Penggunaan teknologi dalam upaya mencegah masuknya gajah ke lahan pertanian perlu mempertimbangkan banyak hal. Tidak hanya mempertimbangkan
efesiensi waktu dan biaya saja namun keselamatan dari gajah juga perlu dipertimbangkan. Upaya-upaya pencegahan ini akan lebih efektif dan efesien
apabila upaya-upaya yang telah dilakukan diselaraskan dengan pengetahuan- pengetahuan mengenai perilaku gajah. Selain itu, masyarakat harus tetap menjaga
dan mengontrol lahan pertaniannya serta menjalin koordinasi yang baik dengan Tim Flying Squad sehingga saat gajah memasuki lahan pertanian dapat dilakukan
penanggulangan secara cepat.
5.5.2. Penanggulangan Konflik
Upaya penanggulangan konflik dilakukan untuk mengusir gajah yang keluar dari habitatnya dan memasuki lahan pertanian masyarakat serta untuk
meminimalisir kerusakan yang terjadi akibat kedatangan gajah. Upaya penanggulangan konflik berupa pengusiran gajah dari kawasan sekitar dan yang
berada dalam lahan pertanian masyarakat agar kembali ke habitatnya TNTN. Pengusiran dilakukan oleh masyarakat dan Tim Flying Squad. Kegiatan
pengusiran dilakukan setelah terdeteksinya keberadaan gajah saat patroli atau berdasarkan informasi masyarakat.
Pengusiran yang dilakukan oleh masyarakat masih bersifat tradisional. Sementara itu, pengusiran yang dilakukan oleh Tim Flying Squad bersifat
tradisional dan modern. Pengusiran secara tradisional dilakukan dengan media obor, kentongan, meriam karbit dan suara teriakan Gambar 18. Penggunaan
media ini bertujuan untuk membuat kondisi tidak nyaman bagi gajah yang berada di sekitar atau di dalam lahan pertanian.
a
b
Gambar 18 Alat pengusiran : meriam karbit a dan obor b.
Penggiringan merupakan proses pengusiran gajah liar secara modern, yaitu dengan bantuan gajah-gajah terlatih untuk menggiring gajah liar keluar dari
lahan pertanian masyarakat dan kembali ke habitatnya. Penggiringan dilakukan apabila gajah tetap berada di lahan tersebut dalam waktu yang cukup lama
Gambar 19 Tim Flying Squad pengusir gajah. Kegiatan pengusiran dilakukan siang atau malam hari sesuai dengan
waktu keberadaan gajah. Lamanya pengusiran tergantung dari jumlah gajah yang memasuki lahan pertanian. Gajah kelompok lebih mudah diusir dibandingkan
pengusiran terhadap gajah tunggal. Penggiringan dengan gajah terlatih dilakukan pada siang hari hal ini dilakukan untuk memudahkan penggiringan dan
keselamatan bagi Tim Flying Squad. Keterlibatan
Tim Flying Squad dalam penanggulangan konflik di Desa
Lubuk Kembang Bunga sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari persentase pengusiran gajah baik dilakukan disekitar lahan pertanian masyarakat ataupun
setelah kedatangan gajah ke lahan pertanian masyarakat diperoleh persentase sebesar 90 pada Tahun 2007 dan 95 pada Tahun 2008.
5.5.3. Nilai Ekonomi Upaya Pengendalian Konflik