Studi Gerak Aktivitas Menajak di Lahan Rawa Pengukuran Antropometri Petani dan Dimensi Tajak
CV = Coefficient of Variation
σ = Standar Deviasi
µ = Nilai
rata-rata Ukuran sampel dihitung berdasarkan data dari penelitian terdahulu yaitu pada
penelitian Anindita 2003. Data ini digunakan untuk mengatasi keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dalam penelitian, dengan asumsi antropometri petani suku Banjar tidak
jauh berbeda atau mendekati antropometri petani suku Jawa. Dipilihnya parameter berat badan pada penelitian sebelumnya karena setelah dilakukan perhitungan diperoleh ukuran
sampel minimum yang diambil yang terbesar ada pada parameter tersebut yaitu sebesar 57 sampel, agar data yang diperoleh lebih baik maka dalam penelitian ini diambil 60
sampel di tiap-tiap kecamatan. Dalam perhitungan ukuran sampel, nilai CV,
σ, dan µ parameter berat badan sebesar CV = 0.125,
σ = 7.444, dan µ = 59.525. Dengan nilai CV = 0.125 dan
α dipilih 0.05, sehingga diperoleh ukuran sampel sebesar 57, diambil 60. Hasil perhitungan ukuran sampel dapat dilihat pada Lampiran 1. Pengalokasian pengambilan
sampel dilihat dari persentase populasi di tiap-tiap desa. Rincian pengambilan sampel di tiap-tiap desa dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Pengambilan Sampel Petani Pengguna Tajak
No Nama Desa
Σ Penduduk Th. 2010
Populasi Σ Sampel
1. Penggalaman 2169
12.78 8
2. Sungai Batang
1777 10.47
6 3.
Telok Selong Ulu 1018
6.00 4
4. Telok Selong
1252 7.38
4 5. Tangkas
1075 6.33
4 6. Sei.Batang
Ilir 1545
9.10 5
7. Sei.Rangas Ulu
1720 10.13
6 8. Sei.Rangas
Hambuku 1763
10.39 6
9. Sei.Rangas Tengah
641 3.78
3 10. Sei.Rangas
578 3.40
2 11. Keliling benteng Ulu
1829 10.77
6 12. Keliling
Benteng Tengah
1127 6.64
4 13. Antasan
Sutun 482
2.84 2
Total 16976 100
60
Diolah dari : BPS Kabupaten Banjar 2010
Ilustrasikan pengukuran antropometri terhadap petani pengguna tajak dapat dilihat pada Gambar 14-20.
Berikut penjelasan bagaimana cara pengukuran dan posisi sampelorang yang diukur :
1. Pengukuran untuk parameter berat badan. Pengukuran dilakukan dengan timbangan
dengan keadaan sampel dalam posisi badan tegap dan dalam posisi seimbang atau tidak bergerak ke kiri, kanan, depan, maupun belakang serta tidak melakukan gerakan
loncatan-loncatan. 2.
Pengukuran untuk parameter nomor 2 sampai 11. Pengukuran dilakukan dengan cara menyandarkan sampel pada media dinding contohnya dinding rumah dengan badan
tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Dan pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Berikut
ilustrasi pengukurannya :
Gambar 14 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 2 sampai 11 3.
Pengukuran untuk parameter nomor 12 sampai 16. Pengukuran dilakukan dengan cara menyandarkan sampel pada media dinding contohnya dinding rumah dengan badan
tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Dan pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Untuk
pengukuran parameter nomor 12 dan 13, tangan harus dipancangkan ke depan secara tegap dan lurus serta parameter 13 menggenggam. Berikut ilustrasinya :
Gambar 15 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 12 sampai 16 4.
Pengukuran untuk parameter nomor 17 dan 18. Pengukuran dilakukan dengan cara menyandarkan sampel pada media dinding contohnya dinding rumah dengan badan
tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Untuk parameter nomor 17, posisi lengan ditekuk sehingga siku tangan nampak mengerucut, dan antara lengan kiri dan
kanan harus segaris sedangkan parameter nomor 18 lengan tangan direbah hingga lengan tangan kanan dan kiri segaris. Dan pertemuan antara penggaris dan meteran
harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Berikut ilustrasinya :
Gambar 16 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 17 sampai 18 5.
Pengukuran untuk parameter nomor 19 sampai 23. Pengukuran dilakukan dengan cara menyandarkan sampel pada media dinding contohnya dinding rumah dengan badan
tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Untuk parameter 19 dan 20, tangan dalam keadaan menggenggam pulpen mata pulpen sebagai titik ukur. Pertemuan
antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak
depan. Untuk parameter nomor 22 diukur dengan jangka sorong dan dicari ukuran terpanjangnya. Berikut ilustrasinya :
Gambar 17 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 19 sampai 23 6.
Pengukuran untuk parameter nomor 24 sampai 31. Pengukuran dilakukan secara duduk, posisi badan tegap, paha lurus, kaki lurus, sudut antara badan dan paha 90°,
sudut antara kaki dan paha 90°. Pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Apabila antara kaki tidak terbentuk
sudut 90°, maka gunakan bantalan untuk mengganjal kaki kemudian sesuaikan hingga terbentuk sudut 90°. Berikut ilustrasinya :
Gambar 18 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 24 sampai 31 7.
Pengukuran untuk parameter nomor 32 sampai 36. Pengukuran dilakukan secara duduk, posisi badan tegap, paha lurus, kaki lurus, sudut antara badan dan paha 90°,
sudut antara kaki dan paha 90°. Pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Apabila antara kaki tidak terbentuk
sudut 90°, maka gunakan bantalan untuk mengganjal kaki kemudian sesuaikan hingga terbentuk sudut 90°. Berikut ilustrasinya :
Gambar 19 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 32 sampai 36 Pengukuran untuk parameter 37 sampai 41. Pengukuran dilakukan secara duduk.
