44
Tabel 11. Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Kapitalisasi
Tahun Kewajiban Jangka
Panjang Kapitalisasi
Rasio 2005
659.279.753,64 3.996.728.736,26
0,16 2006
252.047.059,39 3.677.919.290,07
0,07 2007
2.343.734.829,97 6.024.467.497,3
0,39 2008
2.452.678.741,31 6.503.224.955,62
0,38 2009
1.635.162.450,74 6.115.137.529,76
0,27
Sumber : Laporan Pengurus KKP ITB 2005-2009 diolah
Kapitalisasi dalam jumlah rasio kewajiban jangka panjang ditambah dengan modal adalah sebagai sumber perhitungannya. Pada Tahun 2005 hingga
2006 mengalami penurunan yang sangat jauh yaitu dari nilai rasio dalam persen yaitu 16 persen pada Tahun 2006 sebesar tujuh persen, hal itu karena kinerja
pegawai dalam hal manajemen keuangan bekerja dengan baik, namun pada Tahun 2007 mengalami kenaikan yang cukup tinggi karena adanya penambahan pada
modal yaitu cadangan umum dan cadangan USP maka pada tahun tersebut pengelolaan sumber dana jangka panjang kurang baik. Sebaliknya pada Tahun
2008, 2009 dengan rasio masing-masing sebesar 38 persen dan 27 persen, hal itu menunjukan adanya usaha dari manajemen KKP ITB untuk memperbaiki yang
berkaitan dengan pengelolaan total sumber dana jangka panjang. Jadi, rasio solvabilitas yang kurang baik pada KKP ITB hanya pada Tahun 2007 namun
setelah tahun tersebut nilai rasio yang berkaitan dengan kewajiban jangka panjang atas kapitalisasi yang terus menurun berjalan dengan baik.
6.2.3 Profitabilitas
Analisis rasio dalam profitabilitas yaitu terdiri dari SHU atas penjualan dan rasio SHU atas modal. Profitabilitas pada koperasi berbeda dengan pengertian
profitabilitas pada perusahaan. Dalam perusahaan profitabilitas yang tinggi menjadi satu ukuran bahwa perusahaan itu baik. Namun didalam koperasi, laba yang tinggi
belum cukup untuk menggambarkan kinerja keuangan yang baik. Maka dari itu perlu adanya perbandingan untuk mengetahui profitabilitas.
45 a.
Rasio Sisa hasil Usaha SHU atas penjualan Setiap hasil penjualan akan menghasilkan nilai SHU. Nilai SHU dan
penjualan pada Tahun 2005-2009 yang ada di KKP ITB dapat dilihat pada perhitungan SHU atas penjualan dalam setiap unit usaha sehingga untuk menilai
rasio dapat dilihat seperti pada Tabel 12.
Tabel 12. Rasio Sisa Hasil Usaha atas Penjualan KKP ITB Periode 2005-2009
Tahun Sisa Hasil Usaha
Penjualan Rasio
2005 428.451.899,52
821.912.766,52 52 persen
2006 416.900.418,44
3.215.843.282,95 13 persen
2007 443.787.519,65
4.037.717.317,60 11 persen
2008 534.477.264,98
4.924.779.398,87 11 persen
2009 769.367.403,71
6.249.235.520,99 12 persen
Sumber : Laporan Pengurus KKP ITB 2005-2009 diolah
Angka rasio SHU atas penjualan pada Tahun 2005 adalah 52 persen artinya setiap Rp 1,- penjualan dapat menghasilkan SHU sebesar Rp 0,52,-
dimana margin laba bersih dri penjualan hanya 52 persen dan selebihnya dari harga pokok, penjualan dan biaya. Untuk Tahun 2006 mengalami penurunan
angka rasio sisa hasil usaha atas penjualan menjadi 13 persen yang diakibatkan jumlah SHU pada Tahun 2006 mengalami penurunan sedangkan penjualan
mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Begitu juga dengan Tahun 2007 dan Tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 11 persen artinya setiap Rp 1,-
penjualan dapat menghasilkan SHU sebesar Rp 0,11,- dimana margin laba bersih hanya satu persen selebihnya dari harga pokok dan penjualan. Penurunan angka
rasio SHU menunjukan kondisi profitabilitas yang semakin baik. Angka penjualan KKP ITB semakin meningkat dari Tahun 2005-2009
meskipun tidak seimbang dengan peningkatan jumlah SHU disetiap tahunnya menjadi suatu kondisi bahwa KKP ITB memberikan pelayanan kepada
anggotanya karena KKP ITB lebih berorientasi kepada pelayanan untuk anggota tanpa memperoleh keuntungan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara
pada perusahaan pada umumnya sehingga hal ini pula yang menyebabkan adanya ketidakseimbangan antara jumlah penjualan dengan jumlah peningkatan nilai
SHU.
46 b.
Rasio Sisa Hasil Usaha SHU atas Modal Modal atau ekuitas adalah seluruh ekuitas yang ada. Perhitungan ekuitas
bisa menggunakan basis setelah pajak maupun sebelum pajak. Cakupan ekuitas hanya berupa saham biasa, tidak termasuk saham preferen. Nilai SHU dan modal
KKP ITB pada periode 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Rasio SHU atas Modal KKP ITB Periode 2005-2009
Tahun Sisa Hasil Usaha
Modal Sendiri Rasio
2005 428.451.899,52
3.337.448.982,62 13
2006 416.900.418,44
3.425.872.230,68 13
2007 443.787.519,65
3.680.732.667,33 13
2008 534.477.264,98
4.050.546.214,31 13
2009 769.367.403,71
4.479.975.079,02 17
Sumber : Laporan Pengurus KKP ITB 2005-2009 diolah
Dari hasil perhitungan rasio sisa hasil usaha atas modal KKP ITB pada Tahun 2005 senilai 13 persen begitu juga pada tahun berikutnya hingga ke Tahun
2008 masih sama dengan nilai rasio sebesar 13 persen artinya setiap Rp 1,- modal sendiri KKP ITB mampu menghasilkan sebesar Rp 0,13,-. Nilai rasio yang
dihasilkan cenderung stabil dari Tahun 2005-2008 namun modal yang dikeluarkan oleh KKP ITB dengan SHU yang dihasilkan terus meningkat, itu artinya
profitabilitas KKP ITB pada tahun tersebut relative stabil. Berbeda dari tahun sebelumnya, pada Tahun 2009 nilai rasio yang dihasilkan mengalami kenaikan
menjadi 17 persen artinya setiap Rp 1,- modal sendiri KKP ITB mampu menghasilkan sebesar Rp 0,17. Dengan naiknya nilai rasio pada Tahun 2009
Return Of Equity ROE menunjukkan kondisi profitabilitas koperasi yang semakin baik meskipun angka yang dihasilkan tidak terlalu banyak mengalami
perubahan. Profitabilitas dengan rasio SHU ats modal sendiri dikatakan baik apabila
persen rasio dari tahun ke tahun meningkat. Pada Tabel 13 menunjukan nilai rasio yang stabil dan meningkat pada Tahun 2009 sehingga nilai rasio SHU atas modal
sendiri pada profitabilitas KKP ITB baik. Keberlangsungan usaha koperasi untuk melayani anggota sangat dipengaruhi oleh modal sendiri sehingga apabila adanya
penurunan nilai rasio maka perlu meningkatkan modal sendiri.
47
6.2.4 Efektifitas