Pengukuran Beban Kerja Kuantitatif
sebagai berikut: istirahat 1 awal selama 10 menit – step test 1 pada frekuensi 20 – istirahat 2 selama 10 menit – step test 2 pada frekuensi 25 – istirahat 3 selama
10 menit – step test 3 pada frekuensi 30 – istirahat 4 akhir selama 10 menit. Pergerakan step test mengikuti irama metronom. Tinggi bangku ST yang
digunakan 30 cm. Denyut jantung direkam secara kontinyu pada interval 5 detik. Kemudian pada tahapan kalibrasi ini dihitung tenaga masing-masing Work
Energy Cost WEC subjek yang dibutuhkan pada saat step test, dapat dicari
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
3
10 2
. 4
2
h f
g w
WEC
n ST
Dimana : WEC
ST
= Work Energy Cost saat step test kkalmenit n = ulangan
w = berat badan kg g = percepatan gravitasi 9,8 mdetik2
f = frekuensi step test h = tinggi bangku step test meter
4,2 = faktor kalibrasi satuan dari Joule menjadi kalori
Gambar 13 Step Test Kalibrasi Pada saat melakukan KST, secara otomatis denyut jantung akan terekam di
dalam HRM. Setelah KST selesai dilakukan, data kemudian ditransfer ke media
komputasi dengan menggunakan Interface HRM. Dari data yang didapat, kemudian diplot ke dalam bentuk grafik untuk mempermudah pencarian denyut
jantung rata-rata. Adapun ketentuan untuk menentukan nilai denyut jantung rata- rata adalah sebagai berikut :
a. Denyut jantung pada saat istirahat adalah denyut jantung rata-rata dari data stabil terendah, minimal enam data stabil. Data yang diambil adalah denyut
jantung yang tidak berada pada menit-menit awal dan akhir. Hal ini dikarenakan pada menit awal dan akhir denyut jantung masih bias.
b. Pada saat KST, data yang diambil adalah denyut jantung tertinggi pada menit- menit akhir. Data yang diambil diusahakan data stabil minimal enam data.
Subyektifitas nilai denyut jantung HR hasil KST harus dinormalisasi agar diperoleh nilai HR yang lebih obyektif. Normalisasi dilakukan dengan cara
perbandingan HR relatif saat ST HR
STn
terhadap HR saat istirahat. Nilai perbandingan tersebut dinamakan Increase Ratio of Heart Rate IRHR dengan
persamaan berikut :
n STn
HRrest HR
st IRHRstepte
Setelah diperoleh nilai IRHR masing-masing maka nilai tersebut diplotkan
untuk dibuat grafik untuk melihat korelasi antara WEC
ST
dengan IRHR sehingga dari plot titik- titik nilai tersebut diperoleh persamaan linear yang merupakan
bentuk umum untuk masing-masing subyek seperti persamaan yang memiliki persamaan fungsi:
Y = aX + b
Dimana : Y =
IRHR X
= WEC kkalmenit Selanjutnya mencari IRHR pada saat bekerja menajak dengan metode
yang sama dengan IRHR step test. Yaitu dengan membandingkan IRHR pada saat menajak dengan IRHR saat istirahat awal.
HRrest HR
IRHRwork
work
Nilai IRHR pada saat menajak dimasukkan ke persamaan subyek sebagai ‘y’ sehingga didapatkan nilai ‘x’ sebagai konsumsi energi kerja pada saat menajak
WECwork. TEC Total Energy Cost merupakan penjumlahan dari energi yang
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan Work Energy Cost dan energi yang dibutuhkan untuk menghidupi fungsi minimal fisiologi Basal Metabolic Energy,
dijelaskan dalam persamaan berikut : TEC = WEC + BME
Dimana : TEC = Total Energy Cost kkalmenit
WEC = Work Energy Cost kkalmenit BME = Basal Metabolic Energy kkalmenit
Dalam terminologi kebutuhan energi kerja, terdapat istilah Total Energy Cost per Weight
TEC’. TEC’ merupakan nilai dari TEC yang dinormalisasi untuk mengetahui nilai beban kerja objektif yang diterima oleh seseorang saat
melakukan kerja. Nilai TEC’ perlu dihitung untuk mengetahui nilai TEC pada masing-masing subjek dengan menghilangkan faktor berat badan. Hal ini
dikarenakan berat badan seseorang mempengaruhi beban kerja yang diterima, sehingga pengaruh berat badan harus ditiadakan. Satuan nilai TEC’ yang
digunakan adalah kkalkg.Jam Soleh, 2011. TEC’ dapat dihitung dengan persamaan :
w TEC
TEC
Dimana : TEC’ = Total Energy Cost per Weight kalkg.Jam
WEC = Work Energy Cost kalmenit w = Berat badan kg