Tabel 9 Nilai IRHR dan WECST subjek pada KST Subjek
ST1 20
siklus menit
ST2 25
siklus menit
ST3 30
siklus menit
IRHR WEC
ST
kkalmin IRHR
WEC
ST
kkalmin IRHR
WEC
ST
kkalmin P1
1.39 1.49
1.48 1.86
1.60 2.23
P2 1.38
1.45 1.48
1.81 1.58
2.18 P3
1.27 1.82 1.38 2.28 1.51
2.28 P4
1.43 1.47
1.54 1.84
1.77 2.21
Hubungan antara WEC
ST
dan IRHR kemudian diplot dalam grafik. Setiap subjek memiliki kemiringan grafik tersendiri yang merepresentasikan kenaikan
IRHR terhadap kenaikan nilai WEC
ST.
Gambar 25 menunjukkan grafik hubungan
antara WEC
ST
dan IRHR setiap subjek.
Korelasi WEC
ST
dan IRHR
ST
Subyek P1
y = 0.2801x + 0.9694 R
2
= 0.9942 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0
WEC
ST
IRHR
ST
Korelasi WEC
ST
dan IRHR
ST
Subjek P2
y = 0.86x + 0.598 R
2
= 0.999 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0
WEC
ST
IRHR
ST
Korelasi WEC
ST
dan IRHR
ST
Subjek P3
y = 0.263x + 0.7855 R
2
= 0.9982 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0
WEC
ST
IRHR
ST
Korelasi WEC
ST
dan IRHR
ST
Subjek P4
y = 0.4626x + 0.7249 R
2
= 0.9609 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0
WEC
ST
IRHR
ST
Gambar 25 Grafik korelasi WEC
ST
dan IRHR
ST
Subjek Dari grafik , dapat dilihat bahwa semakin curam kemiringan garisnya, maka
semakin besar perubahan nilai IRHR terhadap perubahan tingkat beban kerja. Grafik tersebut memiliki batas maksimal untuk nilai IRHR dan WEC. Batas
maksimal tersebut tergantung dari kapasitas jantung maksimal masing-masing subjek. Persamaan kalibrasi WEC
ST
dan IRHR
ST
dapat dilihat pada Tabel 10.
Sedangkan IRHR kerja diukur dari denyut jantung subjek pada saat menajak dengan metode perhitungan yang sama dengan IRHR pada saat step test.
IRHR kerja digunakan untuk menghitung besarnya Work Energy Cost pada aktivitas menajak dengan memasukkan nilai IRHR kerja ke dalam persamaan
kalibrasi Tabel 10. Gambar 26 menyajikan grafik pengukuran IRHR kerja terhadap salah satu subjek.
IRHR Kerja Subjek P1 Ulangan Ke-1
50 100
150 200
10 20
30 40
Waktu Menit D
e n
y ut
J a
nt un
g
D e
n y
ut M
e ni
t
Gambar 26 Grafik IRHR Kerja Subjek P1 Ulangan Ke-1 Untuk mengetahui energi kerja yang dikeluarkan subjek WEC pada
aktivitas penyiapan lahan menggunakan tajak dilakukan dengan menginput nilai IRHR pada aktivitas tersebut ke dalam persamaan korelasi IRHR dan WEC
ST
Tabel 10. Tabel 10 Persamaan kalibrasi dan WEC pada saat menajak
Subjek Persamaan Kalibrasi
y = IRHR; x = WEC IRHR
Kerja WEC Kerja
kkalmin P1
y = 0.2801x + 0.9694 2.27
4.65 P2
y = 0.1603x + 1.105 1.78
4.21 P3
y = 0.263x + 0.7855 2.04
4.76 P4
y = 0.4626x + 0.7249 2.47
3.77 Hasil pengukuran denyut jantung pada saat menajak IRHR Kerja adalah
1.78-2.47 denyutmenit, sehingga dengan memasukkan nilai tersebut kedalam persamaan sebagai y, didapatkan energi yang dikeluarkan subjek pada saat
bekerja menajak adalah 3.77-4.76 kkalmenit.
R1 ST R2
Work
4.1.3 Beban Kerja Kualitatif dan Kuantitatif
Analisis beban kerja kualitatif dilakukan untuk melihat tingkat tingkat beban kerja kejerihan relatif terhadap kondisi fisiologis subjek. Sedangkan
beban kerja kuantitatif untuk melihat besarnya energi yang dikeluarkan subjek pada saat bekerja. Tabel 11 menunjukkan hasil analisis kualitatif dan kuantitatif
terhadap 4 orang subjek pada aktivitas menajak. Tabel 11 Beban kerja kualitatif dan kuantitatif aktivitas menajak
Subjek Berat
Bdn kg IRHR Kerja
denyutmin Beban Kerja
BME kkalmin
WEC kkalmin
TEC kkalmin
TEC’ kkalkg.Jam
P1 53.1 2.27
Luar Biasa Berat
0.96 4.65 5.61 6.33 P2 51.8 1.78
Berat
0.95 2.85 3.80 4.39 P3 65 2.04
Sangat Berat
1.07 4.76 5.83 5.37 P4 52.5 2.47
Luar Biasa Berat
0.94 3.77 4.71 5.37 Rerata 55.6
2.14
Sangat Berat
0.98 4.01 4.99 5.36 Total energi yang harus dikeluarkan subjek TEC pada aktivitas
menajak merupakan penjumlahan energi yang harus dikeluarkan untuk aktivitas
kerja menajak itu sendiri WEC dengan energi untuk aktivitas metabolisme tubuh BME. Sehingga berdasarkan hasil perhitungan didapatkan TEC adalah
3.80-5.83 kkalmenit. Karena berat badan menjadi beban tambahan yang harus dikeluarkan subjek ketika bekerja, maka untuk mengetahui energi sebenarnya
TEC’ yang dikeluarkan setiap subjek pada aktivitas menajak yaitu dengan membagi TEC dengan berat badan.
