Karena ∆ JLM memiliki luas setengah dari JLMN maka luas ∆
JLM = . JM x ML
Karena ∆ KLM memiliki luas setengah dari MKOL jadi luas ∆
KLM = . KM x ML
Jadi luas ∆ JKL = luas ∆ JLM + luas ∆ KLM =
. JM x ML + . KM x ML
= . ML JM + KM
Karena ML merupakan tinggi dari segitiga JKL yang ditarik dari titik M dan tegak lurus sisi JK maka JK disebut alas segitiga dan ML disebut tinggi segitiga.
Sehingga secara umum dapat disimpulkan jika suatu segitiga panjang alasnya a dan tingginya t maka luasnya L adalah
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan terkait dengan penelitian ini adalah:
a. Penelitian Hidayat 2011 terhadap seluruh siswa Sekolah Menengah Atas SMA di kota Cimahi menunjukkan kemampuan berpikir kreatif matematik
siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif Think- Talk-Write TTW lebih baik daripada yang pembelajarannya menggunakan
cara konvensional KONV. b. Penelitian Suryobintoro 2013 terhadap siswa kelas VII 6 SMP Negeri 8
Yogyakarta menunjukkan bahwa pembelajaran dengan GeoGebra sangat membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi segitiga.
L = x a x t
c. Budhiawan 2012 terhadap siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem yang belum mememnuhi KKM menunjukkan bahwa GeoGebra mampu mengatasi
kesulitan belajar dan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi segitiga.
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan observasi di MTs Negeri Kendal didapatkan informasi bahwa tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih rendah. Padahal
kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan salah satu aspek yang harus dicapai siswa dalam mempelajari matematika. Berpikir kreatif merupakan
kemampuan memberikan berbagai kemungkinan jawaban atas suatu masalah yang jarang diukur. Siswa di MTs Negeri Kendal masih merasa kesulitan dalam
memberikan berbagai kemungkinan atas suatu masalah yang jarang diukur. Ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SMP
MTs yang harus dikuasai peserta didik kelas VII salah satunya adalah tentang geometri dan pengukuran. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru
matematika di MTs Negeri Kendal menyebutkan bahwa segitiga merupakan salah satu materi pokok yang sulit dipahami siswa. Padahal materi segitiga harus benar-
benar dipahami oleh peserta didik karena materi ini berhubungan erat dengan materi lain bahasanya yang lebih abstrak seperti materi pythagoras, bangun ruang,
dan juga trigonometri. Geometri merupakan materi yang abstrak maka perlu divisualisaikan untuk
mempermudah dalam mempelajarinya. Oleh karena itu, diperlukan media pembelajaran yang memudahkan siswa untuk memvisualisasi dan mempelajari
materi segitiga yaitu software GeoGebra. Dengan menggunakan software GeoGebra sifat-sifat segitiga dapat divisualisasikan menggunakan GeoGebra,
sehingga siswa dapat lebih mudah untuk memahaminya. Sesuai teori belajar dari Bruner yang menyatakan bahwa pembelajaran itu harus menumbuhkan
pengalaman baru dan dapat menarik siswa,software GeoGebra merupakan media yang belum pernah mereka temui sebelumnya, hal itu menjadi pengalaman baru
bagi siswa yang membuat mereka lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti
proses pembelajaran. Selain itu dengan menggunakan GeoGebra memungkinkan banyak eksplorasi yang dapat dilakukan sehingga dapat merangsang kreativitas
berpikir siswa. Guru matematika di MTs Negeri Kendal sudah menerapkan beberapa model
pembelajaran, yaitu model pembelajaran STAD dan ekspositori. Namun model pembelajaran yang sering digunakan adalah model pembelajaran ekspositori.
Berdasarkan hasil wawancara, selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran eskpositori kemampuan berpikir kreatif siswa belum berkembang.
Selama pembelajaran dengan menggunakan ekpositori siswa yang dapat mengikuti pelajaran dengan baik serta mencapai hasil ketuntasan belajar hanya
30. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM untuk mata pelajaran matematika di MTs Negeri Kendal adalah 80 dan ketuntasan klasikal dalam satu
kelas adalah 75 dari seluruh siswa dalam suatu kelas mencapai KKM. Hal tesebut masih sulit untuk dicapai. Kurikulum yang diterapkan di MTs Negeri
Kendal adalah KTSP. Aspek yang diukur dalam penilaian berbasis KTSP mencakup penilaian proses dan hasil belajar yang meliputi aspek kognitif, aspek
psikomotorik, dan dan afektif. Pada ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang
paling tinggi. Namun dalam kenyataan proses pembelajaran pada umumnya terbatas pada tingkat pengenalan, pemahaman, dan penerapan, sedangkan tingkat
pemikiran yang tinggi analisis, sintesis, dan evaluasi jarang dilatih. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga dapat mencapai ketuntasan hasil
belajar.
