Nilai Ekonomi Upaya Pengendalian Konflik

Penggiringan merupakan proses pengusiran gajah liar secara modern, yaitu dengan bantuan gajah-gajah terlatih untuk menggiring gajah liar keluar dari lahan pertanian masyarakat dan kembali ke habitatnya. Penggiringan dilakukan apabila gajah tetap berada di lahan tersebut dalam waktu yang cukup lama Gambar 19 Tim Flying Squad pengusir gajah. Kegiatan pengusiran dilakukan siang atau malam hari sesuai dengan waktu keberadaan gajah. Lamanya pengusiran tergantung dari jumlah gajah yang memasuki lahan pertanian. Gajah kelompok lebih mudah diusir dibandingkan pengusiran terhadap gajah tunggal. Penggiringan dengan gajah terlatih dilakukan pada siang hari hal ini dilakukan untuk memudahkan penggiringan dan keselamatan bagi Tim Flying Squad. Keterlibatan Tim Flying Squad dalam penanggulangan konflik di Desa Lubuk Kembang Bunga sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari persentase pengusiran gajah baik dilakukan disekitar lahan pertanian masyarakat ataupun setelah kedatangan gajah ke lahan pertanian masyarakat diperoleh persentase sebesar 90 pada Tahun 2007 dan 95 pada Tahun 2008.

5.5.3. Nilai Ekonomi Upaya Pengendalian Konflik

Nilai ekonomi upaya pengendalian konflik merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat dan Tim Flying Squad dalam pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan konflik Tabel 17 dan Tabel 18. Foto: WWF Indonesia-Program Riau Tabel 17 Komponen biaya upaya pengendalian konflik oleh masyarakat No. Upaya Pengendalian Komponen Biaya Pencegahan 1. Penjagaan kebun Biaya transportasi Upah tenaga kerja 2. Pengontrolan kebun Biaya transportasi 3. Pembuatan pagar kayu, pagar listrik dan parit Biaya alat Upah tenaga kerja Penanggulangan 4. Pengusiran Biaya alat : minyak dan karbit Tabel 18 Komponen biaya upaya pengendalian konflik oleh Tim Flying Squad No. Upaya Pengendalian Komponen Biaya Pencegahan 1. Patroli kendaraan Biaya transportasi Biaya alat : karbit 2. Patroli gajah Biaya tenaga kerja Biaya alat: karbit Penanggulangan 3. Pengusiran Biaya transportasi Biaya alat: karbit Hasil perhitungan terhadap biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat dan Tim Flying Squad dalam upaya pengendalian konflik masing-masing diperoleh nilai sebesar Rp. 297.778.500 dan Rp. 466.421.500 Tabel 19 dan Tabel 20. Tabel 19 Biaya operasional upaya pengendalian konflik oleh masyarakat Tahun 2007 - 2008 No. Upaya Penanggulangan Biaya Rp Tahun 2007 Tahun 2008 1. Pencegahan Penjagaan kebun 115.665.000 110.942.500 Pengontrolan kebun 15.330.000 17.885.000 2. Pemebuatan dan pemeliharaan Pagar kayu 100.000 100.000 Parit 18.600.000 18.600.000 3. Pengusiran 227.500 328.500 Jumlah Rp 149.922.500 147.856.000 Biaya total tahun 2007-2008 297.778.500 Tabel 20 Biaya operasional upaya pengendalian konflik oleh Tim Flying Squad Tahun 2007 - 2008 No. Upaya Pengendalian Biaya Rp Tahun 2007 Tahun 2008 1. Biaya tetap 225.400.000 225.400.000 2. Patroli Kendaraan 2.a Patroli kendaraan tanpa pengusiran 4.233.000 5.353.500 2.b Patroli kendaraan dengan pengusiran 1.640.000 1.980.000 Tabel 20 Lanjutan No. Upaya Pengendalian Biaya Rp Tahun 2007 Tahun 2008 3. Patroli gajah 3.a Patroli gajah tanpa pengusiran 960.000 1.440.000 3.b Patroli gajah dengan pengusiran - 15.000 Jumlah Rp 232.233.000 234.188.500 Biaya total Tahun 2007 - 2008 466.421.500 Upaya pengendalian konflik manusia dan gajah di Desa Lubuk Kembang Bunga kurang efektif dalam mengurangi kerugian pada masyarakat. Apabila tidak dilakukan upaya pengendalian kerugian masyarakat diperkirakan sebesar Rp. 66.730.315,73 asumsi rata-rata satu kali kedatangan gajah menimbulkan kerugian sebesar Rp. 1.627.568,66 dan apabila dilakukan pengendalian kerugian masyarakat sebesar Rp. 52.082.197,64. Upaya pengendalian konflik hanya mampu mengurangi kerugian sebesar Rp. 14.648.118,09. Nilai ini tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengendalikan konflik yaitu sebesar Rp. 764.200.000. Kondisi seperti ini perlu dituntaskan dengan menyelesaikan konflik berdasarkan sumber penyebab konflik, yaitu dengan mengelola habitat dan populasi gajah di Hutan Tesso Nilo.

5.6. Nilai Ekonomi Konflik Manusia dan Gajah

Dokumen yang terkait

Strategi Pengendalian Konflik Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) Di Provinsi Aceh

9 73 183

Helminthes Parasite at feces of Sumatran Rhinoceros (Dicerorhino sumatrensis) and Sumatran Elephant (Elephas maximus sumatranus) in way Kambas National Park Lampung ( Semi Insitu )

0 6 1

Preference and estiamtion ofo natural feed productivity of sumatran elephants (elephas maximus sumatranus Temmick 1847) in seblat training center for elephants north Bengkulu

0 6 9

The Behaviour and characteristics potential of habitat of mosquitoes Anopheles spp. in Riau Village Riau Silip Subdistrict Bangka District Bangka Belitung Province

0 3 200

Pengelolaan dan Tingkat Kesejahteraan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) di Taman Margasatwa Ragunan

0 9 32

The Behaviour and characteristics potential of habitat of mosquitoes Anopheles spp. in Riau Village Riau Silip Subdistrict Bangka District Bangka Belitung Province

0 4 123

this PDF file A Study of Elephant Care Condition (Elephas Maximus Sumatranus) at Saree Elephant Conservation Center, Aceh Besar | Novitri | Jurnal Biologi Edukasi 1 PB

0 0 9

ZINC PHOSPIDE AS MAIN KILLER AGEN AT SUMATERA ELEPHANT DEATH (Elephas Maximus Sumatranus): CASE IN RIAU Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 8

Selection of Sumatra Elephants (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) Toward Habitat Types and Resources in Wildlife Sanctuary of Padang Sugihan, South Sumatra Province

0 0 8

JENIS PAKAN MEMPENGARUHI PRODUKSI BIOGAS DARI FESES GAJAH, STUDI KASUS GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA SELATAN

0 0 7