Aspek Hukum Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

61 Keterangan : K = Karyawan Gambar 8. Struktur Organisasi CV. Usaha Unggas Sistem pemberian upah yakni upah bulanan. Besarnya gaji bulanan yang diterima karyawan kandang dan karyawan penetasan yakni Rp 500.000,00 per bulan. Karyawan pendistribusian mendapatkan gaji yang lebih tinggi yakni supir sebanyak Rp 1.200.000,00 per bulan dan karyawan kios sebanyak Rp 950.000,00 per bulan. Selain dengan sistem upah, juga terdapat bonus apabila dalam penjualan perusahaan mendapatkan keuntungan yang dinilai tinggi tergantung dari keputusan pemilik perusahaan. Untuk pemilik sebenarnya tidak mendapatkan gaji atau upah karena keuntungan dari usaha itulah yang merupakan gaji atau upah para pemilik. Namun karena pemilik berperan aktif, maka gajinya diperhitungkan sebagai tenaga kerja. Masing-masing dari ketiga pemilik ini mendapatkan gaji sebanyak Rp 2.000.000,00 perbulan. Setelah itu sisa keuntungannya baru dibagi lagi sesuai posisi dan jumlah saham. Pembagian keuntungan antara Bapak Budi, Bapak Mustafa dan Bapak Ali adalah 45 : 35 : 20. Berdasarkan analisis aspek manajemen, usaha ini sudah layak dijalankan. Hal ini dikarenakan telah memiliki garis koordinasi yang jelas dan tegas.

6.4. Aspek Hukum

Aspek hukum berkenaan dengan bentuk badan usaha yang digunakan dan legalitas usaha. CV. Usaha Unggas merupakan perusahaan patungan atau usaha Direktur Site Manager Manajer Komunikasi dan Informasi Bagian Distribusi dan Pemasaran Bagian Kandang Bagian Penetasan K K Supir K. Kios K K K 62 bersama. Hal ini didasarkan pada proses berdirinya perusahaan didirikan oleh beberapa orang dan modal usaha merupakan modal bersama daripada para pendirinya. Perusahaan dijalankan sepenuhnya oleh pemilik dan risiko kerugian ditanggung oleh pemilik. Aspek legal yang telah didapatkan yaitu berupa Surat Keterangan Domisili Usaha SKDU dari kelurahan. Dengan demikian, perusahaan telah terdaftar di kelurahan setempat sehingga perusahaan diakui secara legal keberadaannya. Menurut pemaparan pihak manajemen bahwa peternakan terjamin keamananya karena sudah mendapatkan izin dari kelurahan setempat. Berdasarkan aspek hukum, CV. Usaha Unggas belum dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan perusahaan hanya memiliki izin dari kelurahan, RW, dan RT setempat. Peternakan belum memiliki aspek legal yang mencirikan suatu bentuk perusahan misalnya persekutuan komanditer dan belum tercatat dalam akta notaris yang dikarenakan skala usaha yang dijalankan masih merupakan skala kecil. Menurut SK Menteri Pertanian No 362KtpsTN.12051990 tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan pemberian izin dan pendaftaran usaha peternakan dijelaskan bahwa jika populasi ternak itik dalam suatu peternakan 1500 ekor, maka harus mengajukan izin usaha peternakan. Perusahaan juga perlu memiliki peraturan internal yang disepakati diantara para pemilik sehingga setiap pihak yang terlibat di dalam CV. Usaha Unggas dapat menjalankan hak dan kewajibannya serta dapat memudahkan penyelesaian apabila terjadi konflik internal perusahaan.

6.5. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang dianalisis adalah seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial, pengaruh dari didirikannya CV. Usaha Unggas adalah menciptakan lapangan pekerjaan baru. Peternakan mampu menyerap tenaga kerja dari daerah sekitar lokasi perusahaan. Dengan demikian, peternakan berperan dalam menyediakan lapangan pekerjaan baru. Dari aspek ekonomi tentunya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dengan adanya 63 kesempatan kerja baru. CV. Usaha Unggas juga menyisihkan sebagian keuntungannya untuk dana sosial bagi wilayah setempat. Selain itu dapat menambah aktivitas ekonomi baik pada bagian hulu maupun bagian hilir agribisnis. Pada aktivitas hulu, semakin berkembangnya usaha pada hulu produksi misalnya penyediaan DOD sebagai bahan baku bagi mitra. Begitu pula dalam aktivitas hilir dengan penyuplaian itik pada mitra ataupun pengumpul. Dari segi budaya, bisnis ini tidak merugikan budaya setempat. Justru dengan adanya bisnis ini bisa mempopulerkan mengkonsumsi daging itik. Hal ini dikarenakan daging unggas yang sangat popular selama ini adalah daging ayam. Adanya kegiatan usaha pada tahap pembesaran dapat menjadi alternatif usaha selain usaha yang telah umum dilakukan yaitu usaha itik petelur. Dengan demikian usaha ternak itik pedaging terutama pada tahap pembibitan dan pembesaran menjadi populer di masyarakat. Berdasarkan aspek sosial, ekonomi, dan budaya dapat dikatakan CV. Usaha Unggas layak dijalankan. Hal ini dikarenakan banyaknya dampak positif yang ditimbulkan misalnya menyediakan lapangan pekerjaan baru, menggiatkan kegiatan ekonomi off farm agribisnis itik, dan mempopulerkan mengkonsumsi daging itik untuk meningkatkan gizi masyarakat, dan memberikan alternatif dalam melakukan usaha ternak yaitu tahap pembibitan dan pembesaran.

6.6. Aspek Lingkungan