Aspek Usaha Profil KKP ITB

33 Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Pengelolaan administrasi pembukuan akuntansi sesuai dengan ketentuan, baik proses maupun perlakuan akuntansinya dilaksanakan secara berkesinambungan sesuai dengan aturan pembukuan perkoperasian yang melalui media pembukuan secara manual dan komputerisasi. Seluruh hasil pendapatan disetorkan atau disimpan di Bank. Uang tunai yang ada di Kas dibatasi atau diusahakan sekecil mungkin, hal ini karena uang yang ada didalam Kas digunakan untuk membiayai unit usaha. Selain itu, pinjaman diberikan kepada anggota yang telah memenuhi syarat dan besar pinjaman disesuaikan dengan kemampuan keuangan koperasi atau menggunakan dana dari pihak ke tiga. Dengan kata lain, proses akuntansi memiliki lima hal penting dalam perhitungan keuangan KKP ITB yaitu memiliki dokumen dasar yang berisi tentang bukti dasar yang berupa kuitansi atas transaksi yang terjadi kemudian bukti pendukung seperti formulir permohonan dan formulir pemesanan barang. Yang kedua, dalam proses akuntansi KKP ITB memiliki catatan harian yang dikerjakan dalam Buku Kas Kas Masuk dan Kas Keluar telah diadakan penelusuran pada buku kas tersebut dengan memeriksa setiap transaksi yang dicatat pada kas dari bukti dasar. Ketiga, catatan pembantu yang ditemui pada saat pemeriksaaan adalah buku jurnal, daftar inventaris dan neraca lajur semuanya dimasukkan kedalam laporan dalam RAT. Yang keempat, neraca lajur dibuat untuk mengakomodasi proses dari rekapitulasi buku kas dan buku jurnal untuk membuat laporan neraca setiap empat bulan. Kelima, laporan keuangan yang dibuat oleh setiap unit yang terdiri dari Perhitungan Hasil Usaha PHU dan neraca komparatif, kemudian disatukan kedalam neraca konsolidasi.

6.1.4 Aspek Usaha

Kegiatan pokok pengurus adalah menjalankan usaha KKP ITB, dalam menjalankan usaha selalu memegang prinsip “Berusaha saling Menguntungkan”. Yang dimaksud saling menguntungkan adalah antara pihak koperasi sebagai organisasi yang menjalankan usaha beserta dengan para pengurus maupun 34 karyawannya dan juga dengan para konsumen sehingga saling memiliki kepuasan dalam menjalin aktivitas jual beli. Secara umum kegiatan usaha KKP ITB untuk Tahun 2009 dapat terlaksana sesuai dengan rencana meliputi unit simpan pinjam, unit rental mobil, unit waserda, unit pelayanan kampus, unit kafe hijau dan sekertariat. adapun realisasi kegiatan usaha dengan pendapatan yang diperoleh adalah seperti pada Tabel 4. berikut : Tabel 4. Perbandingan Pendapatan dari Masing-Masing usaha KKP ITB No. Uraian Pendapatan Rp 1. Unit Simpan Pinjam 890.361.024 2. Unit Rental Mobil 31.733.378 3. Unit Waserda 1.704.723.327 4. Unit Kafe Hijau 144.911.131 5. Unit Pelayanan Kampus 435.634.091 6. Sekertariat 8.490.331 Sumber : Laporan Pengurus KKP ITB 2009 diolah Seluruh jenis usaha KKP ITB memiliki tingkat pendapatan yang berbeda namun yang paling besar adalah pada Unit Waserda karena menyediakan apa yang paling sering anggota atau non-anggota butuhkan sehingga tingkat pembelian pada Unit Waserda banyak. Paling tinggi jumlah pendapatan pada Unit Waserda di KKP ITB bukan berarti bidang usaha yang lainnya tidak memiliki pengaruh terhadap pendapatan KKP ITB karena setiap bidang usaha berawal dari kebutuhan anggota sehingga pihak KKP ITB berusaha untuk mempertahankan atau bahkan mengembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan anggota. Dalam segi pembagian SHU dari hasil menjalankan kegiatan usaha KKP ITB, unit Simpan Pinjam masih menjadi primadona. Usaha ini sangat membantu anggota KKP ITB dalam mengatasi kebutuhan anggota. Terhitung 31 Desember 2009 uang yang terserap oleh anggota sebesar Rp 6.824.610.000,- untuk 680 orang peminjam jadi total pendapatan Rp 1.834.665.404,48 dengan total pengeluaran sebesar Rp 696.936.822,41. Dengan nilai tersebut maka SHU yang diperoleh sebesar Rp 1.137.728.582,07. Dengan hasil tersebut maka ada kenaikan nilai SHU sebesar 34,94persen dari Tahun 2008 Rp 845.927.260,76. 35 Selain Unit Simpan Pinjam, kegiatan usaha KKP ITB yang memberikan kemudahan kepada anggota dalam memenuhi kebutuhan bahan pokok untuk sehari-harinya yaitu Unit Waserda atau Mini Market. Transaksi yang dapat dilakukan oleh anggota itu dapat berupa tunai maupun kredit. Pada Tahun 2009 telah terjadi transaksi sejumlah 22.391 kali yang terdiri dari 14.096 kali secara tunai dan 8.295 kali pada transaksi yang dilakukan secara kredit dengan total pendapatan Rp 2.318.176.700,- dan total pengeluaran Rp 2.176.706.039,- dengan nilai SHU yang diperoleh sebesar Rp 141.470.661. Nilai SHU yang diperoleh berarti ada kenaikan nilai SHU dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 26,16 persen. Untuk bidang usaha lainnya seperti Unit Toko G10, Unit Rental Mobil, Unit Kedai Hijau, Unit Parkir, Unit Sekertariat memiliki nilai kenaikan SHU masing-masing sebesar 35,47 persen, 18,28 persen, 11,81 persen, 102,33 persen, 26,27 persen. Dari hasil tersebut, secara keseluruhan Sisa Hasil Usaha KKP ITB pada Tahun 2009 tercatat sebesar Rp 769.367.403,71 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu sebesar Rp 234.890.138,73 atau naik 43,95 persen dari SHU tahun buku 2008 yang tercatat sebesar Rp 534.477.264,98. Berdasarkan ketentuan ADART KKP ITB, perolehan SHU tersebut akan dialokasikan untuk anggota, dana cadangan, dana pendidikan, dana sosial, dana pembangunan daerah kerja, dana pengurus dan pengawas dan juga dana karyawan.

6.1.5 Aspek Permodalan