Analisis Kelayakan Investasi METODE PENELITIAN 4.1.

34 atau menganalisis kegiatan investasi harus mempertimbangkan masalah dampak lingkungan yang merugikan.

4.6. Analisis Kelayakan Investasi

Analisis yang digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha dapat diukur melalui perhitungan Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC, Internal Rate of Return IRR, dan Payback Period PBP. Analisis kelayakan investasi dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun aliran tunai diskontokan discounted cashflow karena adanya pengaruh waktu terhadap nilai uang atau semua biaya dan manfaat yang akan datang harus diperhitungkan. 1. Net Present Value NPV, Net Present Value digunakan untuk menilai manfaat investasi dengan ukuran nilai kini present value dari keuntungan bersih proyek. NPV menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu. Perumusannya sebagai berikut Kadariah et al. 1999: Dimana: B t = Penerimaan Benefit tahun ke-t Rupiah C t = Biaya cost tahun ke-t Rupiah n = Umur ekonomis proyek Tahun i = Tingkat suku bunga discount rate persen t = periode Tahun Kriterianya adalah: Jika NPV 0, maka secara finansial usaha layak untuk dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya. Jika NPV = 0, maka manfaat investasi sama dengan tingkat social opportunity cost of capital, secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan. Jika 35 NPV 0, maka investasi tidak layak untuk dilaksanakan, hal ini dikarenakan manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biayatidak cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan. 2. Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return merupakan suku bunga maksimal discount rate untuk sampai pada NPV bernilai sama dengan nol seimbang, dengan kata lain Internal Rate of Return adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan dinyatakan dalam satuan persen. Jika diperoleh dari IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang berlaku, maka proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Perumusannya adalah sebagai berikut Kadariah et al. 1999: Dimana: NPV 1 = NPV yang bernilai positif NPV 2 = NPV yang bernilai negatif i 1 = discount rate yang menghasilkan NPV positif i 2 = discount rate yang menghasilkan NPV negatif Gambar 3. Grafik hubungan NPV dan IRR 3. Net Benefit Cost Ratio Net BC, Net BC ratio merupakan perbandingan antara nilai sekarang dari keuntungan bersih yang positif dengan nilai sekarang dari keuntungan bersih yang negatif. Angka tersebut menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan uang. IRR i 1 i 2 NPV 1 NPV 2 36 Kriteria yang digunakan untuk pemilihan ukuran Net BC ratio dari manfaat proyek adalah memilih semua proyek yang nilai BC rasionya sebesar satu atau lebih jika manfaat didiskontokan pada tingkat biaya opportunitis capital Gittinger, 1986, tetapi jika nilai Net BC 1, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus yang digunakan adalah Kadariah et al. 1999: Dimana: Net BC = Nilai Benefit-cost ratio B t = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t C t = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t n = Umur ekonomis proyek i = discount rate persen t = periode untuk pembilang yaitu B t -C t 0 dan penyebut yaitu B t -C t 4. Payback of Period PBP Payback of Period PBP dilakukan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian investasi. Payback Period merupakan jangka waktu periode yang dibutuhkan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu proyek. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik proyek tersebut untuk diusahakan. PP Dimana: PP = Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modalinvestasi Tahunbulan I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan Rupiah Ab = Manfaat bersih rata-rata per tahun Rupiah 37 Selama proyek dapat mengembalikan modalinvestasi sebelum berakirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. 5. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Bisnis sangat sensitif atau peka terhadap perubahan akibat beberapa hal, yaitu : 1 perubahan harga terutama harga output, 2 keterlambatan, 3 kenaikan biaya cast over run, 4 ketidaktepatan dan perkiraan hasil produksi. Terutama bila cara produksi baru yang sedang diusulkan yang dipakai sebagai ukuran atau informasi agronomis terutama didasarkan pada hasil penelitian. Analisis sentivitas dilihat terhadap kelayakan bisnis terhadap perbedaan dari perkiraan hasil bisnis dengan hasil yang betul- betul dihasilkan di lokasi bisnis.

4.7. Asumsi Dasar yang Digunakan