Beban Kerja Kualitatif dan Kuantitatif

Tabel 12 menunjukkan Subjek P1 memiliki waktu penyelesaian yang cepat 7.5 menitulangan, ayunan tajak terbanyak 27 ayunanmenit, sudut ayunan maksimum tertinggi 176.75° yang mencapai maksimum jangkauan tangannya, tinggi angkat elevasi tajak 222.47 cm, IRHR Kerja 2.27 dan energi kerja 6.33 kkalkg.Jam. Menurut Sanders dan Mc. Cormicks 1987 diantara variabel yang mempengaruhi besarnya tekanan pada tubuh selama mengangkat beban adalah tinggi dan range angkat. Mengangkat benda dibedakan atas tiga kategori yaitu dari lantai ke genggaman tangan, genggaman tangan ke bahu, dan bahu sampai jangkauan tangan. Range angkat dari bahu sampai jangkauan tangan tidak diinginkan oleh operator. Tinggi angkat yang paling efisien adalah pada range antara 51-152 cm. Sehingga melalui analisis gerak motion analysis dapat dijelaskan bahwa intensitas kerja, tinggi serta range angkat yang mencapai jangkauan maksimum tangan, menyebabkan subjek P1 memiliki beban kerja kuantitatif lebih besar dibandingkan dengan subjek P3. Selain itu tingginya intensitas ayunan dan elevasi angkat tajak akan berpengaruh terhadap besarnya energi mekanik dan potensial yang terjadi sehingga berpengaruh terhadap denyut jantung IRHR Kerja dan besarnya energi TEC’ yang harus dikeluarkan subjek. Analisis dimensi tajak yang dipergunakan subjek perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan dimensi alat yang digunakan. Hasil pengukuran terhadap dimensi tajak masing-masing subjek dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Dimensi tajak yang dipergunakan subjek Dimensi Tajak Operator P1 P2 P3 P4 Jenis Bedandan Bedandan Bedandan Surung Berat kg 2.8 2.1 2.7 2.9 Diameter gaganghulu cm 3.46 3.40 3.7 3.8 Panjang gaganghulu cm 27.8 28 29 22 Panjang tangkai cm 49.5 44 51.4 50 Pajang gagang sd tangkai cm 77.30 72 80.4 72 Panjang mata cm 56 54 59 54.6 Lebar mata cm 8.5 6.5 8.5 9 Sudut kemiringan tangkai ° 82 82 81 85 Hasil menunjukkan subjek P1-P3 mempergunakan jenis tajak yang sama yaitu tajak bedandan , sedangkan subjek P4 menggunakan tajak surung. Perbedaan mendasar dari kedua jenis tajak ini adalah pada bentuk mata tajak. Tajak surung memiliki mata yang lurus, sedangkan tajak bedandan memiliki mata yang sedikit bengkok. Dengan intensitas ayunan yang sama, mata datar akan menyebabkan luasan tebas yang lebih besar dari pada mata yang bengkok. Namun jika dilihat pada lamanya waktu penyelesaian per ulangan, subjek P4 yang menggunakan tajak surung memiliki waktu penyelesaian lebih lama dibandingkan dengan subjek P1 dan P2, meskipun lebih cepat daripada subjek P3. Sehingga disimpulkan, dengan ukuran dimensi yang relatif sama namun jenis mata tajak yang berbeda tidak mempengaruhi terhadap beban kerja.

4.3 Analisis Antropometri

4.3.1 Analisis Antropometri Petani Pengguna Tajak

Dalam melakukan pekerjaan menajak tentunya petani melakukan gerakan- gerakan, namun dari gerakan-gerakan tersebut manusia sebenarnya memiliki selang alami gerakan tubuh. Menurut Openshaw 2006, tubuh manusia memiliki suatu selang alami gerakan SAG. Gerakan dalam SAG yang baik memperbaiki sirkulasi darah dan fleksibilitas sehingga dapat mencapai gerakan yang lebih nyaman dan produktivitas yang lebih tinggi. Meskipun syarat untuk mencapai gerakan tersebut pengguna sebaiknya mencoba untuk menghindari gerakan berulang dan ekstrim dalam SAG nya selama periode waktu yang lama. Analisis gerakan pada aktivitas menajak dapat dipelajari pada Gambar 28, yang diperoleh dari pengolahan data video yang diambil dari lapangan dengan menggunakan software Studio Plus. Dari video yang diambil, tiap detik video mempunyai 30 frame gambar, lalu dari banyaknya frame gambar yang didapat dicari gambar-gambar yang menunjukkan satu siklus gerakan menajak dari seorang petani dan gerakan menajak masih dalam Zona 0 dan 1 SAG. Dari Gambar 28, dengan menggunakan software Autocad 2008 dapat diperoleh sudut-sudut yang diinginkan seperti yang terlihat pada gambar 28. 1 2