Lokasi dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2011 yang berlokasi di kebun koleksi tumbuhan obat Kebun Raya Bogor KRB, Jawa Barat. Denah lokasi penelitian seperti pada Gambar 1. Gambar 1 Denah lokasi Kebun Raya Bogor KRB dan vak kebun koleksi tumbuhan obat Sumber KRB.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat-alat tulis seperti ballpoint, pensil, tip ex, alat hitungkalkulator, komputer, lembaran kuisioner, dan alat dokumentasi kamera.

3.3 Metode Penelitian dan Pengambilan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara kepada pengunjung KRB yang datang ke vak petak koleksi tumbuhan obat dilakukan menurut karakteristik umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan dengan cara melakukan pengisian kuisioner yang bersifat semi terstruktur.

3.3.1 Tahapan penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui tiga tahap, yaitu : a Tahap persiapan meliputi: penentuan lokasi penelitian, penetapan tujuan dan pembuatan usulan penelitian, permohonan izin kepada pihak Kebun Raya Bogor, persiapan survei pembuatan kuisioner, petunjuk pelaksanaan, jadwal penyusunan dan pengambilan data. b Tahap pengumpulan data meliputi: survei lapang, pengambilan sampel melalui wawancara dengan responden untuk mengisi kuisioner. c Tahap analisis data

3.3.2 Jenis data yang dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan dan hasil kuisioner. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari berbagai literatur sebagai penunjang data primer. Jenis data yang dikumpulkan dapat disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan cara memperoleh data No Data yang diperoleh Sumber data Rincian data Metode A Data Primer 1. Karakteristik pengunjung Kuisioner Karakteristik pengunjung jenis kelamin, umur, pendidikan, asal, pekerjaan, informasi awal mengenai KRB, frekuensi kunjungan, tujuan datang ke KRB, kegiatan yang akan dilakukan di KRB Observasi lapangwawanca ra 2. Persepsi pengunjung Kuisioner Tanggapan pengunjung terhadap koleksi tumbuhan obat yang ada di KRB, penilaian pengunjung terhadap fasilitas pelayanan KRB, pengetahuan pengunjung tentang keberadaan koleksi tumbuhan obat di KRB Observasi lapangwawanca ra 3. Sikap dan saran pengunjung Kuisioner Dukungan terhadap kegiatan dan pengembangan koleksi tumbuhan obat di KRB Observasi lapangwawanca ra 2. Data visual Gambarfoto Foto lokasi penelitian dan peta KRB Observasi lapang dan Studi literatur B Data Sekunder 1. Sejarah KRB Laporan atau dokumen resmi Awal pembentukan KRB Studi literatur 2. Kondisi fisik kawasan Laporan atau dokumen resmi Administrasi pemerintah, letak geografis, dan luas KRB Studi literatur 3. Kondisi biologi Laporan atau dokumen resmi Flora dan Fauna Studi literatur 3. Data fungsi dan struktur organisasi KRB Laporan atau dokumen resmi Visi dan Misi KRB, Tujuan dan Sasaran KRB Studi literatur 4. Data pengunjung KRB Rekapan data jumlah kunjungan di KRB Jumlah pengunjung KRB pada bulan Oktober 2010 Studi literatur

3.3.3 Penentuan jumlah pengunjungresponden

Metode penentuan jumlah responden dilakukan dengan cara teknik sampling menggunakan Rumus Slovin berdasarkan data populasi jumlah pengunjung KRB pada bulan Oktober 2010, dengan asumsi data tersebut tidak jauh berbeda dengan bulan sebelumnya dan merupakan data jumlah kunjungan terbanyak pada setiap tahunnya dari hasil fluktuatif kunjungan normal KRB. Data rekaptulasi jumlah pengunjung tersebut dapat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Data rekapitulasi jumlah pengunjung KRB pada bulan Oktober 2010 No Minggu ke- Jumlah Pengunjung orang Total Pengunjung orang Hari kerja senin-jumat Hari libur sabtu-minggu 1 1 tgl 31010 729 5.867 6.596 2 2 tgl 101010 3.454 5.493 8.947 3 3 tgl 171010 3.482 6.139 9.621 4 4 tgl 241010 3.400 4.244 7.644 5 5 tgl 311010 3.049 5.019 8.068 Jumlah 29.334 19.192 40.876 Keterangan: Data KRB bulan Oktober 2010. Rumus Slovin dijabarkan sebagai berikut Sevilla et al. 1993: Keterangan: N = jumlah pengunjung pada bulan Oktober 2010 sebesar 40.876 orang KRB 2010 n = jumlah sampel orang e = batas maksimum kesalahan yang masih bisa diterima margin error, dengan asumsi 10 nilai bias yang dihasilkan akan semakin besar jika asumsi e 10 Jumlah kuisioner yang disebar sebanyak 100 lembar secara terpilih dengan kondisi yang ditetapkan berdasarkan karakteristik jenis kelamin, umur, pendidikan, dan pekerjaan untuk mewakili tingkat pengetahuan responden. Metode penentuan banyaknya jumlah pengunjung per hari yang dapat dijadikan sampel penelitian adalah menggunakan Metode Proportional Random Sampling pengambilan sampel bertingkatstrata dengan rumus Riduwan Akdon 2009: Keterangan: n i = jumlah sampel menurut hari n = jumlah sampel seluruhnya 100 N i = jumlah populasi pengunjung menurut hari bersangkutan N = jumlah populasi seluruhnya Tabel 3 Data rekapitulasi jumlah pengunjung per harinya selama penelitian berlangsung berdasarkan acuan dari data pengunjung KRB pada bulan Oktober 2010 No Hari N i orang n orang n i orang 1 Senin 2904 100 7 2 Selasa 2792 100 7 3 Rabu 2954 100 7 4 Kamis 2642 100 7 5 Jumat 2822 100 7 6 Sabtu 9829 100 24 7 Minggu 16933 100 41 TOTAL N = 40.876 - 100

