Pengukuran Metabolisme Basal BME
Hasil pengukuran denyut jantung KST menunjukkan ada pola umum grafik, yaitu terjadi peningkatan denyut jantung sering dengan meningkatnya tingkat
beban yang di berikan berupa frekuensi step test. Pada frekuensi 20 siklusmenit menunjukkan grafik denyut jantung terrendah dan frekuensi 30 siklusmenit
grafik denyut jantung tertinggi. Hasil pengukuran KST dapat dilihat pada Tabel 8. Dari hasil pengukuran tersebut, nilai HR saat step test dibandingkan dengan
nilai HR saat istirahat untuk memperoleh nilai IRHR step test. Tabel 8 IRHR subyek pada KST
SUBJEK ST IRHR
R1 ST1 ST2 ST3 IRHR
ST1
IRHR
ST2
IRHR
ST3
P1 78.25 108.83 115.91 125.14
1.39 1.48
1.60 P2 77.78
107.1 114.73
123.25 1.38 1.48 1.58 P3
87.36 110.75 120.44 131.68 1.27
1.38 1.51
P4 82.35 117.38 126.5 145.41 1.43
1.54 1.77
Nilai WEC
ST,
yang merupakan nilai konsumsi energi subjek untuk proses metabolisme tubuh dan melakukan kerja perlu dihitung untuk membuat grafik dan
persamaan daya dengan nilai IRHR. Nilai WEC
ST
dapat dihitung dengan pendekatan prinsip tenaga. Diasumsikan, pada saat melakukan step test subjek
sedang berjalan menaiki tangga dengan membawa beban sejumlah berat tubuhnya sendiri. Contoh perhitungan untuk mendapatkan nilai WEC
ST
pada Subjek P1 adalah sebagai berikut :
w = 53.1 kg f
ST1
= 20
siklus menit
g = 9.81
m detik
2
f
ST2
= 25
siklus menit
h = 0.30 m f
ST3
= 30
siklus menit
Faktor Kalibrasi J kalori = 4.2
3
10 2
. 4
2
h f
g w
WEC
n ST
= 53.1 x 9.81 x 40 x 0.30 4.2 x 10
3
WEC
ST1
= 1.49 kkalmenit WEC
ST2
= 1.86 kkalmenit WEC
ST3
= 2.232 kkalmenit
Tabel 9 Nilai IRHR dan WECST subjek pada KST Subjek
ST1 20
siklus menit
ST2 25
siklus menit
ST3 30
siklus menit
IRHR WEC
ST
kkalmin IRHR
WEC
ST
kkalmin IRHR
WEC
ST
kkalmin P1
1.39 1.49
1.48 1.86
1.60 2.23
P2 1.38
1.45 1.48
1.81 1.58
2.18 P3
1.27 1.82 1.38 2.28 1.51
2.28 P4
1.43 1.47
1.54 1.84
1.77 2.21
Hubungan antara WEC
ST
dan IRHR kemudian diplot dalam grafik. Setiap subjek memiliki kemiringan grafik tersendiri yang merepresentasikan kenaikan
IRHR terhadap kenaikan nilai WEC
ST.
Gambar 25 menunjukkan grafik hubungan
antara WEC
ST
dan IRHR setiap subjek.
Korelasi WEC
ST
dan IRHR
ST
Subyek P1
y = 0.2801x + 0.9694 R
2
= 0.9942 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0
WEC
ST
IRHR
ST
Korelasi WEC
ST
dan IRHR
ST
Subjek P2
y = 0.86x + 0.598 R
2
= 0.999 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0
WEC
ST
IRHR
ST
Korelasi WEC
ST
dan IRHR
ST
Subjek P3
y = 0.263x + 0.7855 R
2
= 0.9982 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0
WEC
ST
IRHR
ST
Korelasi WEC
ST
dan IRHR
ST
Subjek P4
y = 0.4626x + 0.7249 R
2
= 0.9609 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0
WEC
ST
IRHR
ST
Gambar 25 Grafik korelasi WEC
ST
dan IRHR
ST
Subjek Dari grafik , dapat dilihat bahwa semakin curam kemiringan garisnya, maka
semakin besar perubahan nilai IRHR terhadap perubahan tingkat beban kerja. Grafik tersebut memiliki batas maksimal untuk nilai IRHR dan WEC. Batas
maksimal tersebut tergantung dari kapasitas jantung maksimal masing-masing subjek. Persamaan kalibrasi WEC
ST
dan IRHR
ST
dapat dilihat pada Tabel 10.