Hasil analisis kualitatif menunjukkan rerata IRHR kerja antara 1,78-2,47 denyutmenit, sehingga dengan mengacu pada Tabel 3, beban kerja pada aktivitas
menajak adalah ’Berat’-’Luar Biasa Berat’ dengan rerata kerja ’Sangat Berat’. Sedangkan total energi kerja perberat badan TEC’ 4.39-6.33 kkalkg.Jam dan
rerata 5.36 kkalkg.Jam. Jika dibandingkan penelitian Soleh 2011 pada kegiatan pengolahan tanah sawah menggunakan traktor tangan memerlukan denyut
jantung 1.57-1.59 denyutmenit dengan tingkat beban kerja ‘Berat’. Subjek P1 dan P4 memiliki tingkat beban kerja kualitatif yang sama Luar
Biasa Berat, namun secara kuantitatif memiliki TEC’ berbeda, dimana subjek P1 memiliki TEC’ 6.33kkalkg.Jam sedangkan P4 lebih rendah yaitu
5.37kkalkg.Jam. Perbedaan ini dapat dijelaskan dengan analisis gerak motion analysis
pada pembahasan berikutnya.
4.2 Analisis Gerak Motion Analysis dan Dimensi Tajak
Analisis gerak motion analysis dapat membantu menjelaskan pola gerak yang dilakukan setiap subjek terhadap beban kerja yang dikeluarkannya.
Pengamatan terhadap pola gerak pengoperasian tajak dapat dilihat melalui sequence
-sequence gambar hasil perekaman. Gambar 27 dapat memberikan informasi karakteristik kerja subjek.
Gambar 27 Karakteristik kerja subjek Umumnya terdapat kesamaan pola gerakan dalam menggunakan tajak dari
posisi awal hingga posisi akhir dimana tajak menebas gulma. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan setiap subjek memiliki karakteristik menajak berbeda, yaitu
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaian tiap petak ulangan, banyaknya ayunan tiap menit, sudut maksimum ayunan, kecepatan ayunan dan tinggi angkat
elevasi tajak Tabel 12. Tabel 12 Intensitas ayunan, sudut maksimum, dan tinggi angkat tajak
Subjek Waktu
per Ulangan menitulangan
Σ Ayunan ayunanmenit
Sudut Ayunan
Max ° Kecepatan
Ayunan °det
Tinggi Angkat
cm IRHR Kerja
denyutmin TEC’
kkalkg.Jam
P1 7.5 27
176.75 79.54
222.47 2.27 6.33
P2 7.19 23
171.5 65.74
215.67 1.78 4.39
P3 11.35 20 154.5
51.5 192.35
2.04 5.37 P4 10.6
22 126.5
46.38 165.37
2.47 5.37 Rerata 9
23 157.31 60.79
198.96 2.14 5.36
Tabel 12 menunjukkan Subjek P1 memiliki waktu penyelesaian yang cepat 7.5 menitulangan, ayunan tajak terbanyak 27 ayunanmenit, sudut
ayunan maksimum tertinggi 176.75° yang mencapai maksimum jangkauan
tangannya, tinggi angkat elevasi tajak 222.47 cm, IRHR Kerja 2.27 dan energi kerja 6.33 kkalkg.Jam.
Menurut Sanders dan Mc. Cormicks 1987 diantara variabel yang mempengaruhi besarnya tekanan pada tubuh selama mengangkat beban adalah
tinggi dan range angkat. Mengangkat benda dibedakan atas tiga kategori yaitu dari lantai ke genggaman tangan, genggaman tangan ke bahu, dan bahu sampai
jangkauan tangan. Range angkat dari bahu sampai jangkauan tangan tidak diinginkan oleh operator. Tinggi angkat yang paling efisien adalah pada range
antara 51-152 cm. Sehingga melalui analisis gerak motion analysis dapat dijelaskan bahwa
intensitas kerja, tinggi serta range angkat yang mencapai jangkauan maksimum tangan, menyebabkan subjek P1 memiliki beban kerja kuantitatif lebih besar
dibandingkan dengan subjek P3. Selain itu tingginya intensitas ayunan dan elevasi angkat tajak akan berpengaruh terhadap besarnya energi mekanik dan
potensial yang terjadi sehingga berpengaruh terhadap denyut jantung IRHR Kerja dan besarnya energi TEC’ yang harus dikeluarkan subjek.
Analisis dimensi
tajak yang dipergunakan subjek perlu dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara beban kerja dengan dimensi alat yang digunakan. Hasil pengukuran terhadap dimensi tajak masing-masing subjek dapat dilihat pada
Tabel 13. Tabel 13 Dimensi tajak yang dipergunakan subjek
Dimensi Tajak Operator
P1 P2 P3 P4 Jenis Bedandan Bedandan Bedandan
Surung Berat kg
2.8 2.1
2.7 2.9
Diameter gaganghulu cm 3.46
3.40 3.7
3.8 Panjang gaganghulu cm
27.8 28
29 22
Panjang tangkai cm 49.5
44 51.4
50 Pajang gagang sd tangkai cm
77.30 72
80.4 72
Panjang mata cm 56
54 59
54.6 Lebar mata cm
8.5 6.5
8.5 9
Sudut kemiringan tangkai ° 82
82 81
85