Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya Konsep Kemitraan

3.1.7. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya

Ukuran efisiensi pendapatan usahatani dapat diukur dengan menggunakan analisis penerimaan dan biaya yang didasarkan pada perhitungan secara finansial. Analisis ini menunjukkan besar penerimaan usahatani yang akan diperoleh petani untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani. Semakin besar nilai RC rasio maka akan semakin besar pula penerimaan usahatani yang diperoleh untuk setiap rupiah yang dikeluarkan. Kegiatan usahatani dikategorikan efisien jika nilai RC ratio 1, artinya setiap tambahan biaya yang akan dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya sehingga kegiatan usahatani menguntungkan. Sebaliknya kegiatan usahatani dikategorikan tidak efisien jika memiliki nilai RC ratio 1, yang berarti untuk setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil daripada tambahan biaya atau kegiatan usahatani merugikan. Sedangkan untuk kegiatan usahatani yang memiliki RC ratio = 1, berarti kegiatan usahatani berada pada keuntungan normal.

3.1.1. Konsep Kemitraan

Hafsah 2000 mendefinisikan kemitraan sebagai suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1997 yaitu kerjasama usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar dengan memperhatian prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Noorjaya 2001 mengemukakan kemitraan usaha sebagai hubungan kerjasama antar-pengusaha yang dalam pengertian umum mengacu pada hubungan antara usaha kecil UK dengan usaha besar UB ataupun usaha menengah UM. Dengan demikian kemitraan juga dicirikan dengan adanya aliran sumber daya dua arah dari masing-masing pihak ke pihak lain.

3.2. Kerangka Konseptual