6 dari itu ingin diketahui pola manajemen pada koperasi ini yang dilihat dari kinerja
pengurus dengan menurunkan pertanyaan sebagai berikut : 1.
Bagaimana kinerja organisasi di KKP ITB? 2.
Bagaimana kinerja keuangan dalam KKP ITB?
1.3 Tujuan
1. Menganalisis kinerja organisasi KKP ITB
2. Menganalisis kinerja keuangan KKP ITB
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu :
1. Bagi peneliti, menjadi gambaran untuk mengetahui keuangan didalam koperasi
2. Bagi KKP ITB mendapat gambaran mengenai kinerja keuangan dari laporan
keuangan Periode 2005-2009 berikut keadaan organisasi. 3.
Bagi pembaca, sebagai bahan literatur untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup
Penelitian ini hanya dilakukan di koperasi keluarga pegawai ITB yaitu disekitar lingkungan kampus ITB. Analisis kinerja keuangan koperasi ini dengan
menggunakan analisis rasio laporan keuangan 2005-2009. Batasan penelitian fokus terhadap kinerja organisasi dan keuangan koperasi.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Koperasi
2.1.1 Koperasi
Sebagian orang seluruh dunia mengenal koperasi, walaupun definisi yang keluar dari pemikiran mereka berbeda-beda sehingga timbul pengertian menurut
para ahli. Dilihat dari asal katanya, istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu co-operation yang berarti usaha bersama. Secara umum koperasi dipahami
sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka. Menurut Hatta
1954, koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-
murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan.
Pengertian koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 dan undang- undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Dalam pasal 33 UUD 1945
antara lain dikemukakan perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Sedangkan menurut undang-undang No. 25
tahun 1992 adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.
2.1.2 Jatidiri Koperasi
Koperasi harus kita kenal dengan benar sebagai suatu bentuk organisasi yang memiliki jati diri sebagai kegiatan usaha bersama yang tidak hanya mencari
keuntungan. Jatidiri koperasi meliputi tiga hal yang saling terkait, tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain dan merupakan satu kesatuan, terdiri dari:
organisasi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip Soedjono, 2007. Keutuhan ketiga bagian tersebut dapat dipersamakan dengan susunan manusia: organisasi koperasi
bagaikan tubuhnya; nilai-nilai bagaikan rohnya: dan prinsip-prinsip bagaikan tingkah lakunya.
Organisasi itu meliputi perkumpulan otonom, berdiri sendiri, diatur sendiri dan tidak ada campur tangan dari pihak luar. Dalam hal ini koperasi sebagai
8 perkumpulan orang-orang yang secara sukarela masuk kedalamnya dengan
memiliki anggota untuk berupaya mencapai kepentingan dan aspirasi bersama dibidang ekonomi, sosial dan budaya sehingga untuk memenuhi kepentingan dan
aspirasi bersama, koperasi difungsikan sebagai perusahaan yang dikendalikan secara bersama. Pembentukan koperasi juga memiliki nilai-nilai yang dibagi
kedalam dua bagian yaitu nilai-nilai organisasi yang meliputi tanggung jawab diri sendiri, menolong diri sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan dan
kesetiakawanan sedangkan nilai yang kedua adalah nilai-nilai etis yang meliputi kejujuran, tanggung jawab sosial, serta kepedulian terhadap orang lain.
Nilai yang terdapat di dalam koperasi juga memiliki prinsip-prinsip yang harus dipegang karena prinsip-prinsip di dalam koperasi merupakan pedoman,
pemandu dan penuntun bagi kegiatan koperasi yang menjabarkan dan mencerminkan nilai-nilai koperasi yang terdiri dari keanggotaan dan sukarela
artinya dalam koperasi menjadi anggotakeluar sebagai anggota tidak boleh dipaksa sepanjang memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku dan harus terbuka
bagi siapapun tanpa membedakan gender, kedudukan sosial, ras dan keyakinan politik atau agama. Selain itu, prinsip-prinsip koperasi yaitu pengendalian oleh
anggota secara demokratis dan secara aktif berpartisipasi dalam penetapan kebijakan serta pengambilan keputusan. Untuk lebih menunjang prinsip koperasi
maka ada partisipasi ekonomi anggota yaitu menyumbang dan mengambil bagian dengan cara yang adil untuk membangun modal koperasi dan mengendalikannya
secara demokratis. Sebagian dari modal merupakan milik bersama dari koperasi dan anggota menerima imbalan atau kompensasi yang terbatas terhadap modal
yang disumbangkan. Anggota-anggota membagi surplus usaha koperasi untuk pengembangan koperasi, membentuk cadangan sekurang-kurangnya sebagian dari
padanya tidak dapat dibagi-bagi kepada anggota, digunakan untuk kegiatan yang disetujui oleh anggota dan otonomi koperasi harus tetap dipertahankan.
Pendidikan, pelatihan dan informasi harus tetap dilakukan sebagai salah satu prinsip koperasi yaitu koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
anggota-anggota, penguruspengawas, manajer dan karyawan supaya dapat memajukan koperasi dan memberikan informasi kepada masyarakat umum,
generasi muda, pimpinan masyarakat tentang sifat dan manfaat koperasi. Selain
9 pendidikan dan informasi, kerjasama diantara koperasi juga perlu dilakukan baik
secara lokal, nasional, regional dan internasional akan memperkuat gerakan koperasi dan memberikan pelayanan yang efektif bagi para anggotanya.
