Kondisi fisik Kondisi Biologi

4.1.4. Kondisi Fisik dan Biologi

Taman Nasional Tesso Nilo merupakan hutan hujan dataran rendah yang memiliki keanekaragama hayati yang tinggi dan menjadi habitat dari berbagai jenis satwaliar Tabel 6. Tabel 6 Kondisi fisik dan biologi Taman Nasional Tesso Nilo No. Jenis Deskripsi

A. Kondisi fisik

1. Tofografi Kawasan TNTN bertofografi datar sampai berbukit dengan ketinggian dari permukaan laut 50 - 175 mdpl. Kawasan yang masih ditumbuhi hutan alam dengan diameter pohon diatas 30 cm berada di area dengan kemiringan 45 . Hutan produksi terbatas umumnya berada di area dengan kemiringan 25 - 45 . Kebun kelapa sawit, ladang dan pemukiman penduduk berada di area dengan kemiringan 15 - 25 . 2. Tanah Jenis tanah yang mendominasi kawasan TNTN adalah Tropohemist Haplohemist dan Paleudults. 3. Iklim Iklim dataran bagian timur Sumatera Tengah umumnya sangat lembab. Curah hujan tahunan yaitu 2.000 - 3.000 mm dengan rata- rata curah hujan tahunan yaitu 2.395,39 mmtahun. Jumlah hari hujan terbanyak yaitu bulan Juni dengan rata-rata 21 hari. 4. Hidrologi Kawasan TNTN dan daerah di sekitarnya merupakan area tangkapan air bagi beberapa sungai, yaitu Sungai Tesso di bagian barat, Sungai Segati di bagian utara dan Sungai Nilo di bagian timur. Sungai-sungai tersebut merupakan Sub DAS dari DAS Kampar tepatnya di antara DAS Tesso dan DAS Nilo di Provinsi Riau, kecuali Sungai Sangkalalo yang mengalir ke Sungai Kuantan. 5. Ekosistem Hutan Tesso Nilo merupakan hutan hujan tropika dataran rendah low land tropical forest dengan vegetasi berupa hutan sekunder dataran rendah yang dikelilingi oleh kawasan budidaya, di antaranya Hutan Tanaman Industri Acacia mangium dan Acacia macrocarpa, perkebunan kelapa sawit, kebun karet serta pemukiman penduduk.

B. Kondisi Biologi

1. Flora Potensi Flora di TNTN diperkirakan 360 jenis tumbuhan vascularpohon yang tergolong kedalam 165 marga dan 57 suku dalam satu hektar. Jenis tumbuhan yang dilindungi di antaranya Kayu batu Irvingia malayanga, Kempas Koompasia malaccensis, Jelutung Dyera polyphylla, Kulim Scorodocarpus borneensis, Tembesu Fragraea fragrans, Gaharu Aqualaria malaccensis dan Ramin Gonystylus bancanus. 2. Fauna Terdapat 107 jenis burung, di antaranya Beo sumatra Gracula religiosa, Kipas Rhipidura albicollis, Sempidan merah Lophura erythropthalma, Sempidan biru Lophura ignita, Julang jambul hitam Aceros corrugatus dan Empuloh paruh kait Setornis criniger; 23 jenis mamalia yang di antaranya terdapat jenis dilindungi seperti Gajah sumatera Elephas maximus sumatranus, Harimau sumatera Panthera tigris sumatrae, Tapir Tapirus indicus, Beruang madu Helarctos malayanus dan Trenggiling Manis javanica; 3 jenis primata, di antaranya Ungko Hylobates agilis dan Siamang Hylobates syndactylus yang merupakan jenis primata dilindungi; 50 jenis ikan dan 33 jenis herpetofauna 15 jenis reptil dan 18 jenis amfibi. Sumber : BKSDA Riau 2006a

4.1.5. Kondisi Sosial dan Ekonomi

Dokumen yang terkait

Strategi Pengendalian Konflik Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) Di Provinsi Aceh

9 73 183

Helminthes Parasite at feces of Sumatran Rhinoceros (Dicerorhino sumatrensis) and Sumatran Elephant (Elephas maximus sumatranus) in way Kambas National Park Lampung ( Semi Insitu )

0 6 1

Preference and estiamtion ofo natural feed productivity of sumatran elephants (elephas maximus sumatranus Temmick 1847) in seblat training center for elephants north Bengkulu

0 6 9

The Behaviour and characteristics potential of habitat of mosquitoes Anopheles spp. in Riau Village Riau Silip Subdistrict Bangka District Bangka Belitung Province

0 3 200

Pengelolaan dan Tingkat Kesejahteraan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) di Taman Margasatwa Ragunan

0 9 32

The Behaviour and characteristics potential of habitat of mosquitoes Anopheles spp. in Riau Village Riau Silip Subdistrict Bangka District Bangka Belitung Province

0 4 123

this PDF file A Study of Elephant Care Condition (Elephas Maximus Sumatranus) at Saree Elephant Conservation Center, Aceh Besar | Novitri | Jurnal Biologi Edukasi 1 PB

0 0 9

ZINC PHOSPIDE AS MAIN KILLER AGEN AT SUMATERA ELEPHANT DEATH (Elephas Maximus Sumatranus): CASE IN RIAU Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 8

Selection of Sumatra Elephants (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) Toward Habitat Types and Resources in Wildlife Sanctuary of Padang Sugihan, South Sumatra Province

0 0 8

JENIS PAKAN MEMPENGARUHI PRODUKSI BIOGAS DARI FESES GAJAH, STUDI KASUS GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA SELATAN

0 0 7