PDRB PDRB PDRB per PDRB per Makanan 266 289 39,75 Bukan

55 mengenai tidak diperbolehkannya pejabat pemerintah menerima hadiah berupa parcel, karangan bunga, dan sejenisnya cukup memukul industri tanaman hias khususnya industri tanaman hias di Jakarta. Hal tersebut dikarenakan kalangan pejabat pemerintah merupakan salah satu segmen konsumen yang potensial dengan permintaan terhadap produk tanaman hias.

6.2.1.2 Faktor Ekonomi

Keadaan ekonomi suatu negara merupakan faktor eksternal yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan bisnis tanaman hias baik secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan kondisi perekonomian berpengaruh terhadap strategi yang dijalankan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan dan dapat menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi tersebut. Berikut adalah beberapa faktor ekonomi yang berkaitan dengan pertumbuhan industri tanaman hias: a. Pada tahun 2005-2009, pertumbuhan sektor ekonomi di DKI Jakarta cenderung meningkat, hal ini dapat dilihat dari data pendapatan agreat dan per kapita atas dasar harga konstan pada Tabel 8. Data tersebut dapat menjadi indikator yang digunakan untuk menunjukkan bahwa kondisi perekonomian kota DKI Jakarta semakin tahun semakin naik. Membaiknya kondisi ekonomi dapat menjadi salah satu faktor yang memacu meningkatnya konsumsi akan tanaman hias yang merupakan produk tersier yang biasa dikonsumsi setelah kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder terpenuhi. Tabel 8. Pendapatan Agregat dan per Kapita Atas Dasar Harga Konstan, Tahun 2005-2009 Tahun Uraian 2005 2006 2007 2008 2009

1. PDRB

Juta Rp. 295 270 544 312 826 713 332 971 255 353 539 057 371 399 302

2. PDRB

tanpa migas Juta Rp. 294 354 567 311 893 651 332 033 912 352 598 690 370 499 741

3. PDRB per

Kapita Rp 33 324 813 34 901 161 36 733 180 38 743 062 40 268 817 56

4. PDRB per

Kapita tanpa migas Rp. 33 221 434 34 797 062 36 629 773 38 640 055 40 171 283 Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2010 b. Pengeluaran rumah tangga adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan rumah tangga untuk konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dibagi menjadi dua kategori yaitu konsumsi makanan dan konsumsi bukan makanan. Presentasi pengeluaran rumah tangga dapat digunakan sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan penduduk. Tabel 9. Pengeluaran Rata-Rata Rumah Tangga Kota DKI Jakarta per Kapita per Bulan Menurut Kelompok Barang, Tahun 2007-2009 Kelompok Barang 2007 2008 2009 Rupiah Rupiah Rupiah

1. Makanan 266 289 39,75

380 349 35,72 366 174 39,28

2. Bukan

Makanan 403 454 60,25 684 461 64,28 565 987 60,72 Jumlah 669 643 100,00 1 064 810 100,00 932 161 100,00 Sumber: Diolah dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas, Tahun 2010 Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa pengeluaran rumah tangga kota DKI Jakarta untuk kelompok barang bukan makanan relatif lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk kelompok barang makanan. Besarnya pengeluaran kebutuhan bukan makanan menunjukkan bahwa masyarakat kota DKI Jakarta yang telah dapat memenuhi kebutuhan makanannya menghabiskan sebagian pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan bukan makanan. Hal tersebut dapat menjadi peluang bagi Maya Orchid untuk mengembangkan usahanya, karena produk-produk yang dihasilkan Maya Orchid adalah salah satu dari berbagai macam produk bukan makanan. c. Ketersediaan kredit secara umum. Menyebabkan para pelaku usaha yang modal sendirinya tidak mencukupi, dapat ikut berperan dalam industri 57 tanaman hias, karena banyak pihak khususnya bank yang menyediakan kredit untuk modal usaha. Hal tersebut juga mendukung program pemerintah dalam mencetak enterpreneur. Maya Orchid merupakan salah satu perusahaan tanaman hias yang memanfaatkan fasilitas kredit dari bank sebagai modal usaha yaitu skim kredit yang ditawarkan oleh salah satu bank pemerintah melalui progran Kredit usaha rakyat KUR. Kerjasama tersebut dapat menjadi peluang bagi para pengusaha baru yang ingin memulai usaha maupun dalam hal pembiayaan untuk pengembangan usahanya.

6.2.1.3 Faktor Sosial, Budaya, dan Lingkungan