Kepedulian terhadap komunitas juga perlu dilakukan dengan melalui kebijakan yang disetujui oleh para anggota, jika jatidiri koperasi dilaksanakan dengan baik
maka koperasi akan berperan dan berpotensi yang efektif.
2.1.3 Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggung jawaban pengurus kepada para anggotanya di dalam rapat anggota tahunan RAT, laporan keuangan
biasanya meliputi laporan posisi keuangan, laporan sisa hasil usaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara komparatif dan harus ditandatangani
oleh semua anggota pengurus koperasi UU No.251992, Pasal 36, Ayat 1. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha SHU.
SHU yang dibagikan untuk anggota harus berasal dari usaha yang diselenggarakan. Komponen pembagian SHU sesuai dengan anggaran dasar atau
anggaran rumah tangga ADART koperasi yang bersangkutan pasal 45 UU No.251992. Menurut Sitio dan Tamba 2001, pengguna utama dari laporan
keuangan koperasi yaitu anggota, calon anggota, bank, kreditur dan lain-lain. Laporan keuangan koperasi yang dibuat oleh pengurus berfungsi sebagai nilai
pertanggungjawaban pengurus untuk menilai prestasi dan manfaat yang diberikan kepada anggota dan sebagai pertimbangan untuk menentukan jumlah sumberdaya
dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi. Menurut Hanel 1992, koperasi berfungsi sebagai lembaga ekonomi yang berorientasi kepada pelayanan kepada
anggota secara langsung. SHU yang berasal dari transaksi anggota dan non-anggota didistribusikan
sesuai dengan komponen-komponen pembagian SHU yang telah diatur dalam ADART koperasi. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan
keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi. Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan sisa hasil usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha.
Istilah perhitungan hasil usaha sebagai pengganti istilah laporan laba rugi adalah mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari laba, tetapi
lebih ditekankan pada manfaat bagi anggota. Oleh karena itu koperasi tidak
10 menggunakan istilah laba atau rugi, melainkan hasil usaha. Laporan keuangan
yang diterbitkan oleh koperasi dapat menyajikan hak dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota, disamping dari yang berasal dari
bukan anggota. Hal ini dilakukan oleh karena kegiatan koperasi sendiri cenderung lebih banyak ditujukan kepada kepentingan anggota, baik sebagai pemilik maupun
pelanggan.
2.1.4 Manajemen SDM
Keberhasilan koperasi dalam mengelola keuangan tidak lepas dari peran dari sumberdaya manusia SDM yang turut berperan dalam pengelolaan koperasi
itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pola manajemen kinerja SDM yang baik. Manajemen kinerja adalah suatu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik dari suatu organisasi, kelompok dan individu dengan memahami dan mengelola kinerja sesuai dengan target yang telah direncanakan, standar dan
persyaratan kompetensi yang telah ditentukan. Setiap kinerja dibutuhkan suatu evaluasi yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi
melalui peningkatan dari kinerja SDM. Secara spesifik tujuan dari evaluasi kinerja seperti yang dikemukakan Sunyoto 1999: 1 adalah meningkatkan saling
pengertian antara karyawan kemudian mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik atau
sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi sebelumnya, kemudian memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan
aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang dan mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran
masa depan sehingga karyawan lebih termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja yaitu
faktor kemampuan yaitu kemampuan secara psikologis dan secara nyata kemudian faktor motivasi yang diartikan suatu sikap terhadap situasi kerja di lingkungan
organisasinya. Menurut Timple 1992: 31, faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat- sifat seseorang misalnya kinerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai
kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang
11 mempunyai sifat jelek disebabkan orang tersebut mempunyai kemampuan rendah
dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
seseorang yang berasal dari lingkungan seperti perilaku sikap, tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi.
2.2 Analisis Kinerja Keuangan
Menurut Jumingan, 2005 menyangkut review data laporan yaitu aktivitas penyesuaian data laporan keuangan terhadap berbagai hal, baik sifat atau jenis
perusahaan yang melaporkan sistem akuntansi yang berlaku. Munawir 1997, menganggap maksud dari perlunya mempelajari data secara menyeluruh adalah
untuk meyakinkan pada penganalisis bahwa laporan sudah cukup jelas menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah diterapkannya
prosedur akuntansi maupun penilaian yang tepat, sehingga penganalisis akan betul-betul mendapatkan laporan keuangan yang dapat diperbandingkan
comporable setelah itu dapat menghitung, mengukur, menginterprestasi dan memberi solusi terhadap keuangan badan usaha pada periode tertentu.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia 1999 kinerja keuangan adalah suatu penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan yang menyangkut posisi
keuangan perusahaan serta perubahan terhadap posisi keuangan tersebut. Penilaian kinerja keuangan yang berlandaskana pada data dan irformasi keuangan
merupakan suatu tolak ukur yang sering digunakan dalam memperoleh informasi tentang posisi keuangan suatu badan usaha. Penelitian ini sebagai penilaian
kinerja dengan menganalisis dan interpretasi terhadap laporan keuangan suatu badan usaha pada periode tertentu.
2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu