Analisis Panjang Tangkai Tajak

menebas gulma pada selang persentil yang berbeda. Secara umum terlihat sudut membungkuknya tulang belakang secara fleksi flexion sebesar 13° dan sudut antara lengan dan tangkai tajak terhadap garis normal adalah 40°. Gambar 31 Subjek pada posisi mata tajak tepat menebas gulma Untuk mengetahui panjang tangkai tajak yaitu dengaan memperhatikan sudut 40° yang terbentuk dari titik sendi lengan tangan Gambar 32. Gambar 32 Ilustrasi analisis panjang tangkai tajak Keterangan: AB : Panjang lengan bawah AD : Panjang lengan AI : Panjang telapak tangan IL : Panjang tangkai ketika posisi tepat menebas CL : Tinggi tangkai ketika posisi tepat menebas terhadap tinggi bahu JEH : Tinggi badan GH : Tinggi siku kaki lutut EH : Tinggi pinggul CDL : Sudut tangan dan gagang terhadap garis vertikal JEF : Sudut kemiringan tulang belakang terhadap garis vertikal Dari Gambar 31, sudut JEF sebesar 13° adalah sudut yang terbentuk ketika petani mencangkul pada saat mata tajak tepat menebas gulma, yaitu sudut membungkuk petani terhadap garis vertikal ke atas dengan pinggul sebagai porosnya. Sedangkan sudut CDL sebesar 40° adalah sudut yang terbentuk ketika petani menajak pada saat mata tajak masuk penuh ke dalam tanah yaitu sudut lengan terhadap garis vertikal ke bawah dengan sendi bahu tangan sebagai porosnya. Jika kedua sudut itu diasumsikan terjadi pada tiga jenis postur tubuh manusia yaitu persentil ke-5, persentil ke-50, dan persentil ke-95 maka dapat diketahui panjang tajak tiap persentilnya pada posisi saat tajak masuk tepat menebas gulma. Dari Gambar 32 selanjutnya diidentifikasi ukuran parameter antropometrinya dengan menggunakan data antropometri 60 petani pengguna tajak di Kecamatan martapura Barat. Identifikasi dapat dilihat Tabel 15. Tabel 15 Penjelasan Gambar 32 Keterangan Parameter Persentil ke-5 Persentil ke-50 Persentil ke-95 Panjang GH cm Tinggi siku kaki 37.37 51.15 64.92 Panjang EH cm Tinggi pinggul 84.29 95.61 106.93 Panjang DEH cm Tinggi bahu 119.32 132.73 146.13 Panjang JEH cm Tinggi badan 146.14 160.37 174.61 Panjang DE Panjang DEH dikurangi EH 35.03 37.12 39.2 Panjang DBA Panjang lengan 49.98 53.77 59.45 Panjang DB Panjang lengan atas 21.31 24.68 28.05 Panjang AI Panjang telapak tangan 9.07 10.36 11.65 Panjang BA Panjang lengan bawah 25.46 30.04 34.61 Sudut Sudut JEF ° Sudut kemiringan tulang belakang 13° terhadap garis vertikal Sudut CDL Sudut tangan dan gagang 40° terhadap garis vertikal Untuk mendapatkan nilai panjang tajak dapat diperoleh dari trigonometri sudut DCL dan telah diketahui besar sudutnya yaitu 40° namun belum diketahui panjang DC. Untuk itu, diperlukan tinggi titik D. Tinggi titik D dapat ditentukan dari trigonometri sudut DEF. Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: Panjang tangkai tajak = Panjang DL – Panjang DBA Panjang tangkai tajak dirumuskan sebagai berikut: DBA Panjang DCL Cos DC Panjang         Panjang DC = Tinggi titik D – Tinggi titik C Tinggi titik C = Tinggi lutut – 10 cm Untuk mencari titik D dapat dihitung dengan menggunakan trigonometri pada posisi petani membungkuk 13° Gambar 32. Gambar 33 Ilustrasi perhitungan tinggi titik D Untuk mendapatkan nilai tinggi D dapat dirumuskan sebagai berikut : EK = DE x Cos DEK KD’ = D’E – EK Tinggi D = Tinggi D’ – KD’ Tinggi D = Tinggi D’ – [D’E x DE x Cos DEK] Dengan menggunakan rumus-rumus di atas dan data antropometri 60 petani pengguna tajak, maka dapat dilakukan perhitungan perhitungan panjang tangkai tajak Tabel 16. Tabel 16 Perhitungan panjang tangkai tajak No. Keterangan Persentil ke-5 Persentil Ke-50 Persentil ke-95 1 Nilai Cos DCL cos 13° 0.97437 0.97437 0.97437 2 Panjang DE dalam cm 35.02 37.11 39.20 3 Panjang EG dalam cm 34.13 36.16 38.19 4 Panjang ED dalam cm 35.02 37.11 39.20 5 Panjang GD dalam cm 0.90 0.95 1.00 6 Tinggi D dalam cm 119.32 132.72 146.13 7 Tinggi D dalam cm 118.42 131.77 145.12 8 Tinggi C dalam cm 33.86 40.26 46.65 9 Panjang DC dalam cm 84.56 91.51 98.47 10 Nilai Cos ABC cos 40° 0.766 0.766 0.766 11 Panjang DL dalam cm 110.39 119.47 128.55 12 Panjang DBA dalam cm 49.98 53.77 59.45 13 Panjang Tangkai tajak dalam cm 60.41 65.70 69.10 Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan panjang tangkai untuk persentil ke-5, persentil ke-50, dan persentil ke-95 adalah 60.41 cm, 65.7cm dan 69.10 cm. Namun masing-masing harus ditambah 10 cm karena tangkai harus ditambah dengan panjang sudut belokan yang terbentuk antara tangkai dengan mata yang diasumsikan 10 cm. Sehingga, panjang tangkai tajak untuk persentil ke-5, persentil ke-50, dan persentil ke-95 adalah berturut-turut 70.41 cm, 75.70 cm, dan 79.10 cm. Panjang tangkai tajak yang akan didesain menggunakan data antropometri persentil ke-50 yaitu 75.70 cm agar orang yang memiliki lengan atas dan bawah yang panjang ataupun pendek tetap dapat menggunakannya.

