jantan dewasa merupakan gajah jantan yang sedang memasuki masa kawin sehingga gajah jantan tersebut akan mengikuti pergerakan gajah betina dewasa.
Kondisi alam Hutan Tesso Nilo yang sudah diubah menjadi lahan pemukiman, pertanian dan HTI mengakibatkan habitat gajah terpecah-pecah dan
menciptakan isolasi-isolasi wilayah kecil yang mengakibatkan keterbatasan migrasi gajah. Akibat lainnya adalah kelompok gajah yang awalnya besar akan
terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil dan mendiami habitat sisa tersebut. Beberapa diantara individu gajah terperangkap dalam perkebunan sawit dan HTI.
Monitoring populasi gajah di Tesso Nilo perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi populasi dan daya dukung Hutan Tesso Nilo dalam memenuhi
kebutuhan gajah. Hasil monitoring dapat digunakan untuk pengaturan populasi dan pengelolaan habitat gajah di Tesso Nilo sehingga dapat mengatasi konflik
manusia dan gajah yang terjadi di sekitar Hutan Tesso Nilo.
5.3. Konflik Manusia dan Gajah di Desa Lubuk Kembang Bunga
5.3.1. Lokasi Gangguan
Terdapat enam lokasi di Desa Lubuk Kembang Bunga LKB yang didatangi gajah pada Tahun 2007 - 2008. Lokasi-lokasi tersebut yaitu AM
Tengah, Kampung Baru, Perbekalan, Simpang Jengkol, Jalan RAPPElang Mas dan Jalan Pemda. Keenam lokasi merupakan jalur pergerakan wilayah jelajah
yang tersebar di bagian Selatan Hutan Tesso Nilo sehingga setiap tahunnya lokasi- lokasi ini akan di datangi gajah. Terdapat tujuh lokasi kedatangan gajah pada
Tahun 2005 - 2006 dan 6 lokasi di antaranya merupakan lokasi yang sama pada Tahun 2007 - 2008 Tabel 14.
Tabel 14 Lokasi kedatangan gajah di Desa Lubuk Kembang Bunga Tahun 2005 - 2008
No. Lokasi Kedatangan
Gajah Tahun
2005 2006 2007 2008 1. AM
Tengah 9
9 9
9 2. Kampung
Baru 9
9 9
9 3. Perbekalan
9 9
9 9
4. Simpang Jengkol
9 9
9 -
5. Jalan RAPPElang
Mas 9
9 9
- 6. Jalan
Pemda 9
9 9
9 7. Jalan
PU 9
9 -
- Sumber : Laporan patroli Tim Flying Squad 2005 - 2008
Kawasan di Jalan PU tidak di datangi gajah sejak Tahun 2007 hingga sekarang karena kawasan Jalan PU telah dikelilingi lahan perkebunan masyarakat
dan HTI milik PT. Riau Andalan Pulp and Paper RAPP. Kondisi seperti ini mengakibatkan jarak hutan dengan kawasan Jalan PU lebih jauh dan gajah akan
terusir terlebih dahulu oleh masyarakat yang lahannya lebih dekat dengan hutan. Pintu keluar gajah di LKB yaitu Sungai Tapa, AM Tengah, Sungai
Perbekalan dan Elang Mas. Gajah yang keluar dari S. Tapa dan AM Tengah memasuki kawasan Perbekalan, Kampung Baru dan Simpang Jengkol. Gajah
yang keluar dari S. Perbekalan memasuki kawasan Perbekalan, Kampung Baru, Jalan Pemda dan Air Hitam. Gajah yang keluar dari Elang Mas memasuki
kawasan Elang MasJalan RAPP dan Jalan PU. Enam lokasi di LKB yang didatangi gajah keculi AM Tengah terdapat
lahan pertanian milik masyarakat lahan kelapa sawit dan karet. Lahan pertanian ini sering didatangi gajah karena letaknya berdekatan dengan hutan TNTN, pintu
keluar gajah dan sungai serta komoditas yang ditanam merupakan jenis tanaman yang disukai gajah. Masuknya gajah ke lahan pertanian masyarakat menimbulkan
kerusakan pada komoditas pertanian dan fasilitas lahan pertanian. Hasil pengamatan lapangan didapatkan luas lahan pertanian terganggu Tahun 2007 -
2008 seluas 58,5 hektar yang terdiri dari 50 hektar kelapa sawit dan 8,5 hektar karet Gambar 6.
6 5
4 20
2.5 15
6 5
10 15
20 25
Kampung Baru Perbekalan
Simpang Jengkol Jalan
RAPPElang Mas Jalan Pemda
Lokasi
L u
as h
a
Kelapa sawit Karet
Gambar 6 Luas lahan pertanian terganggu berdasarkan lokasi di Desa Lubuk Kembang Bunga Tahun 2007 - 2008.
5.3.2. Waktu Gangguan