Pemindahan Bibit Kedua Melacak

2.5.4 Penanaman Akhir

Sebulan setelah melacak, lahan yang tersisa disiapkan untuk penanaman akhir. Hasil melacak yang telah mempunyai anakan melimpah digali untuk ditanam, setelah bagian atas dan akarnya dipangkas. Setiap lubang diisi dengan 2- 3 bibit tergantung varietas yang digunakan. Gambar 6 Penanaman akhir

2.6 Jenis – Jenis dan Bagian Tajak

Tajak mula-mula dikembangkan dari kecamatan Nagara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Alat ini dikembangkan petani sejak ratusan tahun silam sebagai bentuk peralatan adaptif yang sekaligus dapat mencegah terbongkarnya lapisan pirit pada bagian bawah, yang dapat menyebabkan kemasaman tanah dan meracuni tanaman. Ada beberapa jenis dan istilah tajak yang digunakan, menurut Team Inventarisasi Pasang Surut Kalimantan Selatan 1969 ada dua tipe tajak, yaitu tajak bulan , berbentuk bulan sabit dan tajak surung, disebut juga tajak bedandan dengan bentuk mata lurus dan ujung mata agak rata dan besar. Menurut Sjarifuddin dan Wahyudi 1992 ada tiga tipe tajak, pertama tajak surung , bentuk matanya lurus dan ujung matanya agak rata dan besar, kedua tajak bungkul , bentuk matanya seperti parang biasa, tajak ini paling banyak dipakai masyarakat, dan ketiga tajak bulan, matanya berbentuk seperti bulan sabit. Rifani 1998 ada dua jenis tajak, yaitu tajak bulan yang berbentuk bulan sabit, dan tajak surung atau tajak bedandan yang bermata lurus dengan ujung matanya agak rata dan besar. Sedangkan menurut Ramonteu et al. 2000 ada dua jenis tajak yang digunakan, yaitu tajak bulan dan tajak surung, dengan penjelasan yang sama dengan Rifani 1998. Gambar 7 Tajak surung a, tajak bulan bdan tajak bedandan c Menurut Sjarifuddin dan Wahyuhadi 1992 tajak surung umumnya digunakan pada sawah dataran rendah yang terletak di tepi sungai besar yang sering disebut sawah pasang surut. Untuk di Kalimantan Selatan terletak ditepi sungai Barito. Tajak ini memiliki teknik cara pengoperasian yang lebih sulit. Tajak bulan digunakan untuk menebas rumput pada sawah dataran tinggi dan membalik lapisan atas tanah. Tajak bedandan tajak bungkul lebih umum digunakan oleh masyarakat dan teknik pengoperasiannya relatif lebih mudah, terutama pada kedalaman air 10-15cm. Digunakan di sawah tadah hujan, sawah pasang surut dan sawah beririgasi yang digenangi air. Namun sulit digunakan pada lahan kering. Tajak terdiri beberapa bagian, yaitu mata dengan lebar 10 cm, gagang tangkai, puting penghubung tangkai dan hulu yang terbuat dari besi, salut penguat sambungan puting dan hulu terbuat dari kuningan, besi atau tembaga, serta hulu pengangan yang terbuat dari kayu. Berat alat ini mencapai 3 kg dengan sudut antara gagang dan mata condong ke muka mencapai 85°. Cara mempergunakannya yaitu tangan kiri memegang hulu, tangan kanan pada gagang. Tajak diangkat ke atas setinggi kepala, diayunkan ke bawah tepat pada permukaan tanah seperti bermain golf, sambil dikemudikan. Selanjutnya tajak ditarik, dimana rerumputan yang dipotong terbawa kesamping Gambar 8. Prinsip kerja alat tajak ini adalah memotong atau memangkas rumput-rumputan, gulma maupun sisa tanaman padi tahun sebelumnya dengan mengupas tipis lapisan tanah kurang dari 5 cm jika air surut Hidayat 2010. a b c