49
dipilih adalah mitra yang mampu mengelola produksi, namun kekurangan suplai dan pengalaman. CV. Usaha Unggas memposisikan diri sebagai peternakan
penghasil unggas, mulai dari bibit hingga dewasa di wilayah Bogor. Berdasarkan analisis aspek pasar, dapat dikatakan bahwa CV. Usaha
Unggas layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan masih terbukanya peluang pasar dari DOD dan itik pedaging. Bahkan menurut pemilik, berapapun jumlah
produk yang dihasilkan, pasti akan terserap oleh pasar.
6.2. Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut
selesai dibangun. Beberapa aspek teknis yang perlu dianalisis dalam studi kelayakan bisnis diantaranya lokasi bisnis, luas produksi, pemilihan jenis
teknologi dan peralatan, dan proses produksi Nurmalina et al. 2009.
6.2.1. Lokasi Usaha
CV. Usaha Unggas terletak di Kampung Demplot, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena
lokasi ini merupakan salah sentra peternakan unggas yang berpotensial di daerah Jabodetabek. Sedangkan kios yang digunakan sebagai kantor pemasaran terletak
di dekat pasar prumpung, Gunung Sindur. Analisis pada lokasi usaha menunjukan bahwa CV. Usaha Unggas
memilih lokasi yang tepat. Hal ini dikarenakan semua variabel utama dapat dipenuhi dengan baik. Variabel-variabel utama antara lain meliputi ketersediaan
bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja, dan fasilitas transportasi.
1. Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan komponen penting dalam proses produksi. Pada CV. Usaha Unggas bahan baku yang diperlukan berupa input
produksi yang diantaranya indukan itik, pakan, obat-obatan, vitamin, dan vaksin. Jumlah indukan itik yaitu 500 ekor. Indukan itik ini aktif
berproduksi dalam dua tahun. Setelah dua tahun berproduksi, itik afkir dijual dan diganti dengan indukan baru. Kebutuhan indukan dipenuhi dari
50
pemasok yang berasal dari Balai Penelitian Ternak Balitnak Ciawi, Bogor.
Jenis itik yang dihasilkan dan dibudidayakan yaitu jenis itik lokal mojosari, itik hibrida, dan itik peking. Itik hibrida merupakan hasil
perkawinan antara itik peking dan itik mojosari. Hasil perkawinan ini memiliki keunggulan tersendiri. Itik hibrida mampu panen lebih cepat
dibandingkan dengan itik jenis lain. Nafsu makannya tinggi dan tingkat mortalitasnya rendah.
Kebutuhan pakan terdiri dari pakan buatan pabrik dan pakan buatan sendiri. Pakan pabrik yang berupa pakan starter, pakan grower, dan
pakan pur didapatkan dari toko pakan. Kebutuhan pakan strarter cukup tinggi terutama untuk itik umur 1
– 14 hari, dilanjutkan dengan pakan grower untuk itik umur 14 hari, karena pada umur tersebut itik
memerlukan komposisi nutrisi pakan yang tepat yang terdapat pada pakan buatan pabrik.
Pakan buatan sendiri dipenuhi dengan cara membuat ransum pakan yang terdiri dari campuran pakan pur, dedak, menir, limbah sayuran pasar,
dan mineral. Alternatif lainnya adalah sisa mie dan sisa roti. Bahan-bahan tersebut cukup banyak tersedia di sekitar lokasi usaha seperti di toko
sarana pertanian dan pasar parung, sehingga memudahkan untuk mendapatkannya.
Selain bahan
baku, pemilihan
lokasi peternakan
juga mempertimbangkan kemudahan mendapatkan peralatan dan ketersediaan
lahan. Peralatan kerja dapat diperoleh dari pasar terdekat yang banyak terdapat disekitar lokasi kandang sehingga banyak alternatif pemilihan
pemasok peralatan. Lahan cukup banyak tersedia di sekitar lokasi peternakan. Lokasi yang juga merupakan tempat peternakan unggas,
memudahkan kemitraan dengan warga sekitar. 2.
Letak Pasar yang Dituju Semakin banyaknya pedagang yang menjual itik karena
permintaan itik terus meningkat, mengakibatkan banyaknya mitra maupun pengumpul yang bekerjasama dengan CV. Usaha Unggas. Pengumpul
51
yang datang pada umumnya menjual itik di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Namun tidak jarang CV. Usaha Unggas menerima permintaan
dari dalam dan luar Jawa. Lokasi peternakan ke daerah pemasaran dapat dikatakan cukup strategis karena Bogor sendiri merupakan wilayah
Jabodetabek yang merupakan salah satu target pasar utama. Melihat jarak yang tidak terlalu jauh, maka lokasi perusahaan cukup strategis dengan
daerah pemasaran. 3.
Supply Tenaga Kerja Tenaga kerja cukup mudah didapatkan dari lokasi sekitar
peternakan. Hal ini disebabkan penduduk disekitar perusahaan rata-rata memiliki pengalaman beternak. Tenaga kerja diperlukan pada proses
pembibitan dan bekerja di kandang. Selain itu juga ada yang bekerja sebagai supir untuk pengiriman dan penjaga kios. Hingga saat ini,
perusahaan tidak kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja. 4.
Ketersediaan Air dan Listrik Air dan listrik merupakan variabel yang sangat penting pada CV.
Usaha Unggas. Fungsi utama air yaitu untuk minum itik dan membersihkan peralatan kerja. Fungsi utama listrik yaitu sebagai
penghangat suhu kandang dan untuk penetasan. Suhu udara untuk bibit hingga umur dua minggu harus tetap hangat. Selain itu, listrik juga
berfungsi untuk penerangan di malam hari. 5.
Fasilitas Transportasi Transportasi terutama dibutuhkan dalam mengangkut input dan
output produksi misalnya mengangkut pakan dan mengirim produk. Untuk kegiatan harian peternakan masih menggunakan fasilitas transportasi yang
berupa sepeda motor. Untuk menyuplai DOD, perusahaan mengirim langsung pada mitra dengan biaya transportasi ditanggung sepenuhnya
oleh perusahaan jika lokasi berada disekitar Bogor. Untuk jarak jauh, seperti daerah Bandung, perusahaan menggunakan mobil pick up dengan
biaya pengiriman ditanggung oleh pembeli.
52
6.2.2. Luas Produksi