Gambar 12 Hasil skoring tanggapan pengunjung KRB terhadap koleksi tumbuhan obat berdasarkan interval kelas umur.
Tanggapan pengunjung terhadap koleksi tumbuhan obat di KRB berdasarkan jenis kelamin antara perempuan dan laki-laki menunjukkan hasil
skoring yang sama yaitu 3,69 dengan masuk dalam kategori setuju Gambar 13. Hal ini menunjukkan bahwa tanggapan pengunjung tidak ada keterkaitan yang
cukup terikat dengan jenis kelamin seseorang, sebab persepsi sebagai bentuk penafsiran atau penilaian seseorang terhadap suatu objek lebih dipengaruhi secara
langsung oleh lingkungan sekitar.
Gambar 13 Hasil skoring tanggapan pengunjung KRB terhadap koleksi tumbuhan obat berdasarkan jenis kelamin.
Tanggapan pengunjung terhadap koleksi tumbuhan obat KRB juga dianalisis berdasarkan tingkat pendidikan dengan hasil skoring termasuk dalam
3.70 S
3.54 S
3.80 S
3.95 S
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00 4.50
5.00
13-19 20-24
25-55 55
S k
o r
in g
Interval Kelas Umur
3.69 S
3.69 S
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00 4.50
5.00
Perempuan Laki-laki
S k
o r
in g
Jenis kelamin
kriteria setuju S yang maksudnya pengunjung memiliki tanggapan positif terhadap perkembangan kebun koleksi tumbuhan obat yang ada di KRB. Namun,
pengunjung dengan tingkat pendidikan SD bernilai nol, maksudnya adalah tidak ada pengunjung yang berlatar belakang pendidikan tersebut datang ke lokasi
kebun koleksi tumbuhan obat ketika penelitian berlangsung sehingga hal ini tidak mempengaruhi hasil penilaian sebab pemilihan pengunjung tidak ditentukan
terlebih dahulu dan hanya pengunjung yang bersedia untuk mengisi kuisioner yang dihitung dalam penilaian. Beragamnya tingkat pendidikan seseorang maka
beragam pula penilaian terhadap suatu objek sesuai dengan tingkat pengetahuan yang telah diperolehnya selama ini.
Gambar 14 Hasil skoring tanggapan pengunjung KRB terhadap koleksi tumbuhan obat berdasarkan tingkat pendidikan.
Sistem penataan koleksi tumbuhan obat terbagi menjadi petak-petak kecil berukuran ± 1x1 m. Petak tersebut diisi oleh satu atau lebih spesimen tumbuhan
obat yang sama, sehingga dalam satu blok taman tersebut dapat tersusun berbagai macam spesies tumbuhan obat yang dikelompokan berdasarkan jenis penyakit
Gambar 15. Sistem penataan tersebut dinilai lebih efektif sebab akan mempermudah pengunjung yang ingin mengetahui tumbuhan obat tertentu secara
langsung di lapangan. Pihak pengelola KRB sebagai sarana penyampai aspirasi masyarakat berharap setiap pengunjung yang datang tidak hanya merasa terhibur
dengan adanya objek wisata alam yang menawarkan keindahan tetapi pengunjung juga dapat memperoleh nilai tambah dari sisi pengetahuan. Salah satunya dengan
0.00 3.83
S 3.72
S 3.64
S 3.90
S
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00 4.50
5.00
SD SMP
SLTA PT
Lainnya
S k
o r
in g
Tingkat Pendidikan
memberikan name tag papan informasi pada tumbuhan yang ada sehingga pengujung akan lebih mudah mengetahui nama spesies nama lokal dan latin,
famili, asal tumbuhan tersebut. Selain itu, KRB juga membuka diri sebagai tempat penelitian bagi orang-orang yang tertarik meneliti di sana baik untuk magang atau
penelitian lanjut, khususnya mengenai koleksi tumbuhan obat.
Gambar 15 Sistem penataan koleksi tumbuhan obat KRB.
5.4.2 Penilaian pengunjung terhadap fasilitas pelayanan KRB
Penilaian pengunjung terhadap fasilitas pelayanan KRB berdasarkan kelas umurnya menunjukkan hasil yang sama, yaitu cukup setuju dengan masuk dalam
interval skor 3,25-3,39 Gambar 16. Hasil penilaian tersebut menyatakan bahwa persepsi pengunjung bersifat cukup positif sebab bentuk fasilitas pelayanan
terhadap koleksi tumbuhan obat yang terdapat di KRB belum terlihat begitu optimal dimanfaatkan oleh pengunjung. Bentuk fasilitas pelayanan KRB terhadap
koleksi tumbuhan obat terdiri atas pusat informasi, papan-papan petunjuk jalur arah menuju kebun koleksi tumbuhan obat, papan nama jenis tumbuhan obat
name tag, peta yang menunjukkan kebun koleksi tumbuhan obat di pintu masuk dan leaflet sederhana tentang KRB. Pusat informasi KRB yang terdapat di pintu
masuk terlihat belum digunakan secara maksimal terutama oleh pengunjung domestik dibandingkan pengunjung mancanegara sebab sebagian besar
pengunjung domestik hanya menggunakan pusat informasi untuk tujuan tertentu saja, misal pemesanan rombongan untuk wisata flora atau kegiatan instansi-
instansi.
