Aspek Permodalan Profil KKP ITB

35 Selain Unit Simpan Pinjam, kegiatan usaha KKP ITB yang memberikan kemudahan kepada anggota dalam memenuhi kebutuhan bahan pokok untuk sehari-harinya yaitu Unit Waserda atau Mini Market. Transaksi yang dapat dilakukan oleh anggota itu dapat berupa tunai maupun kredit. Pada Tahun 2009 telah terjadi transaksi sejumlah 22.391 kali yang terdiri dari 14.096 kali secara tunai dan 8.295 kali pada transaksi yang dilakukan secara kredit dengan total pendapatan Rp 2.318.176.700,- dan total pengeluaran Rp 2.176.706.039,- dengan nilai SHU yang diperoleh sebesar Rp 141.470.661. Nilai SHU yang diperoleh berarti ada kenaikan nilai SHU dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 26,16 persen. Untuk bidang usaha lainnya seperti Unit Toko G10, Unit Rental Mobil, Unit Kedai Hijau, Unit Parkir, Unit Sekertariat memiliki nilai kenaikan SHU masing-masing sebesar 35,47 persen, 18,28 persen, 11,81 persen, 102,33 persen, 26,27 persen. Dari hasil tersebut, secara keseluruhan Sisa Hasil Usaha KKP ITB pada Tahun 2009 tercatat sebesar Rp 769.367.403,71 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu sebesar Rp 234.890.138,73 atau naik 43,95 persen dari SHU tahun buku 2008 yang tercatat sebesar Rp 534.477.264,98. Berdasarkan ketentuan ADART KKP ITB, perolehan SHU tersebut akan dialokasikan untuk anggota, dana cadangan, dana pendidikan, dana sosial, dana pembangunan daerah kerja, dana pengurus dan pengawas dan juga dana karyawan.

6.1.5 Aspek Permodalan

Modal dikelompokkan dalam dua jenis, yakni hutang dan ekuitas. Hutang mempunyai keunggulan berupa bunga mengurangi pajak sehingga biaya hutang rendah, kreditur memperoleh return terbatas sehingga pemegang saham tidak perlu berbagi keuntungan ketika kondisi bisnis sedang maju, kreditur tidak memiliki hak suara sehingga pemegang saham dapat mengendalikan perusahaan dengan penyertaan dana yang kecil. Meskipun demikian, hutang juga mempunyai kelemahan, yaitu hutang biasanya berjangka waktu tertentu untuk dilunasi tepat waktu, rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan risiko yang selanjutnya akan meningkatkan biaya modal, bila perusahaan dalam kondisi sulit dan labanya tidak dapat memenuhi beban bunga maka tidak tertutup kemungkinan dilakukan tindakan likuidasi. Bauran hutang dan ekuitas untuk pendanaan perusahaan 36 merupakan bahasan utama dari keputusan struktur modal. Bauran modal yang efisien dapat menekan biaya modal, yang dapat meningkatkan kembalian ekonomi neto dan meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas disebut “unlevered firm”, sedangkan yang menggunakan bauran ekuitas dan berbagai macam hutang disebut “levered firm” Pemilihan alternatif penambahan modal yang berasal dari kreditur hutang pada umumnya didasarkan pada pertimbangan: murah. Dikatakan murah, karena biaya bunga yang harus ditanggung lebih kecil dari laba yang diperoleh dari pemanfaatan hutang tersebut. Permodalan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam membangun suatu usaha yang memiliki klasifikasi yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan atau organisasi dan modal yang berasal dari para investor atau pinjaman untuk membentuk modal baru. Permodalan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberlangsungan usaha selanjutnya. Modal KKP ITB terbagi menjadi dua yaitu modal sendiri dan modal luar, modal sendiri terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, donasi, hibah, SHU tahun berjalan. Sedangkan modal luar berasal dari bantuan pinjaman lunak dan bantuan dana bergulir. Permodalan KKP ITB memiliki perkembangan dari tahun ke tahun dan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perkembangan antara Modal Sendiri dan Modal Luar KKP ITB Periode 2005-2009 Tahun Modal Sendiri Modal Luar 2005 3.337.448.982,62 98.967.396,83 2006 3.425.872.230,68 209.234.731,5 2007 3.680.732.667,33 228.252.934,9 2008 4.050.546.214,31 364.385.766,84 2009 4.479.975.403,71 239.374.721,31 Sumber : Laporan Pengurus KKP ITB 2005-2009 diolah Modal sendiri pada Tahun 2005 sebenarnya sudah bisa dikatakan besar dibandingkan pada saat koperasi membentuk modal awal usaha koperasi yaitu sebesar Rp 3.337.448.982 dan dibantu dengan modal yang berasal dari luar sebesar Rp 98.967.396. Pada tahun berikutnya antara modal sendiri dan modal yang berasal dari luar juga terus mengalami peningkatan karena kebutuhan yang 37 terus meningkat. Meskipun telah dikatakan besar namun tetap mengalami peningkatan yang disebabkan oleh jumlah simpanan yang terus meningkat. Modal yang berasal dari luar juga mengalami peningkatan karena adanya kerjasama untuk modal dengan pihak bank kecuali pada Tahun 2009 mengalami penurunan modal dari luar karena adanya salah satu bank yang menggulirkan dana lebih kecil dari tahun sebelumnya sehingga akan mempengaruhi terhadap jumlah modal yang diterima oleh KKP ITB dan akan mempengaruhi terhadap permodalan untuk setiap bidang usaha yang ada di KKP ITB.

6.2 Analisis Kinerja Keuangan KKP ITB

Kinerja keuangan koperasi merupakan salah satu proses kinerja yang membantu suatu perusahaan atau organisasi koperasi untuk memberikan suatu informasi keuangan dari setiap bidang usaha yang dilakukan, sehingga dapat memberikan gambaran mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek akuntansi baik dari segi pengeluaran yang mencakup biaya-biaya operasional secara keseluruhan maupun setiap pendapatan yang di peroleh dari masing-masing aktivitas usaha. Koperasi diharapkan berkembang menjadi suatu organisasi swadaya koperasi yang kuat keuangannya, mandiri dan berorientasi pada anggota dan otonom. Oleh karena itu perlu mengetahui kinerja keuangan koperasi dan orientasinya. Koperasi Keluarga Pegawai KKP ITB merupakan salah satu koperasi yang didukung dengan kualitas SDM yang mampu mengelola keuangan dengan baik. Kinerja keuangan perlu diteliti agar bisa diketahui dalam hal mengelola modalnya yang bertujuan untuk mengetahui pengelolaan kinerja keuangan, maka digunakan analisis rasio. Dengan digunakannya analisis rasio maka kondisi likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan efektifitas untuk mengetahui kinerja keuangan KKP ITB. Setiap tahun KKP ITB melakukan rapat anggota agar laporan keuangan dapat secara rutin dilaporkan kepada anggota. Dari laporan keuangan tersebut maka KKP ITB dapat mengetahui sejauh mana kinerja keuangan koperasi. Dengan menggunakan analisis rasio juga dapat diketahui dengan mudah jika masalah tentang keuangan sehingga dapat dengan mudah juga dicari solusinya untuk menghindari atau mencegah semakin buruknya kondisi kinerja keuangan.