3.3.4 Cara memilih pengunjungresponden

Pemilihan responden dilaksanakan dengan menggunakan teknik Convenient Sampling mengingat sulit untuk melakukan pemilihan responden dengan menggunakan teknik Random Sampling Yusfandrik 2006. Teknik Convenient Sampling dilakukan dengan cara mencari pengunjung yang mudah ditemukan dan bersedia diwawancara pada saat pengumpulan data dilakukan, sehingga penentuan sampel dapat dengan mudah dilakukan Neuman 2006. Responden adalah pengunjung domestik yang dianggap mewakili karakteristik pengunjung seperti jenis kelamin, umur, dan tingkat pendidikan. Namun, jika pengunjung menolak untuk dijadikan sebagai responden, maka responden penggantinya adalah pengunjung pertama berikutnya yang bersedia untuk dijadikan sebagai responden.

3.3.5 Pengelompokkan pengunjung berdasarkan kelas umur

Umur merupakan akumulasi masa hidup seseorang dari lahir sampai dengan penelitian ini berlangsung berdasarkan tahun. Pengelompokan umur berdasarkan Hjeltje 1958 diacu dalam Wibowo 1987 dibedakan menjadi empat, yaitu kelompok umur remaja 13-19 tahun, kelompok umur dewasa muda 20-24 tahun, kelompok umur dewasa 25-55 tahun, dan kelompok umur tua 55 tahun. Dasar pembagian jenjang kelompok umur tersebut disesuaikan dengan umur produktif seseorang untuk menjalankan aktivitasnya. Subang dan Djaldjoeni 1981 diacu dalam Setianti et al. 2004; Demartoto 2008 menunjukkan bahwa dasar pembagian jenjang ekonomis umur adalah 0-15 tahun merupakan umur yang belum produktif, jenjang umur 15-50 tahun merupakan kelompuk umur produktif yang penuh, dan jenjang umur 50 tahun ke atas merupakan kelompok umur yang tidak produktif lagi.

3.3.6 Wawancara dengan pengunjung untuk mengisi kuisioner

Wawancara dilakukan secara semi terstruktur dengan menggunakan kuisioner, adapun maksud dari semi terstruktur ini adalah kuisioner disajikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil yaitu pengunjung domestik yang ada di dalam KRB khususnya di sekitar vak petak koleksi tumbuhan obat. Tahapan wawancara kepada responden dilakukan selama tujuh hari, yaitu hari Senin-Minggu dimulai dari pukul 09.00 – 15.00 WIB. Pemilihan waktu pengambilan sampel didasarkan atas waktu kunjungan optimal pengunjung yang datang ke KRB. Hal ini juga dimaksudkan agar pengunjung dari masing-masing kelompok menurut karakteristik jenis kelamin, umur, dan pendidikan dapat terwakili.