Gambar 16 Hasil skoring penilaian pengunjung terhadap fasilitas pelayanan KRB berdasarkan interval kelas umur.
Hasil penelitian di lapangan juga menunjukkan bahwa secara umum pengunjung merasa kurang puas dengan fasilitas papan penunjuk jalur arah dan
peta penunjuk kebun koleksi tumbuhan obat yang terdapat di pintu masuk sebab informasi mengenai hal tersebut kurang sesuai seperti kondisi sebenarnya di
lapangan. Papan penunjuk arah menuju koleksi tumbuhan obat hanya terdapat di persimpangan Jalan Astrid dengan Masjid dan dekat vak XXIV.A Gambar 17
sedangkan keterangan lokasi koleksi tumbuhan obat dalam peta di dekat pintu masuk tidak diketahui secara jelas sehingga hal tersebut akan menimbulkan
persepsi yang cukup negatif dari para pengunjung yang datang ke KRB karena pengunjung merasa kurang puas dengan fasilitas yang terdapat di kawasan
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu penataan kembali yang lebih lengkap, rapih, serta adanya pemeliharaan semua fasilitas yang ada agar persepsi
pengunjung bersifat lebih positif serta tidak menimbulkan dampak yang negatif bagi keberlangsungan pengelolaan di KRB. Selain itu, diperlukan juga jasa
pemandu yang terampil dan memahami secara rinci mengenai semua koleksi tumbuhan yang ada di KRB khususnya koleksi tumbuhan obat dengan segala
manfaatnya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi lebih jelas sebab tidak semua pengunjung yang berkunjung ke KRB mengetahui spesies-spesies
tumbuhan yang ada.
3.36 CS
3.25 CS
3.39 CS
3.35 CS
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00 4.50
5.00
13-19 20-24
25-55 55
Sk o
r ing
Interval kelas umur
Gambar 17 Fasilitas papan penunjuk arah menuju koleksi tumbuhan obat, di persimpangan jalan Astrid A dan dekat vak XXIV. A B.
Penilaian pengunjung terhadap fasilitas pelayanan KRB dianalisis juga berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan Gambar 18. Hasil penilaian
dari kedua karakteristik pengunjung menunjukkan persepsi yang cukup positif dengan interval skor 3,32-3,37 yang masuk dalam kategori cukup setuju CS.
Penilaian tersebut menunjukkan bahwa pelayanan fasilitas yang ditawarkan oleh pihak pengelola KRB, khususnya terhadap kebun koleksi tumbuhan obat belum
terlaksana secara optimal sebab sistem pengelolaannya hingga saat ini masih berada dalam tahap perencanaan sehingga diperlukan waktu yang cukup lama
untuk mengembangkannya menjadi kebun obat tradisional yang dikemas secara modern sehingga dapat lebih menarik minat pengunjung agar mau berkunjung ke
KRB dan mengetahui KRB sebagai salah satu pusat konservasi tumbuhan yang bergerak di bidang tumbuhan obat. Bentuk kegiatan tersebut juga sekaligus
sebagai wadah penambah wawasan mengenai berbagai spesies tumbuhan berkhasiat sebagai obat dan pembentuk sikap positif bagi masyarakat pada
umumnya mengenai tumbuhan obat yang selama ini kurang mendapat perhatian di lingkungan sekitar.
A B
Gambar 18 Hasil skoring penilaian pengunjung terhadap fasilitas pelayanan KRB berdasarkan jenis kelamin.
Tingkat pendidikan berhubungan dengan wawasan seseorang dalam memperoleh suatu informasi baru dan penting sehingga penilaian terhadap suatu
objek akan beragam hasilnya. Persepsi pengunjung terhadap penilaian fasilitas berdasarkan tingkat pendidikannya secara umum menunjukkan hasil yang sama
yaitu cukup setuju Gambar 19. Namun, pengunjung dari tingkat pendidikan SMP memiliki pandanganpenilaian yang berbeda yaitu setuju 3,68. Hal ini
dikarenakan sistem pemikiran seseorang berhubungan juga dengan kelompok umurnya sebab pada kelompok umur tersebut seseorang dianggap kurang begitu
memperdulikan lingkungan sekitar melainkan hanya menikmati suasana suatu kawasan berdasarkan suasana hati dan penglihatannya saja terhadap suatu objek
tertentu.
Gambar 19 Hasil skoring penilaian pengunjung terhadap fasilitas pelayanan KRB berdasarkan tingkat pendidikan.
3.32 CS