IV. METODE PENELITIAN 4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di CV Usaha Unggas, yaitu unit usaha peternakan yang terletak di Kampung Demplot, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rumpin,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai Mei 2012.
4.2. Data dan Instrumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara peternak
dengan panduan kuisioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder yang digunakan adalah data yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian. Data sekunder diperoleh dari lembaga dan instansi terkait yang relevan dengan penelitian.
4.3. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1 Interview, yaitu pengumpulan data yang berasal dari wawancara secara
langsung dengan responden, dalam hal ini adalah konsumen yaitu peternak pembesaran itik untuk mengetahui jumlah produk yang diterima dan siklus
penerimaan produk tersebut dan pada produsen yaitu pihak manajemen perusahaan dan karyawan untuk mengetahui informasi internal perusahaan; 2
Observasi, yaitu dengan cara pengamatan langsung secara sistematis terhadap aktivitas perusahaan. disini dilakukan pengamatan secara langsung terhadap
kegiatan pada perusahaan tersebut; 3 Dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan yang ada pada perusahaan
yang dianggap perlu; 4 Studi pustaka, yaitu guna menunjang pengumpulan data di lapangan, diperlukan studi kepustakaan dimana digunakan literature yang
berhubungan dengan judul penelitian. Selain itu juga digunakan data praktis yang didapat dari surat kabar, majalah, dan buletin.
30
4.4. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diolah secara deskriptif. Analisis data meliputi analisis kelayakan usaha dan
analisis sensitifitas. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan komputer program Microsoft Excel.
4.5. Analisis Kelayakan Non Finansial
Pada penelitian ini, analisis kelayakan non finansial akan mengkaji kelayakan usaha dari berbagai aspek seperti asper pasar, aspek teknis, aspek
menajemen, aspek hukum, dan aspek sosial, ekonomi, dan budaya serta aspek lingkungan.
1. Aspek Pasar
Ibrahim 2003 menjelaskan bahwa analisis pasar dilakukan dengan tujuan untuk menguji serta menilai sejauh mana pemasaran dari produk yang dihasilkan
dapat mendukung pengembangan usaha atau proyek yang dilaksanakan. Husnan dan Suwarsono 2000 menyatakan aspek pasar mempelajari tentang permintaan,
penawaran, program pemasaran, dan pangsa pasar market share perusahaan. 2.
Aspek Teknis Aspek teknis memiliki pengaruh yang besar terhadap kelancaran jalannya
usaha. Menurut Ibrahim 2003 aspek teknis merupakan kelanjutan dari aspek pemasaran, kegiatan ini timbul apabila sebuah gagasan usaha atau proyek yang
direncanakan telah menunjukan peluang yang cukup cerah dilihat dari segi pemasaran. Aspek pokok yang perlu dibahas dalam aspek teknis produksi antara
lain masalah lokasi, luas produksi, proses produksi, peralatan yang digunakan, serta lingkungan yang berhubungan dengan proses produksi.
Menurut Husnan dan Suwarsono 2000 aspek teknis merupakan suatu aspek berkenaan dengan proses pembangunan usaha secara teknis dan
pengorganisasiannya setelah usaha tersebut selesai dibangun. Penilaian terhadap aspek ini penting dilakukan sebelum suatu usaha dijalankan. Penentuan aspek
teknis perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan teknis dan operasi. Sedangkan menurut Nurmalina et al. 2009 aspek teknis meliputi pembahasan
menganai lokasi bisnis, luas produksi, proses produksi, layout, dan pemilihan jenis teknologi dan equipment.
31
Berdasarkan beberapa pendapat menganai aspek teknis maka terdapat hal- hal yang perlu diperhatikan terkait aspek teknis antara lain:
a Lokasi usaha
Lokasi usaha untuk perusahaan industri mencakup dua pengertian, yaitu lokasi lahan pabrik dan lokasi bukan pabrik.
Lokasi bukan pabrik mengacu pada lokasi untuk kegiatan yang secara langsung tidak berkaitan dengan proses produksi, yaitu
lokasi pembangunan administrasi perkantoran dan pemasaran. Terdapat beberapa variabel yang dapat diperhatikan dalam
pemilihan lokasi usaha. Variabel tersebut di dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu variabel utama primer dan variabel
bukan utama sekunder. Variabel utama meliputi ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply
tenaga kerja, dan fasilitas transportrasi. Sedangkan variabelvariabel sekunder terdiri dari hukum dan peraturan yang berlaku, iklim dan
keadaan tanah, sikap dari masyarakat setempat adat istiadat dan perencanaan masa depan perusahaan.
b Skala Operasional atau Luas Produksi
Skala operasional atau luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan optimal.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan luas produksi yaitu batasan permintaan, persediaan kapasitas mesin,
jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi, kemampuan finansial dan manajemen, serta kemungkinan adanya
perubahan teknologi produksi di masa yang akan datang. c
Layout atau Tata Letak Alur Produksi Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk
dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Dengan demikian pengertian layout mencakup layout site layout
lokasi usaha, layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik dan fasilitas-fasilitasnya.