3.4 Metode Analisis Data

Pengolahan data untuk karakteristik pengunjung dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Hasil kuisioner merupakan data kualitatif yang tidak memiliki nominal, sehingga dalam penelitian ini dilakukan pengkuantitatifan data yang sifatnya kualitatif. Proses tersebut menggunakan Skala Likert Metode Li kert’s of Summated Rating dengan program MS. Excel. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Skala Likert pada rancangan dasarnya disusun untuk mengukur sikap, namun ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu sikap selalu mempunyai objek objek sikap sebagai sesuatu yang menjadi sasaran sikap dan secara teori sikap itu digambarkan dalam satu kontinum dari negatif melewati daerah netral menuju ke arah positif Suryabrata 1999. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima alternatif jawaban. Penilaian hasil kuisioner menggunakan Skala Likert dilakukan dengan memberi bobot nilai pada masing-masing jawaban pernyataan untuk mengetahui tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden. Bobot nilai untuk masing- masing jawaban dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Bobot jawaban Skala Likert Skala Likert Bobot nilai Sangat setuju SS 5 Setuju S 4 Cukup setuju CS 3 Tidak setuju TS 2 Sangat tidak setuju STS 1 Teknik rataan skor menurut Martin 2007 adalah untuk mengukur bobot persepsi responden. Adapun tahapan untuk melakukan rataan skor adalah sebagai berikut: a. Mengelompokkan jawaban dari kuisioner sesuai dengan pilihan jawaban, yaitu bobot 1 untuk jawaban sangat tidak setuju, bobot 2 untuk jawaban tidak setuju, bobot 3 untuk jawaban cukup setuju, bobot 4 untuk jawaban setuju dan bobot 5 untuk jawaban sangat setuju. b. Sebelum menentukan skor dari masing-masing responden terlebih dahulu ditentukan interval skornya, berdasarkan banyaknya jumlah responden sebanyak 100 orang maka nilai rata-rata terkecil yang mungkin diperoleh adalah 1 dan nilai rata-rata terbesar yang mungkin diperoleh adalah 5 sehingga interval skor untuk setiap kelasnya adalah dengan cara sebagai berikut: Skala interval merupakan skala yang memiliki urutan atau interval yang sama antar kategorinya. Antara kategori yang satu dengan yang lainnya berkaitan. Skala Likert dapat dikategorikan sebagai skala interval Istijanto 2005 diacu dalam Hutabarat 2008. Berdasarkan perhitungan rumusan di atas maka diperoleh interval untuk penilaian tiap kriteria sebagai berikut: 1,00 – 1,80 dikategorikan sangat tidak setuju STS 1,81 – 2,60 dikategorikan tidak setuju S 2,61 – 3,40 dikategorikan cukup setuju CS 3,41 – 4,20 dikategorikan setuju S 4,21 – 5,00 dikategorikan sangat setuju S c. Menghitung nilai skor Setiap komponen indikator pernyataan dihitung nilai skornya setelah terlebih dahulu dilakukan pengelompokan jawaban. Perhitungan ini dilakukan dengan cara mengalikan jumlah frekuensi dari masing-masing komponen indikator dengan bobot yang telah ditentukan. Jika diketahui: Jumlah Responden N = 100 orang Maka penentuan : Rentang kriteria = Jumlah frekuensi x bobot Skor = ∑ rentang kriteria STS+TS+CS+S+SS d. Menentukan rataan nilai skor Rataan nilai skor diperoleh dengan cara membagi hasil perhitungan skor untuk masing-masing komponen indikator dengan jumlah responden Rata- rata nilai skor = ∑ skor N e. Penilaian Selanjutnya dilakukan penilaian analisis terhadap kriteria yang dinilai dalam kuisioner sehingga diketahui bagaimana persepsi responden terhadap koleksi tumbuhan obat di KRB. Karakteristik pengunjung yang diduga mempengaruhi persepsi dan sikap pengunjung terhadap koleksi tumbuhan obat yang ada di KRB adalah umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan media informasi yang digunakan untuk mengetahui KRB. Hasil perhitungan skor nilai kuisioner persepsi pengunjung terhadap koleksi tumbuhan obat diklasifikasikan menjadi lima tingkatan, yaitu sangat tidak setuju STS, tidak setuju TS, cukup setuju CS, setuju S dan sangat setuju SS. Tingkatan tersebut akan menunjukkan suatu sikap pengunjung dari negatif menjadi semakin positif jika hasil skoring menuju arah sangat setuju.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor KRB pada mulanya merupakan bagian dari samida hutan buatan atau taman buatan saat pemerintahan Sri Baginda Maharaja Prabu Siliwangi, 1474-1513 dari Kerajaan Sunda, seperti tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan tersebut ditujukan untuk tujuan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih-benih kayu yang langka. Pada awal tahun 1800-an, Gubernur Jendral Thomas Stamford Raffles yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar terhadap botani tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, salah satunya W. Kent yang ikut membangun London’s Kew Garden, Raffles menjadikan halaman Istana Bogor menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula terbentuknya KRB hingga sekarang Wijayanti 2009. Ide pendirian kebun raya yang berada di samping Istana Bogor ini bermula dari seseorang bernama Dr. Casper George Carl Reinwardt selaku penasehat yang menulis surat kepada Komisaris Jenderal G.S.G.P. Baron Van Der Capellen. Dalam surat itu, terungkap keinginan Reinwardt untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lainnya Wijayanti 2009. Pada tanggal 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Baron Van Der Capellen secara resmi mendirikan KRB dengan nama s’Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pendirian ini diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan KRB, yang pelaksanaannya dipimpin langsung oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh W. Kent dan James Hooper dari tahun 1817 sampai 1822. Lahan yang digunakan sebagai pembangunan KRB ini bermula seluas 47 hektar dari tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida untuk pertama kali dijadikan kebun botani. Pada kesempatan ini juga, Reinwardt dan temannya bekerjasama untuk mengumpulkan tumbuhan dan benih dari bagian lain Nusantara. Oleh karena itu, Bogor berkembang menjadi