Tanaman Keprasan Penyelenggaraan Usahatani Tebu

45 Kotoran meliputi daun kering, pucuk tebu, tebu anakan, tanah, dan akar. Kriteria segar yaitu tebu tidak diinapkan lebih dari 36 jam.

5.3.2. Tanaman Keprasan

1. Kepras Persiapan kepras dilakukan dengan membersihkan sisa-sisa dedaunan yang tertinggal di lahan kemudian dibiarkan dan menunggu turun hujan. Setelah hujan turun kepras dilakukan dengan memotong batang tebu bekas tebangan hingga sedalam 20 cm dari permukaan tanah. Hal ini dilakukan agar tunas tebu yang tumbuh merupakan anakan pertama dari induknya langsung agar ukuran batang tebu dan rendemen tebu keprasan tak jauh berbeda dengan tebu induknya. 2. Gebros Setelah tebu telah berdaun 3- 4 helai atau sekitar satu bulan setelah kepras, dilakukan gebros yaitu memutuskan akar untuk merangsang pertumbuhan akar baru yang lebih banyak. Gebros dapat dilakukan dengan tenaga manusia atau dengan sapi. Gebros dilakukan pada jarak sekitar 15 cm di kedua sisi lajur tanaman tebu. Diantara 32 orang responden yang menyelenggarakan tebu kepras, proporsi responden yang melakukan gebros sebesar 90,6 persen. Seluruh responden petani mitra melakukan gebros dan 72,7 persen responden non-mitra melakukan gebros. 3. Pengairan Pengairan pada tebu keprasan relatif lebih sedikit daripada tanaman baru karena indukan tebu kepras telah berakar kuat di dalam tanah. Karena itu frekuensi penyemprotan dengan menggunakan pompa air lebih sedikit daripada tanaman baru, selebihnya mengandalkan air hujan. Responden kepras yang menggunakan pompa air sebanyak 65,6 persen. Responden mitra yang menggunakan pompa air 61,9 persen, sedangkan non-mitra 72,7 persen. 4. Sulam Jika tanaman tebu tumbuh secara tidak merata maka diperlukan sulam. Berdasarkan wawancara dengan petani, penyulaman pada tebu keprasan dengan cara 46 sulam boyong, yaitu memindahkan sebagian anakan tebu yang rimbun ke tempat yang jarang atau tidak tumbuh anakan. Responden petani mitra yang melakukan sulam pada tebu keprasan sebanyak 81 persen. Seluruh responden non-mitra melakukan sulam pada tebu keprasan. 5. Penyiangan Penyiangan pada tebu keprasan lebih ringan karena rumput sudah ikut terpotong saat gebros. Responden petani mitra yang melakukan penyiangan sebanyak 33,3 persen. Responden non-mitra yang melakukan penyiangan sebanyak18,2 persen. 6. Pemupukan dan Pembumbunan Pemupukan dan pembumbunan pada tebu keprasan sama seperti pada tanaman baru. Seluruh responden petani mitra dan non-mitra melakukan pemupukan pertama. Responden petani mitra yang melakukan bumbun pertama sebanyak 85,4 persen, responden non-mitra 63,4 persen. Seluruh responden petani mitra dan non- mitra melakukan pemupukan kedua. Responden petani mitra yang melakukan bumbun kedua sebanyak 90,5 persen, seluruh responden non-mitra melakukan bumbun kedua. 7. Perbaikan Got Perbaikan got songkel terkait dengan air yang mengalir di permukaan tanah. Jika air tidak menggenang perbaikan cukup sekali, bahkan ada responden yang tidak melakukan songkel. Responden petani mitra yang melakukan songkel 77,3 persen, responden non-mitra 90,9 persen. 8. Pengendalian Hama Pengendalian hama pada tebu keprasan sama seperti pada tanaman baru, yaitu hama penggerek pucuk. Hanya 18,2 persen responden petani mitra yang melakukan pengendalian hama penggerek pucuk. Responden non-mitra yang melakukan pengendalian hama penggerek pucuk 36,4 persen. 47 9. Gendel Responden petani mitra yang melakukan gendel 13,6 persen. Responden non- mitra yang melakukan gendel 18,2 persen. Responden tebu keprasan yang melakukan gendel 15,6 persen, lebih besar dibanding responden PC yang hanya 5,3 persen. Hal ini terkait responden tebu keprasan yang melakukan bumbun kedua tangkep hanya 93,8 persen, lebih sedikit daripada responden PC yang seluruhnya melakukan tangkep. 10. Kletek Seluruh responden petani mitra dan non-mitra melakukan kletek pertama. Seluruh responden petani mitra melakukan kletek kedua. Responden non-mitra yang melakukan kletek kedua sebanyak 81,8 persen. 11. Panen dan Pascapanen Seluruh responden petani mitra melakukan tebang angkut karena menggilingkan tebu ke PG. Responden petani non-mitra yang melakukan tebang angkut sebanyak 45,5 persen. Sisanya menjual tebu secara tebasan sehingga pembeli yang melakukan tebang angkut. 5.4. Kemitraan 5.4.1. Proses Kemitraan