru untuk mengatasi suatu masalah sehingga dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
Prisip scaffolding mendukung penelitian ini karena pada model pembelajaran kooperatif guru memberi bantuan kepada siswa dengan cara
membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru berperan sebagai fasilitator memberikan tugas sesuai dengan kemampuan siswa dan indikator pembelajaran
yang ingin dicapai.
2.1.8. Ketuntasan Belajar