Lahan Rawa Tipologi Lahan Rawa

yaitu 1 tanah gambut peat soil, 2 tanah marin sulfat masam acid sulphate soils , dan 3 tanah aluvial non sulfat masam, termasuk tanah salin Subagyo, 2006. Pembagian zona lahan rawa di sepanjang daerah aliran sungai DAS dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Pembagian zona lahan rawa di sepanjang daerah aliran sungai Subagyo 2006

2.3 Kendala Pengembangan Lahan Rawa

Menurut Noor 1996 hampir semua lahan rawa pasang surut yang terdapat di Kalimantan, Sumatera, dan Irian Jaya mempunyai faktor pembatas berupa kendala tata air yang sukar dikendalikan dan tingkat kesuburan lahan yang rendah. Sifat kimia tanah berupa kemasaman tanah yang tinggi pH 3,0 - 4,5, kahat hara makro, pada lahan gambut kahat hara mikro Cu dan Zn adanya ion atau senyawa yang meracuni Al, Fe, dan SO4, dan bahan organik atau gambut yang mentah merupakan faktor yang menghambat bagi pertumbuhan tanaman. Kendala dan faktor pembatas berupa tata air yang sukar dikendalikan dan tingkat kesuburan lahan yang rendah diakibatkan oleh adanya tanah sulfat masam dan gambut Sarwani 1994; Noor 1996; Widjaya Adi 1997. Rifani 1998 mengemukakan kendala agrofisik lahan rawa itu dapat berupa tanah yang masam, kesuburan tanah yang rendah, kemungkinan terjadinya keracunan aluminium dan besi, lapisan pirit yang terdapat pada permukaan tanah, gambut terlalu tebal, fluktuasi air pasang dan surut, perubahan kuantitas dan kualitas air pada musim hujan dan kemarau yang dapat berdampak buruk terhadap tanaman pertanian. Menurut Buman dan Driessen 1985 dalam Adimiharja et al. 2004, sifat kimia yang menjadi masalah utama adalah kemasaman yang tinggi, kadar Al +3 , Fe +2 , dan sulfat yang tinggi , salinitas, kahat hara makro dan sebagian hara mikro. Sifat dan watak lahan rawa antara lain sifat fisika yang jelek, kerapatan lindak yang rendah, sifat kering tak balik, serta ketahanan penetrasi yang rendah sehingga menyulitkan dalam mekanisasi pertanian. Noor dan Saragih 1997 mengungkapkan kurang matangnya tanah, kadar lempung dan gambut yang nisbi tinggi membuat tanah bersifat lunak sehingga tidak mampu menahan tekanan berat. Reaksi pembentukan pirit dari besi oksida Fe2O3 sebagai sumber Fe digambarkan sebagai berikut: Fe 2 O 3 + SO 4 2- + 8CH 2 O + 12O 2  2FeS 2 + 8HCO 3- + 4H 2 O sulfat bahan organik PIRIT karbonat Pirit akan membahayakan tanaman apabila terangkat kepermukaan dan teroksidasi sehingga menjadi racun. Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian melakukan pengolahan tanah di lahan rawa Noor 2004. Menurut Noor 2004, masalah keteknikan pada lahan rawa menyangkut serangan karat yang kuat dan daya dukung lahan yang rendah. Kondisi masam pada tanah ini diikuti oleh kelarutan sulfat yang tinggi akan menyerang bangunan dari semen dan alat-alat atau mesin pertanian dari besi. Keadaan ini akan mempercepat terjadinya kerusakan pada alat dan mesin-mesin pertanian yang digunakan. Alat pertanian yang umumnya dapat dipakai untuk waktu 4-5 tahun, di lahan sulfat masam hanya dapat bertahan 2-3 tahun dan lebih dari itu alat sudah harus diganti .