5.3.2. Waktu Gangguan
Gajah memasuki lahan pertanian masyarakat pada waktu malam hari yaitu pada waktu aktif untuk mecari makan. Waktu aktif makan Gajah sumatera
terjadi pada pagi hari pukul 4.10 - 11.55 WIB dan sore hari pukul 15.00 - 2.00 WIB Abdullah 2008. Keberadaan gajah di lahan pertanian umumnya terjadi
pada sore hari pukul 17.00 WIB hingga pagi hari 02.00 - 04.00 WIB. Lamanya keberadaan gajah di lahan pertanian dipengaruhi oleh ketersediaan sumberdaya
pakan jenis dan jumlah serta kondisi lingkungan suhu dan gangguan. Gajah lebih menyukai umbut sawit daripada karet dan menyukai kondisi lingkungan
yang sejuk dan sunyi. Gajah cenderung akan menghindar dari kondisi lingkungan yang ramaibising.
Kedatangan gajah meningkat pada musim penghujan yaitu bulan November - April Gambar 7. Hal ini berhubungan dengan strategi penggunaan
sumberdaya dan faktor habitat oleh gajah yang meliputi strategi penggunaan ruang dan waktu musim hujan - kemarau. Pada waktu musim hujan secara
naluriah gajah akan berpindah ke hutan primer karena keadaan pakan di hutan primer saat musim hujan mencukupi keperluan gajah. Peningkatan kedatangan
gajah pada musim penghujan ke Desa Lubuk Kembang Bunga diperkirakan disebabkan oleh perjalanan gajah untuk berpindah ke dalam hutan primer atau
terbatasnya pakan yang tersedia di hutan pada saat musim penghujan.
1 2
3 4
5 6
7
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Ags
Sep Okt
Nov Des
Bulan F
r e
kue nsi
2007 2008
Sumber: Laporan patroli Tim Flying Squad
Gambar 7 Grafik intensitas kedatangan gajah di Desa Lubuk Kembang Bunga Tahun 2007 - 2008.
5.3.3. Tingkat Gangguan
Tingkat gangguan gajah dapat dilihat berdasarkan lokasi lahan pertanian masyarakat Gambar 8. Lokasi lahan pertanian yang berdekatan dengan hutan,
pintu keluar gajah dan sungai memiliki tingkat gangguan yang lebih tinggi. Kawasan Perbekalan menjadi lokasi yang sering didatangi gajah karena lokasi ini
merupakan daerah yang dilalui untuk menuju wilayah lain dan terdapat akses jalan yang memudahkan pergerakan gajah serta terdapat ruang yang digunakan gajah
untuk memenuhi kebutuhannya.
1 2
3 4
5 6
7 8
9
AM Tengah
Kampung Baru
Perbekalan Simpang
Jengkol RAPP
Jalan Pemda
Lokasi Fr
ek u
e n
si 2007
2008
Sumber: Laporan patroli Tim Flying Squad
Gambar 8 Diagram intensitas kedatangan gajah berdasarkan lokasi di Desa
Lubuk Kembang Bunga tahun 2007 - 2008. 5.3.4.
Jenis dan Jumlah Kerusakan 5.3.4.1. Jenis Kerusakan
Keberadaan gajah di dalam lahan pertanian menimbulkan kerusakan tanaman dan fasilitas lahan pertanian berupa pondok jaga, pancingstrom gajah
dan parit. Kerusakan tanaman yang ditimbulkan oleh gajah dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu kerusakan tanaman yang terjadi karena gajah kebetulan
menemukan lahan pertanian yang berada di dalam atau berdekatan dengan daerah jelajahnya opportunistic raiding dan kerusakan tanaman yang terjadi karena
gajah keluar dari habitatnya obligate raiding. Kerusakan pada tanaman umumnya karena dimakan oleh gajah. Jenis tanaman yang dimakan oleh gajah
yaitu kelapa sawit, karet, ubi kayu dan pisang. Bagian tanaman yang dimakan yaitu pelepah, umbut, akar, kulit kayu, batang, buah dan daun. Kerusakan tanaman
juga diakibatkan oleh terinjaknya atau terenggutnya tanaman ketika gajah melakukan pergerakan dan memakan tanaman utamanya.
Banyak bagian tanaman yang direnggut oleh gajah tidak ikut dimasukkan ke mulut tetapi hanya ditebarkan ke tempat lain atau ditaburkan ke punggungnya
sendiri. Oleh karena itu, daerah tempat makan cenderung mengalami kerusakan habitat Gambar 9.
a b
c
Gambar 9 Kerusakan akibat dimakan a, direnggut b dan diinjak c gajah. Kerusakan pondok jaga diakibatkan oleh gajah yang mendorong hingga
rubuh atau rusak pada beberapa bagian. Faktor-faktor yang mempengaruhi gajah merusak pondok jaga antara lain pondok jaga menghalangi pergerakan gajah, atap
pondok jaga berupa pelepah sawit serta tersedianya pakan kesukaan gajah seperti garam dan padi di dalam pondok jaga. Kerusakan pondok jaga dapat
diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan Gambar 10.
a b
c
Gambar 10 Pondok jaga rusak berat a, rusak sedang b dan rusak ringan c. Kerusakan pada sarana pencegahan konfilk diakibatkan karena gajah
berusaha masuk ke lahan pertanian. Perusakan parit dilakukan gajah dengan menggemburkan dinding parit sehingga menjadi dangkal. Perusakan
pancingstrom gajah dilakukan dengan merobohkan kayu yang menjadi tiang kawat listrik sehingga gajah dapat melewatinya.
5.3.4.2. Jumlah Kerusakan
Luas lahan pertanian kelapa sawit dan karet terganggu yang dimiliki 14 KK berkonflik Tahun 2007 - 2008 adalah 58,5 hektar dengan luas kerusakan 3,24
hektar. Jumlah kerusakan akibat konflik Tahun 2007 - 2008 terdii atas 1.245 batang tanaman perkebunan 858 batang kelapa sawit dan 387 karet, 18 batang
tanaman pangan 8 batang pisang dan 10 batang ubi kayu dan 9 unit pondok jaga. Fakto-faktor yang mempegaruhi jumlah kerusakan, yaitu :
1 Jumlah gajah.
2 Kondisi lahan jarak dengan hutan, kebersihan lahan dan jumlah lahan
masyarakat yang berada disekitarnya. 3 Upaya pengendalian yang dilakukan oleh pemilik lahan.
Foto: Roji 2003
5.3.5. Pola Usahatani Terhadap Gangguan Gajah