4.4 Efektifitas Kerja Tajak

4.4.1 Efektifitas Kerja Tajak terhadap Parameter Terangkatnya Gulma

Pengukuran efektifitas tajak dengan parameter gulma yang terangkat perlu dilakukan untuk melihat kinerja alat tajak sebagai alat penyiapan lahan yang selama ini digunakan oleh masyarakat suku Banjar selama turun temurun di lahan rawa. Pengukuran dilakukan terhadap 5 petak pengukuran berukuran 1m x 1m. Sebelum ditajak gulma dipetak pengukuran dicabut, dicuci bersih dan dihitung. Cara yang sama dilakukan untuk menghitung jumlah gulma setelah 1 bulan ditajak . Berdasarkan hasil sampling gulma terdapat beberapa jenis gulma di lahan percobaan. Berdasarkan hasil identifikasi gulma pada literatur Soerjadi dkk 1986, gulma dominan yang terdapat pada lahan percobaan adalah purun tikus Eleocharis dulcis, dan hanya terdapat sedikit genus lain seperti Banta Leersia hexandra swartz, rumput liar Cyperus sp., Scirpus sp., dan Eriocaulon sp. Gambar 34 Gulma di lahan percobaan Contoh perhitungan: Efektifitas menajak terhadap jumlah gulma pada petak 1 dihitung 100 Ditajak Sebelum Gulma Jumlah Ditajak Setelah Gulma Jumlah - Ditajak Sebelum Gulma Jumlah   = 362 – 23 x 100 362 = 93.65 Tabel 17 Efektifitas tajak terhadap pertumbuhan gulma Petak Jumlah Gulma Efektititas Tajak Sebelum Ditajak Sesudah Ditajak 1 362 23 93.65 2 276 32 88.40 3 198 28 85.86 4 275 15 94.54 5 278 36 87.05 Rerata 277.8 26.8 89.9 Hasil perhitungan didapatkan efektifitas tajak terhadap gulma yang terangkat cukup tinggi berkisar 87.05 -93.65. Hal ini menunjukkan bahwa tajak sebagai alat penyiapan lahan pertanaman padi di lahan rawa sangat sesuai, karena membersihkan gulma adalah tujuan utama dalam kegiatan pertanian di lahan rawa, yang terkenal dengan pengolahan tanah minimum minimum tillage Berbeda dengan kegiatan penyiapan lahan pertanian di Pulau Jawa, yang bertujuan mengolah tanah.

4.4.2 Kebutuhan JOK pada Penyiapan Lahan Menggunakan Tajak

Kebutuhan jam orang kerja JOK adalah waktu kerja individu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Nilai JOK tiap individu berbeda bergantung atas kemampuan kerja, pengalaman kerja dan kondisi aktual yang ada. Pada penelitian ini, JOK dihitung dengan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan menajak, adapun alat ukur yang digunakan adalah stopwatch. Bersamaan dengan pengukuran denyut jantung kerja, JOK diukur dan dicatat ke dalam Time Study Sheet. Pengukuran JOK dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan subjek untuk melakukan pekerjaan untuk tiap ulangan percobaan. Dengan mengetahui rerata waktu penyelesaian aktivitas menajak perulangan pada lahan percobaan, maka dapat diketahui JOKha masing-masing subjek Tabel 18. Tabel 18 Kebutuhan jam orang kerja pada aktivitas menajak Subjek Rerata P1 Rerata P2 Rerata P3 Rerata P4 Rerata Waktu Kerjamenitulangan 7.5 7.19 11.35 10.6 9 Jam Orang Kerjajamha 50.00 47.93 75.67 70.67 61.07 Untuk ukuran petak perulangan 5m x 5m Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 18 didapatkan kebutuhan JOK pada aktivitas menajak berkisar antara 47.93 jamha-75.67 jamha dengan rerata 61.07 jamha. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Soleh 2011 pada JOK pengolahan tanah menggunakan traktor tangan dengan implemen bajak singkal pada lahan sawah di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mendapatkan JOK 24.59 jamha-30.83jamha dengan rerata 28.29 jamha, pekerjaan menajak memerlukan waktu kerja 2x lipat lebih lama dari penggunaan tenaga mekanis traktor tangan.

4.4.3 Konsumsi Energi Kerja pada Aktivitas Menajak

Konsumsi energi yang dikeluarkan subjek pada aktivitas menajak dihitung dengan mengalikan Total Energi Cost ternormalisasi TEC’ dengan kebutuhan Jam Orang Kerja JOK per hektar Tabel 19. Tabel 19 Konsumsi energi kerja pada aktivitas menajak