48
Kredit Ketahanan Pangan dan Energi KKPE yang disalurkan melalui bank, serta kredit akselerasi dari Disbun yang dikhususkan bagi penanaman tebu baru. Bunga
kredit tersebut 7 persen per tahun. Pembayaran kredit dipotong dari pembayaran nota gula saat musim giling. Nota gula yaitu surat yang merangkum jumlah pembayaran
oleh PG kepada petani. PG juga menyediakan bantuan bibit, traktor, tebang angkut, serta pinjaman
tebang angkut. Bantuan bibit dan traktor dapat dibayar tunai atau dipotong dari pembayaran nota gula. Bantuan tebang angkut yaitu tebang angkut dilakukan oleh
pekerja PG dan telah ditentukan di awal musim tanam apakah tebang angkut akan dilakukan sendiri atau diserahkan ke PG. Pembayaran tebang angkut PG dipotong
dari pembayaran nota gula. Pinjaman tebang angkut yaitu pinjaman uang dari kas PG untuk membiayai tebang angkut yang dilakukan petani sendiri, tanpa bunga dan
jangka waktu pengembalian sepekan. Jumlah responden petani tebu mitra yang memanfaatkan kemudahan tersebut disajikan dalam Tabel 12.
Tabel 11. Pemanfaatan Layanan oleh Responden Mitra
No Layanan
Petani Mitra orang Persentase terhadap
Total Responden Mitra persen
1 Bibit
8 36,4
2 Traktor
9 40,9
3 Tebang Angkut
8 36,4
4 Pinjaman Tebang Angkut
5 22,7
5.4.2. Motivasi Bermitra
Berdasarkan wawancara dengan manajemen PG, kemitraan dilakukan untuk menjaga kontinuitas bahan baku serta memudahkan perencanaan produksi.
Perencanaan produksi lebih mudah karena luas lahan petani mitra telah diketahui di awal musim tanam. Dari luas lahan tersebut jumlah tebu yang akan digiling dapat
diperkirakan berdasarkan data produktivitas lahan di tahun-tahun sebelumnya serta pengamatan selama musim tanam.
49
Petani tebu responden yang bermitra karena ingin mendapat bantuan kredit sebanyak 59,1 persen. Dengan adanya kredit biaya garap petani bisa menggunakan
modal awal yang dimiliki untuk menyewa lahan yang lain. Petani responden yang bermitra dengan alasan pemasaran sebanyak 31,7 persen. Dengan menjadi mitra sejak
awal musim tanam penjualan tebu lebih mudah dan terjamin tidak ada tebu yang tersisa. Selain itu pembayaran juga lancar karena dibayar tiap minggu. Petani
responden yang bermitra karena ingin meningkatkan keuntungan usahatani sebanyak 4,6 persen. Dengan bermitra akan mendapatkan bantuan sarana produksi seperti
traktor, pupuk bersubsidi, serta bibit unggul sehingga diharapkan keuntungan usahatani akan meningkat. Petani responden yang bermitra karena lokasi dekat
dengan PG 4,6 persen.
5.4.3. Manfaat Kemitraan
Manfaat yang dirasakan responden mitra yaitu kemudahan mendapat bantuan modal, kemudahan pengadaan bibit unggul, kemudahan pengadaan pupuk, dan
adanya kepastian pasar. Responden mitra yang memandang manfaat kemitraan dari sisi kemudahan bantuan modal sebanyak 50 persen. Responden yang merasa
mendapat kepastian pasar sebanyak 22,7 persen. Responden yang merasa mendapat kemudahan pengadaan pupuk 18,2 persen. Responden yang merasa mendapat
kemudahan pengadaan bibit unggul 9,1 persen.
5.4.4. Kendala Kemitraan
Kesulitan yang dialami responden yaitu keterlambatan waktu pencairan kredit, keterlambatan waktu tebang, antri giling terlalu lama, transparansi rendemen, dan
pelayanan petugas PG. Responden mitra yang merasakan keterlambatan kredit sebanyak 13,6 persen. Keterlambatan pencairan kredit membuat perawatan tebu tidak
optimal karena pengerjaannya disesuaikan dengan dana yang tersedia. Responden mitra yang merasakan keterlambatan tebang sebanyak 27,3 persen. Responden yang
menghadapi kesulitan karena antri giling yang terlalu lama sebanyak 13,6 persen. Hal ini terkait kerusakan mesin sehingga PG berhenti giling. Responden yang merasakan
50
kendala transparansi rendemen 36,4 persen. Responden yang mengalami kesulitan terkait pelayanan petugas PG sebanyak 9,1 persen.
5.4.5. Pembentukan Harga