12
2.1. Usaha Ternak Itik
Saragih 1998, berpendapat bahwa dilihat dari pengusahaan, kegiatan ekonomi berbasis peternakan dapat diselenggarakan oleh dua golongan
kepengusahaan, yaitu: 1 peternakan rakyat; dan 2 perusahaan peternakan. Kemudian dari tingkat komersialisasinya usaha peternakan dikelompokkan
menjadi empat pola usaha yaitu: 1 usaha sampingan; 2 cabang usaha; 3 usaha pokok; dan 4 industri peternakan.
Menurut Samosir 1983, dengan kebutuhan modal yang relatif kecil, adanya pendapatan setiap hari, dan tidak adanya hambatan sosial budaya dalam
pemeliharaannya, merupakan beberapa hal yang menguntungkan ternak itik dibandingkan dengan ternak besar. Sebagai sumber penghasil daging, itik
sebenarnya memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan hewan ternak lainnya. Menurut Williamson dan Payne 1993, itik memiliki sifat lebih mudah
beradaptasi dengan lingkungan karena tidak terpengaruh iklim, lebih mudah dalam perawatan karena tidak rentan terhadap penyakit, pemeliharaannya lebih
organik, tidak memerlukan pakan khusus, dan modal yang diperlukan untuk membuka usaha peternakan itik pun relatif kecil.
Telur dan daging itik merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan keuntungan besar. Kebutuhan akan telur dan daging pasar internasional sangat
besar dan masih tidak seimbang dari persediaan yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa baru dua negara Thailand dan Malaysia yang menjadi negara pengekspor
terbesar. Hingga saat ini budidaya itik masih merupakan komoditi yang menjanji untuk dikembangkan secara intensif. Di Indonesia, ternak itik merupakan ternak
unggas penghasil telur yang cukup potensial disamping ayam.
2.1.1. Biologi Komoditi Itik
Menurut Suharno dan Amri 1995, itik menurut tipenya dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu: 1 itik petelur seperti Indian Runner, Khaki
Campbell, Buff Buff Orpington, dan CV 2000-INA; 2 itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, dan Cayuga; dan 3 itik ornamental itik
kesayanganhobby seperti East India, Call Grey Call, Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.
13
Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali,
itik CV 2000-INA, dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor.
2.1.2. Output ternak itik
Menurut Yulidc 2011, terdapat beberapa bagian dari itik yang bisa dipasarkan, yaitu:
1. Telur Itik
Telur berwarna hijau kebiru-biruan merupakan produk utama dari peternak itik. Telur ini sebagian komoditas terbagi menjadi dua macam,
yaitu telur konsumsi dan telur tetas. Sebagai barang yang dikonsumsi, telur itik banyak diperdagangkan baik dalam keadaan segar maupun olahan.
Telur asin merupakan salah satu bentuk olahan dari telur itik. Sebagai telur tetas, peternak harus memelihara beberapa pejantan agar telur yang
dihasilkan dapat ditetaskan. 2.
Bibit Itik Bisnis dalam peternakan itik ternyata tidak hanya terbatas pada
telurnya saja. Dengan bermodalkan alat-alat penetasan baik yang alami maupun buatan, kita dapat menjadi produsen bibit anak itik DOD.
Harga jual bibit jauh lebih tinggi daripada harga telur itik, sekalipun itik tersebut baru saja memecahkan kulit telur penyelubung dirinya. Harga
DOD bisa Rp 3.500,00 sampai Rp 6.500,00 per ekornya. Harga jual bibit umur 2 minggu menjadi lebih menggiurkan lagi karena bisa mencapai Rp
10.000,00 per ekornya. 3.
Itik Dara Menjadi produsen itik dara juga memberi suatu peluang bisnis
yang menarik bagi peternak itik. Itik dara yang berumur 4-6 bulan yang siap bertelur paling banyak dicari peternak itik. Harga jual itik dara juga
cukup tinggi, diawal tahun 2011 harganya mencapai Rp 35.000,00 per ekor.
14
4. Itik Pedaging
Daging itik merupakan makanan yang lezat cita rasanya jika yang memasak cukup berpengalaman. Selain itu, kandungan gizinya juga setara
dengan daging ayam dan ternak lainnya. Pada penetasan itik, selalu ditemukan 50 persen jantan. Oleh karena itu, bila itik jantan yang 50
persen ini dimanfaatkan secara optimal sebagai penghasil daging, tentu akan lebih menguntungkan lagi.
5. Bulu Itik
Bulu itik yang halus bisa menjadi salah satu mata dagang ekspor yang dapat menghasilkan devisa yang cukup baik. Bulu itik juga
dibutuhkan untuk campuran pakan ternak. Selain itu, bulu itik biasanya dimanfaatkan sebagai pengisi mainan anak, bantal, mantel, dan lain-lain.
6. Faeces Kotoran
Kotoran itik dapat mendatangkan keuntungan karena dapat digunakan sebagai pupuk. Berdasarkan analisa kimia, setiap ton kotoran
itik memberi hasil 22 lbs 9,99 kg Nitrogen N, 29 lbs 13,17 kg Asam Fasfat, dan 10 lbs 4,54 kg Potash K.
2
2.2. Teknis Budidaya