32
d Pemilihan Jenis Teknologi dan Peralatan
Prinsip-prinsip yang dipegang dalam penentuan jenis teknologi dan peralatan antara lain seberapa jauh derajat
mekanisasi yang diinginkan, manfaat ekonomi yang diharapkan, ketepatan teknologi dengan bahan mentah yang digunakan,
keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut di tempat lain yang memiliki ciri-ciri mendekati lokasi usaha, kemampuan
pengetahuan penduduk tenaga kerja setempat, dan kemungkinan pengembangannya serta pertimbangan kemungkinan adanya
teknologi lanjutan. e
Proses Produksi Menurut Nurmalina et al. 2009 terdapat tiga jenis proses
produksi yaitu proses produksi yang terputus-putus, kontinu, dan kombinasi. Pada proses produksi perlu mempertimbangakan risiko
produksi yang mungkin terjadi dari usaha agar analisis tidak over estimate. Menurut Kadarsan 1992 risiko dan ketidakpastian
menjelaskan suatu keadaan yang meumungkinkan adanya berbagai macam hasil usaha atau berbagai macam akibat dari usaha-usaha
tertentu. Harwood et al. 1999 menyatakan bahwa sumber risiko pada kegiatan pertanian meliputi: 1 risiko produksi; 2 risiko
harga atau pasar; 3 risiko institusi; serta 4 risiko finansial. 3.
Aspek Manajemen Menurut Ibrahim 2003 aspek manajemen berhubungan dengan institusi
atau lembaga proyek yang harus mempertimbangkan struktur kelembagaan, pola sosial dan budaya yang ada pada suatu daerah atau negara setempat. Pengkajian
aspek manajemen pada dasarnya menilai para pengelola usaha dan struktur organisasi yang ada Husnan Suwarsono 2000. Usaha yang dijalankan akan
berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang profesional mulai dari merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengendalikan agar tidak terjadi
penyimpangan. Demikian pula dengan struktur organisasi yang dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan usahanya.
33
Pada proyek pertanian, perusahaan harus mempertimbangkan kemampuan manajerial para petani yang akan ikut serta dalam proyek. Jika petani memiliki
pengalaman terbatas pada masalah produksi, maka mereka harus diberikan waktu yang cukup agar dapat meningkatkan kemampuan mereka Gittinger 1986.
Menurut Husnan dan Suwartono 1994 hal yang perlu diperhatikan dalam aspek manajemen ini adalah bentuk badan usaha yang digunakan, jenis pekerjaan yang
diperlukan agar usaha dapat berjalan dengan lancar, persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan tersebut, struktur organisasi yang
digunakan, dan penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan. 4.
Aspek Hukum Aspek hukum berkaitan dengan legalitas perusahaan. Analisis
aspek hukum terdiri dari bentuk badan usaha yang digunakan, jaminan- jaminan yang dapat diberikan apabila hendak meminjam dana, serta akta,
sertifikat, dan izin yang diperlukan dalam menjalankan usaha Nurmalina et al. 2009.
5. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang akan dinilai adalah seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan budaya
terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial yang dipelajari diantaranya
penambahan kesempatan
kerja atau
pengurangan pengangguran, semakin ramainya daerah lokasi bisnis, memperlancar lalu
lintas, adanya penerangan listrik, telepon, dan sarana lainnya. Aspek sosial memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami
oleh masyarakat di sekitar lokasi bisnis. Pada aspek ekonomi suatu bisnis diantaranya dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan asli
daerah PAD, pendpatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Dari aspek sosial sejauhmana bisnis dapat secara budaya
mengubah jenis kebudayaan pada masyarakat Nurmalina et al. 2009. 6.
Aspek Lingkungan Aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut
terhadap lingkungan apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan semakin baik atau semakin rusak. Mereka yang merancang
34
atau menganalisis kegiatan investasi harus mempertimbangkan masalah dampak lingkungan yang merugikan.
4.6. Analisis Kelayakan Investasi