55 mengenai tidak diperbolehkannya pejabat pemerintah menerima hadiah
berupa parcel, karangan bunga, dan sejenisnya cukup memukul industri tanaman hias khususnya industri tanaman hias di Jakarta. Hal tersebut
dikarenakan kalangan pejabat pemerintah merupakan salah satu segmen konsumen yang potensial dengan permintaan terhadap produk tanaman hias.
6.2.1.2 Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi suatu negara merupakan faktor eksternal yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan bisnis tanaman hias baik secara
langsung maupun tidak langsung. Perubahan kondisi perekonomian berpengaruh terhadap strategi yang dijalankan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan dan
dapat menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi tersebut. Berikut adalah beberapa faktor ekonomi yang berkaitan dengan pertumbuhan industri
tanaman hias: a. Pada tahun 2005-2009, pertumbuhan sektor ekonomi di DKI Jakarta
cenderung meningkat, hal ini dapat dilihat dari data pendapatan agreat dan per kapita atas dasar harga konstan pada Tabel 8. Data tersebut dapat menjadi
indikator yang digunakan untuk menunjukkan bahwa kondisi perekonomian kota DKI Jakarta semakin tahun semakin naik. Membaiknya kondisi ekonomi
dapat menjadi salah satu faktor yang memacu meningkatnya konsumsi akan tanaman hias yang merupakan produk tersier yang biasa dikonsumsi setelah
kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder terpenuhi.
Tabel 8. Pendapatan Agregat dan per Kapita Atas Dasar Harga Konstan,
Tahun 2005-2009
Tahun Uraian
2005 2006
2007 2008
2009
1. PDRB
Juta Rp.
295 270 544 312 826 713
332 971 255 353 539 057
371 399 302
2. PDRB
tanpa migas Juta Rp.
294 354 567 311 893 651
332 033 912 352 598 690
370 499 741
3. PDRB per
Kapita Rp
33 324 813 34 901 161
36 733 180 38 743 062
40 268 817
56
4. PDRB per
Kapita tanpa migas
Rp.
33 221 434 34 797 062
36 629 773 38 640 055
40 171 283
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2010
b. Pengeluaran rumah tangga adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan rumah tangga untuk konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dibagi
menjadi dua kategori yaitu konsumsi makanan dan konsumsi bukan makanan. Presentasi pengeluaran rumah tangga dapat digunakan sebagai salah satu
indikator tingkat kesejahteraan penduduk.
Tabel 9. Pengeluaran Rata-Rata Rumah Tangga Kota DKI Jakarta per Kapita
per Bulan Menurut Kelompok Barang, Tahun 2007-2009
Kelompok Barang
2007 2008
2009
Rupiah Rupiah
Rupiah
1. Makanan 266 289 39,75
380 349 35,72
366 174 39,28
2. Bukan
Makanan
403 454 60,25
684 461 64,28
565 987 60,72
Jumlah 669 643
100,00 1 064 810
100,00 932 161
100,00
Sumber: Diolah dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas, Tahun 2010
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa pengeluaran rumah tangga kota DKI Jakarta untuk kelompok barang bukan makanan relatif lebih tinggi dibandingkan
pengeluaran untuk kelompok barang makanan. Besarnya pengeluaran kebutuhan bukan makanan menunjukkan bahwa masyarakat kota DKI Jakarta
yang telah dapat memenuhi kebutuhan makanannya menghabiskan sebagian pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan bukan makanan. Hal tersebut
dapat menjadi peluang bagi Maya Orchid untuk mengembangkan usahanya, karena produk-produk yang dihasilkan Maya Orchid adalah salah satu dari
berbagai macam produk bukan makanan. c. Ketersediaan kredit secara umum. Menyebabkan para pelaku usaha yang
modal sendirinya tidak mencukupi, dapat ikut berperan dalam industri
57 tanaman hias, karena banyak pihak khususnya bank yang menyediakan kredit
untuk modal usaha. Hal tersebut juga mendukung program pemerintah dalam mencetak enterpreneur. Maya Orchid merupakan salah satu perusahaan
tanaman hias yang memanfaatkan fasilitas kredit dari bank sebagai modal usaha yaitu skim kredit yang ditawarkan oleh salah satu bank pemerintah
melalui progran Kredit usaha rakyat KUR. Kerjasama tersebut dapat menjadi peluang bagi para pengusaha baru yang ingin memulai usaha
maupun dalam hal pembiayaan untuk pengembangan usahanya.
6.2.1.3 Faktor Sosial, Budaya, dan Lingkungan