Model pembelajaran, strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif peserta didik menjadi lebih
baik. Think-Talk-Write TTW merupakan salah satu strategi pembelajaran yang menarik dan dapat memicu siswa ikut serta dalam secara aktif dalam kegiatan
belajar mengajar. Strategi pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk mengkonstruk pemahaman dengan penalarannya serta memunculkan gagasan
baru, kemudian mendemonstrasikan, dan mengkomunikasiakan gagasan baru
tersebut kepada orang lain dalam kelompok diskusi. Dalam diskusi kelompok tersebut akan muncul beberapa gagasan baru sehingga dapat merangsang
kemampuan berpikir kreatif siswa. Pada tahap Think, siswa dituntut untuk memikirkan penyelesaian atas permasalahan matematika secara individu. Hal
tersebut sesuai dengan prinsip pembelajaran menurut Piaget yaitu belajar melalui pengalaman sendiri. Tahap Talk pada strategi TTW sesuai dengan prisip
pembelajaran Piaget yang kedua yaitu belajar melalui interaksi sosial. Hal tersebut dikarenakan pada tahap Talk siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya
sehingga perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadi interaksi antaranggota kelompok. Prinsip belajar aktif pada teori Piaget mendukung tahap
Write pada strategi TTW karena pada tahap Write setiap siswa dituntut aktif dalam menulis hasil diskusi kelompok masing-masing.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif adalah model pembelajaran kooperatif. Pada model pembelajaran
kooperatif para siswa diberi kesempatan untuk bekerja dalam kelompok- kelompok
kecil untuk
mendiskusikan masalah,
menemukan strategi
pemecahannya, dan menghubungkan masalah tersebut dengan masalah-masalah lain yang telah dapat diselesaikan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa. Pandangan Vygotsky tentang interaksi sosial dan scaffoldingsangat mendukung pelaksanaan model pembelajaran kooperatif
dengan stragi Think-Talk-Write TTW. Pada langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdapat fase mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif
sehingga siswa dapat berinteraksi dengan kelompoknya dan pada strategi TTW terdapat fase Talk, sehingga siswa dapat mengkomunikasikan ide-idenya dalam
kelompok. Dengan interaksi sosial dalam kelompok diskusi diharapkan siswa dapat mengemukakan gagasan-gagasannya. Dari beberapa gagasan tersebut
diharapkan siswa menemukan gagagsan baru untuk mengatasi suatu masalah sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Prisip scaffolding
mendukung model pembelajaran kooperatif karena pada model pembelajaran kooperatif guru memberi bantuan kepada siswa dengan cara membimbing
kelompok bekerja dan belajar. Guru berperan sebagai fasilitator memberikan
tugas sesuai dengan kemampuan siswa dan indikator pembelajaran yang ingin dicapai.
Oleh karena itu dalam penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan strategi Think-Talk-Write TTW berbantuan GeoGebra pada
materi segitiga untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dan selanjutnya mengetahui efektifitas pembelajaran tersebut terhadap hasil tes
kemapuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VII MTs Negeri Kendal. Bakan kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.17.
Gambar 2.17 Bagan Kerangka Berpikir Kemampuan berpikir kreatif di MTs N Kendal masih rendah, siswa masih
kesulitan dalam memahami materi segitiga, model penbelajaran yang sering digunakan adalah model pembelajaran kooperatif
Kemampuan berpikir kreatif siswa MTs Negeri Kendal belum berkembang dan belum mencapai KKM
Model Pembelajaran
Kooperatif dengan
Strategi TTW Software
GeoGebra
Teori Piaget Teori Vygotsky
Teori Bruner
Pembelajaran model kooperatif dengan strategi Think-Talk-Write berbantuan GeoGebra pada materi pokok segitiga meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif Kemampuan berpikir kreatif dapat meningkat dengan diterapkannya model
pembelajaran kooperatif degan strategi Think-Talk-Write berbantuan GeoGebra
2.4 Hipotesis Penelitian