berlangsung. Sumber modal dapat diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atu kredit kredit bank, kerabat, dan lain-lain, warisan, usaha lain, atau kontrak sewa.
Faktor keempat adalah pengelolaan atau manajemen. Manajemen adalah keampuan untuk mencukupi keinginan manusia di dunia yang rentan akan risiko
dan ketidakpastian. Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasai
sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Pemahaman prinsip teknik dan ekonomis menjadi syarat bagi
pengelola. Pengenalan prinsip teknik dan ekonomis menjadi syarat bagi pengelola. Pengenalan dan pemahaman prinsip teknik meliputi: 1 perilaku
cabang usaha yang diputuskan, 2 perkembangan teknologi, 3 tingkat teknologi yang dikuasai, 4 cara budidaya atu alternatif lain berdasarkan pengalaman lain.
Sedangkan prinsip ekonomis terdiri dari: 1 penentuan perkembangan harga, 2 kombinasi cabang usaha, 3 pemasaran hasil, 4 pembiayaan usahatani, 5
penggolongan modal dan pendapatan, 6 ukuran-ukuran keberhasilan yang lazim. Panduan penerapan kedua prinsip tersebut tercermin dari keputusan yang diambil
agar tidak menjadi tanggungan pengelola. Kesediaan risiko tergntung kepada: 1 tersedianya modal, 2 status petani, 3 umur, 4 lingkungan usaha, 5
perubahan posisi, 6 pendidikan, 7 pengalaman petani.
3.1.4. Analisis Pendapatan Usahatani
Menurut Hernanto 1986, pendapatan adalah balas jasa dari kerjasama faktor-faktor produksi lahan, tenaga kerja, modal, dan pengelolaan. Pendapatan
dapat didefinisikan sebagai sisa dari pengurangan nilai penerimaan yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Untuk mengukur keberhasilan
usahatani dapat dilakukan dengan melakukan analisis pendapatan usahatani. Dengan melakukan analisis ini maka dapat diketahui gambaran usahatani saat ini
sehingga dapat melakukan evaluasi untuk perencanaan kegiatan usahatani pada masa yang akan datang. Untuk menganalisis pendapatan usahatani
diperlukan informasi mengenai keadaan penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang telah ditetapkan.
Penerimaan usahatani adalah nilai produksi yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu dan merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi total dengan
harga satuan dari hasil produksi tersebut Hernanto 1986. Penerimaan usahatani dibagi menjadi :
1. Penerimaan Tunai Usahatani
Penerimaan tunai usahatani adalah nilai yang diterima dari penjualan produk usahatani.
2. Penerimaan Total Usahatani
Penerimaan total usahatani adalah penerimaan dalam jangka waktu biasanya satu tahun atau satu musim, baik yang dijual tunai
maupun yang tidak dijual tidak tunai seperti konsumsi keluarga, bibit, pakan ternak.
Pengeluaran usahatani adalah nilai penggunaan faktor-faktor produksi dalam melakukan proses produksi usahatani. Pengeluaran usahatani dibagi
menjadi: 1.
Biaya Tunai Usahatani Biaya tunai merupakan sejumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian
barang dan jasa yang menjadi masukan produksi. Biaya tunai dalam usahatani dibagi dua macam yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
tetap adalah biaya untuk sarana produksi yang diperlukan dalam berproduksi dan tidak langsung mempengaruhi jumlah produksi.
Sedangkan biaya variabel adalah biaya untuk sarana produksi yang dipakai dalam proses produksi yang secara langsung mempengaruhi
jumlah produksi dan penggunaanya habis terpakai dalam satu kali proses produksi.
2. Biaya yang Diperhitungkan
Biaya yang diperhitungkan merupakan nilai pemakaian barang dan jasa yang dihasilkan dan berasal dari usahatani itu sendiri. Biasanya peralatan
maupun sarana penunjang tersebut tidak dibeli setiap musim tanam atau siklus produksi karena masih bisa digunakan beberapa kali.
3.1.7. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya