yang memiliki keterbatasan fisik, penyiapan lahan secara tradisional menggunakan tajak akan menyebabkan terbatasnya luasan lahan yang diolah,
lamanya waktu penyelesaian, dan banyaknya kebutuhan tenaga kerja. Disisi lain, minat generasi muda terhadap bidang pertanian semakin menurun, yang
berdampak sulitnya mencari tenaga kerja di sektor pertanian. Oleh karena itu, tajak sebagai alat penyiapan lahan yang tepat dan telah digunakan selama ratusan
tahun oleh masyarakat suku Banjar, kedepan perlu terus diteliti dan dikembangkan lebih lanjut menjadi alat yang modern dan mekanis serta mampu
bekerja dilahan rawa, sehingga optimalisasi lahan rawa sebagai alternatif lahan pertanian dapat terwujud.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Tingkat beban kerja kualitatif dan kuantitatif terhadap empat operator pada
pengolahan tanah secara manual menggunakan alat tradisional tajak di lahan rawa Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan adalah ‘Berat’-‘Luar Biasa Berat’
dengan tingkat konsumsi energi perberat badan 4.39-6.33 kkalkg.Jam 2.
Tingkat beban kualitatif dan kuantitatif dipengaruhi oleh intensitas kerja, besarnya sudut, serta tinggi angkat maksimum tajak.
3. Kesesuaian dimensi tajak terhadap antropometri subjek didasarkan pada tinggi
bahu, panjang lengan, tinggi pinggang, dan diameter genggaman tangan.
4. Panjang tajak yang direkomendasikan bagi petani pengguna di Kecamatan
Martapura Barat untuk Persentil ke-50 adalah 75.70 cm dengan tetap memperhatikan faktor antropometri yang mempengaruhinya.
5. Efektifitas kerja tajak terhadap parameter terangkatmya gulma 85.86-
94.54 dengan rerata 89.9. 6.
Kebutuhan jam orang kerja pada aktivitas menajak di lahan rawa lebak 61.07 jamha dengan konsumsi energi 328.18 kkalkg.ha.
5.2 Saran
1. Untuk mengurangi besarnya energi yang dikeluarkan petani pengguna tajak
perlu mengatur intensitas kerja, sudut angkat, serta tinggi maksimum tajak. 2.
Untuk membuat desain tangkai tajak perlu memperhatikan tinggi bahu, panjang lengan, tinggi pinggang, dan diameter genggaman tangan.
3. Karena heterogennya kondisi yang ada, perlu dilakukan pengukuran beban
kerja dan efektifitas tajak terhadap berbagai tingkat usia operator, jenis kelamin, jenis lahan dan jenis tajak yang berbeda.
4. Perlu penelitian lanjutan untuk mengembangkan tajak menjadi alat penyiapan
lahan yang lebih ergonomis, mekanis dan modern.
DAFTAR PUSTAKA
Adimiharja A, Subagyono K, dan Jabri M. 2004. Konservasi dan Rehabilitasi Lahan Rawa dalam Buku Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Rawa.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya lahan Pertanian Badan. Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
Jakarta.
Anindita TA. 2003. Tingkat Beban Kerja Operator dan Antropometri Traktor Roda Empat Yanmar Tipe YM 330T. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian
IPB Alihamsyah T et al. 1993. Hasil dan Program Penelitian Mekanisasi Pertanian di
Lahan Pasang Surut. Risalah Lokakarya Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Biro Pusat Statistik. 2010. Kabupaten Banjar dalam Angka. 2010. BPS Kabupaten Banjar.
Barnes RM 1980. Motion and Time Study Design and Measurement of Work. University of California. California.
Davis HL. 1969. Work Physiology in Human Factor, v.11, p.157 Garndjean E. 1993. Fitting the Task to the Man, 4th ed. Taylor and Francis Inc.
London. Hardjoso PR dan Darmanto. 1996. Pengalaman dan Kendala Pengembangan
serta Pemanfaatan Lahan Basah dan Lahan Gambut di Kalimantan. Makalah Seminar Nasional Peringatan Setengah Abad Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada. 25-26 September 1996. Yogyakarta.
Hidayat T. 2010. Kontestasi Sains dengan Pengetahuan Lokal Petani dalam Pengelolaan Lahan Rawa Pasang Surut Kalimantan Selatan. Disertasi.
Program Pascasajana. Institut Pertanian Bogor. Higgins J. 2005. The Correlation Coefficient. [e-book]
http:www.biddle.com .
[diakses tanggal 22 Desember 2010]. Mackinnon K, Hatta M.Gt, Halim H, Mangalik A. 2000. Ekologi Kalimantan.
Prenhallindo. Jakarta. Najiyati S, Muslihat L, dan Suryadiputra, INN. 2005. Panduan Lahan Gambut
untuk Pertanian Berkelanjutan. Wetland International. Bogor. Noor HD, Noor I, Mamun MY. 1993. Hasil dan Program Penelitian Mekanisasi
Pertanian di Balittra Banjarbaru. Risalah Lokakarya Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Noor M. 1996. Padi Lahan Marginal. Penebar Swadaya. Jakarta.
Noor M. 2004. Lahan Rawa, Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat
Masam. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Noor M. 2007. Rawa Lebak, Ekologi, Pemanfaatan dan Pengembangannya. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta. Nugroho K, Alkasuma, Paidi W, Wahdini, Abdulrachman H. Suhardjo, dan
Widjaja Adhi IPG. 1991. Laporan Akhir. Penentuan Areal Potensial Lahan Pasang Surut, Rawa, dan Pantai. Skala 1:500.000. Laporan Teknik
No. 1PSRP1991. Proyek Penelitian Sumberdaya Lahan. Puslittanah dan Agroklimat.