3.1.2. Konsep Usahatani
Soekartawi 2002 menyebutkan bahwa ilmu usahatani ialah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara
efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Menurut Hernanto 1989, usahatani merupakan organisasi alam, tenaga
kerja, modal, dan pengelolaan yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian, organisasi itu ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja
diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat secara geologis, politik, maupun teritorial sebagai pengelolaannya.
Hernanto 1989 menyatakan empat unsur pokok atau faktor-faktor produksi dalam usahatai yaitu pertama lahan. Lahan usahatani dapat berupa tanah
pekarangan, tegalan, sawah, dan sebagainya. Lahan yang digunakan dalam usahatani dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dengan membeli,
menyewa, menyakap, negara, warisan, wakaf, atau membuka lahan sendiri. Faktor kedua adalah tenaga kerja. Tenaga kerja menjadi pelaku dalam
usahatani menyelesaikan berbagai macam kegiatan produksi. Tiga jenis tenaga kerja antara lain tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak, tenaga kerja makanik.
Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Kerja manusia dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman,
tingkat kecukupan, tingkat kesehatan, dan faktor alam seperti ilkim, dan kondisi lahan usahatani. Jika terjadi kekurangan tenaga kerja, petani memperkerjakan
buruh yang berasal dari luar keluarga dengan memberi balas jasa atau upah. Sehingga, sumber tenaga kerja dalam usahatani dapat berasal dari dalam dan luar
keluarga. Faktor ketiga adalah modal. Modal adalah barang atau uang yang bersama-
sama dengan faktor produksi lain menghasilkan barang-barang baru, yaitu produk pertanian. Modal dapat berupa tanah, bangunan, alat-alat pertanian, tanaman,
ternak, bahan-bahan pertanian, piutang di bank, dan uang tunai. Penggunaan modal berfungsi membantu meningkatkan produktivitas dan menciptakan
kekayaan serta pendapatan usahatani. Modal dalam suatu usahatani digunakan untuk membeli sarana produksi serta pengeluaran selama kegiatan usahatani
berlangsung. Sumber modal dapat diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atu kredit kredit bank, kerabat, dan lain-lain, warisan, usaha lain, atau kontrak sewa.
Faktor keempat adalah pengelolaan atau manajemen. Manajemen adalah keampuan untuk mencukupi keinginan manusia di dunia yang rentan akan risiko
dan ketidakpastian. Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasai
sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Pemahaman prinsip teknik dan ekonomis menjadi syarat bagi
pengelola. Pengenalan prinsip teknik dan ekonomis menjadi syarat bagi pengelola. Pengenalan dan pemahaman prinsip teknik meliputi: 1 perilaku
cabang usaha yang diputuskan, 2 perkembangan teknologi, 3 tingkat teknologi yang dikuasai, 4 cara budidaya atu alternatif lain berdasarkan pengalaman lain.
Sedangkan prinsip ekonomis terdiri dari: 1 penentuan perkembangan harga, 2 kombinasi cabang usaha, 3 pemasaran hasil, 4 pembiayaan usahatani, 5
penggolongan modal dan pendapatan, 6 ukuran-ukuran keberhasilan yang lazim. Panduan penerapan kedua prinsip tersebut tercermin dari keputusan yang diambil
agar tidak menjadi tanggungan pengelola. Kesediaan risiko tergntung kepada: 1 tersedianya modal, 2 status petani, 3 umur, 4 lingkungan usaha, 5
perubahan posisi, 6 pendidikan, 7 pengalaman petani.
3.1.4. Analisis Pendapatan Usahatani