VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL
Analisis yang dilakukan terhadap aspek non finansial penting untuk dilakukan karena dapat memberikan gambaran terhadap usaha yang akan maupun
sedang dijalankan. Walaupun aspek non finansial belum ada keseragaman yang pasti tentang aspek apa saja yang menjadi acuan untuk diteliti. Namun pada
penelitian ini yang dilakukan terhadap aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial, ekonomi dan budaya,
serta aspek lingkungan.
6.1. Aspek Pasar
6.1.1. Analisis Peluang Pasar
1. Permintaan
Informasi dari berbagai sumber misalnya media menyatakan bahwa permintaan itik tinggi dan semakin meningkat. Walaupun data
mengenai hal tersebut belum pasti, namun dari beberapa pengakuan dari pemasok dan penjual, mereka mengkonfirmasi hal tersebut. Menurut
pemilik CV. Usaha Unggas, daerah Jakarta yang menjadi salah satu tujuan pemasarannya pun masih mengalami kekurangan pasokan. Dari
permintaan masing-masing pengumpul yang berjumlah 3 orang, sampai saat ini hanya terpenuhi 15 saja
7
. Berapapun hasil DOD yang ditawarkan selalu dibagi rata pada para pengumpul tersebut. Sebagai contohnya,
kebutuhan DOD oleh satu orang pengumpul sebanyak 2000 ekor per minggunya, namun yang diterima dari CV. Usaha Unggas hanyalah
sebanyak 400 ekor saja. Kekurangan dari permintaan ini dipenuhi dari peternakan serupa.
7
hasil wawancara langsung dengan peternak
45
Pada CV. Usaha Unggas peluang pasar diperoleh dari adanya jalinan kemitraan dengan beberapa peternakan dan pengumpul.
Pengumpul yang datang untuk mengambil pasokan dari CV. Usaha Unggas ini biasanya menyuplai itik ke restoran ataupun menjualnya
langsung ke pasar. Permintaan dari restoran di Jakarta mencapai 100 ekor itik per hari dari satu restoran. Dan untuk permintaan pasar, satu lapak
membutuhkan 100 ekor per hari, sedangkan jumlah lapak di satu pasar jumlahnya mencapai 48 lapak.
Permintaan tidak hanya datang dari daerah Jabodetabek, melainkan dari dalam dan luar Pulau Jawa. Untuk beberapa mitra tetap terdapat
kesepakatan. Namun bila terjadi penurunan produksi, perusahaan hanya bisa membagi rata hasil produksinya. Hal ini biasanya diterima dengan
baik oleh para mitranya mengingat mitra tersebut rata-rata sudah berpengalaman dan mengetahui kondisi yang terjadi.
2. Penawaran
Seperti halnya permintaan, data mengenai penawaran itik di tingkat industri juga belum lengkap. Namun berdasarkan pemberitaan di berbagai
media baik elektronik ataupun cetak menginformasikan bahwa penawaran itik lebih kecil dibandingkan dengan permintaannya. Begitu juga dengan
pernyataan dari pemasok. Penawaran di tingkat perusahaan yaitu pada CV. Usaha Unggas,
ditunjukan dengan kemampuan peternakan melakukan produksi. Kemampuan produksi tersebut didasarkan dari jumlah indukan sebanyak
500 ekor. Dalam satu minggu, DOD yang dihasilkan berjumlah 1.000 sampai 1.500 ekor.
6.1.2.
Analisis Pesaing
Pesaing utama dari CV. Usaha Unggas yaitu peternak lain yang mampu mempertahankan kestabilan stoknya. Loyalitas mitra sangat berperan dalam hal
ini. Biasanya bila terjadi kekurangan stok, mitra akan mendapatkan jumlah yang lebih sedikit dari pada awalnya. Kekurangan stok menjadikan harga melambung.
Namun biasanya, karena faktor utama penyebab kekurangan stok adalah cuaca
46
yang memburuk, maka peternak lain pun mengalami hal yang sama. Maka kenaikan harga sama-sama terjadi.
Mitra yang kekurangan produk dapat meminta ke CV. Usaha Unggas, begitu juga sebaliknya, CV. Usaha Unggas dapat mengambil produk dari
mitranya, salah satunya yaitu peternak yang berada di wilayah Jawa Timur, karena terdapat perbedaan keadaan cuaca. Selain itu, dengan berkembangnya kemitraan,
CV. Usaha Unggas mendapatkan pelanggan dari rekomendasi mitra yang lain dan juga sebaliknya. Persaingan terjadi apabila ada peternak yang bernegosiasi dengan
pelanggan yang sama. Namun, karena adanya kemitraan, jadi sejauh ini tidak terdapat masalah dalam pemasaran produk. Terjadinya kelebihan permintaan juga
menyebabkan stok yang disediakan selalu habis.
6.1.3. Bauran Pemasaran