Untuk parameter nomor 38 sampai 40 menggunakan jangka sorong, sedangkan untuk parameter nomor 41 menggunakan silinder untuk digenggam dan diukur dengan
meteran pita. Untuk parameter nomor 37 dilakukan dengan meteran dan dibantu penggaris, serta pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik
tampak samping maupun tampak depan. Berikut ilustrasinya :
Gambar 20 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 37 sampai 41
Berdasarkan Gambar di atas maka antropometri petani pengguna tajak yang diukur dapat dilihat pada Tabel 5. Pengukuran terhadap antropometri subjek terdiri dari
41 parameter yang terdiri dari 23 parameter ketika duduk dan 18 parameter ketika berdiri. Selain pengukuran antropometri, juga dilakukan pengukuran dimensi dan identifikasi
tajak yang digunakan oleh petani tersebut. Tabel 6 menyajikan data dimensi tajak yang
diukur.
Tabel 5 Pengukuran data antropometri
Data yang diukur ketika berdiri Data yang diukur ketika duduk
No Keterangan No Keterangan
1 Berat Badan
24 Tinggi Dudukan
2 Tinggi Badan
25 Tinggi Lutut
3 Tinggi Mata
26 Tinggi Pinggul
4 Tinggi Bahu
27 Tinggi Bahu
5 Tinggi Siku Tangan
28 Tinggi Mata
6 Tinggi Pergelangan Tangan
29 Tinggi Duduk
7 Tinggi Ujung
Tangan 30 Tebal
Badan 8
Tinggi Siku Kaki 31
Lebar Pantat 9
Tinngi Telapak Tangan 32
Panjang Siku ke Ujung Jari 10
Tinggi Selangkangan 33
Panjang Siku ke Pergelangan Tangan 11 Tinggi
Pinggul 34 Tinggi
Siku Tangan
12 Jangkauan ke Depan
35 Panjang Kedudukan hingga Siku Kaki
13 Jangkauan ke
Depan Menggenggam 36
Panjang Kedudukan hingga Lutut
14 Panjang Lengan Atas
37 Panjang Pergelangan Tangan
15 Panjang Lengan
38 Panjang Telapak
Tangan 16
Lebar Bahu 39
Lebar Telapak Tangan 4 jari 17
Jangkauan Horizontal Siku Tangan 40
Lebar Telapak Tangan 5 jari 18
Jangkauan Horizontal Tangan 41
Diameter Genggaman Tangan 19
Panjang Siku ke Genggaman Tangan 20
Tinggi Genggaman Tangan 21
Tinggi Sandaran Tangan 22 Lebar
Telapak Kaki
23 Panjang Telapak Kaki
Selain pengukuran terhadap antropometri petani pengguna tajak di Kecamatan Martapura Barat juga dilakukan pengukuran terhadap dimensi tajak yang digunakannya.
Parameter pengukuran terhadap dimensi tajak dapat dilihat pada Tabel 6, terdiri atas delapan parameter pengukuran dengan catatan panjang tangkai tajak hanya diukur hanya
mendekati posisi mata tajak, tanpa mengukur panjang sambungan antara tangkai dan mata. Hasil pengamatan di lapang panjang antara tangkai dan mata mencapai 10 cm, dan
ini akan ditambahkan pada desain akhir perhitungan panjang tangkai tajak.
Tabel 6 Pengukuran dimensi tajak
No Bagian Alat yang Diukur
1 Berat total
tajak kg
2 Diameter hulugagang cm
3 Panjang hulugagang cm
4 Panjang tangkai
cm 5
Panjang tangkai sd gagang cm 6 Panjang
mata cm
7 Lebar mata
cm 8
Sudut kemiringan tangkai
°
Gambar 21 Bagian-bagian tajak Setelah didapatkan data di lapangan kemudian diolah. Tahapannya sebagai berikut:
a. Menentukan Mean
Hulu
Tangkai
Mata
Menurut Steel dan Torrie 1993, cara menghitung mean adalah dengan menggunakan rumus :
Dimana: ndata =
jumlah data
x = data ke-i
b. Menentukan Standar Deviasi Menurut Walpole 1992, cara menghitung standar deviasi adalah dengan menggunakan
rumus :
Dimana: ndata =
jumlah data
x
i
= data ke-i mean = nilai rata-rata
b. Menentukan Persentil ke-5, ke-50, dan ke-95
Menurut Pheasant 2003, cara menghitung persentil adalah dengan menggunakan rumus :
Dimana: mean = nilai rata-rata
s = standar deviasi
z = z-score nilai z dapat dilihat pada Lampiran 2
Secara umum data antropometri yang diterapkan untuk hal-hal yang khusus, cukup diambil dari persentil ke-5, ke-50, ke-95 atau antara persentil ke-5 sampai persentil
ke-95. Persentil ke-100 hanya diterapkan pada rancangan yang digunakan oleh semua orang contoh perlengkapan di rumah-rumah sakit. Untuk alat yang dapat diatur sesuai
dengan subjeknya, misalnya posisi tempat duduk, posisi pegangan kendali, desain sebaiknya dirancang agar dapat memenuhi selang persentil ke-5 sampai ke-95.
Menurut Nurmianto 2004, adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean rata-rata dan SD standar deviasi. Sedangkan percentil adalah suatu nilai
yang menyatakan bahwa percentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih dari nilai tersebut. Misalnya : 95 populasi adalah sama dengan
atau lebih rendah dari 95 percentil; 5 dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 percentil. Besarnya nilai percentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas
distribusi normal.
Sumber : Nurmianto 2004
Gambar 22 Distribusi normal dan perhitungan persentil