41
6.2.2 Solvabilitas
Solvabilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan KKP ITB untuk membayar kewajiban jangka panjang baik utang pokok maupun bunganya.
Solvabilitas itu terdiri dari rasio utang jangka panjang atas harta, rasio utang jangka panjang atas modal, dan rasio utang jangka panjang atas kapitalisasi. Nilai rasio
tersebut sebaiknya rendah yang menggambarkan bahwa beban utang tidak terlalu berat.
a. Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Harta
Penggunaan utang jangka pendek akan mempengaruhi likuiditas namun penggunaan utang jangka panjang akan mempengaruhi solvabilitas. Pada akhirnya
utang jangka panjang yang jatuh tempo akan mempengaruhi likuiditas juga. Salah satu karakteristik utang jangka panjang adalah akan menimbulkan bunga yang akan
menjadi beban tetap. Kewajiban Jangka Panjang atas Harta seperti pada Tabel 9
Tabel 9.
Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Harta KKP ITB Periode 2005-2009 Tahun
Kewajiban Jangka Panjang Harta
Rasio 2005
659.279.753,64 5.443.118.002,70
0,12 2006
252.047.059,39 5.231.107.460,51
0,04 2007
2.343.734.829,97 7.823.697.117,74
0,29 2008
2.452.678.741,31 8.730.811.130,06
0,28 2009
1.635.162.450,74 8.352.059.527,20
0,19
Sumber : Laporan Pengurus KKP ITB 2005-2009 diolah
Rasio kewajiban jangka panjang atas harta di KKP ITB pada Tahun 2005 yaitu 12 persen atau 0,12 dari total harta KKP ITB yang didanai dari kewajiban
jangka panjang. Untuk tahun berikutnya yaitu Tahun 2006 angka rasio kewajiban jangka panjang mengalami penurunan sekitar 8persen menjadi 0,04 dari total harta
KKP ITB yang didanai dari kewajiban jangka panjang. Rasio kewajiban jangka panjang pada Tahun 2007 yaitu 29 persen atau 0,29 dari total harta KKP ITB
didanai dari kewajiban jangka panjang berarti rasio ini mengalami kenaikan dibandingkan pada Tahun 2006. Rasio kewajiban jangka panjang atas harta KKP
ITB Tahun 2008 yaitu 28 persen total harta yang didanai dari kewajiban jangka
42 panjang. Rasio ini mengalami penurunan sebesar satu persen dibandingkan dari
kewajiban jangka panjang pada Tahun 2007. Begitu juga pada Tahun 2009 rasio kewajiban jangka panjang atas harta terus mengalami penurunan sebesar 9 persen
dari tahun 2008 menjadi 19 persen dari total harta KKP ITB yang didanai dari kewajiban jangka panjang. Penurunan rasio kewajiban jangka panjang atas harta
KKP ITB yang semakin rendah diidentifikasi adanya perlindungan untuk menghindari utang yang terlampau besar karena apabila utang terlalu besar maka
akan timbul masalah pada saat pembayaran utang beserta bunganya. Kenaikan rasio pada Tahun 2007 yang cukup besar dikarenakan adanya pinjaman dari Bank
Mandiri sebesar Rp. 855.955.591,12 ditambah dengan dari tabungan berjangka sebesar Rp. 20.000.000,- namun pengembalian bisa dilakukan pada tahun
berikutnya. Dari Tahun 2007 sampai sekarang terus menurun dan menjadi indikasi bahwa kondisi keuangan KKP ITB lebih nyaman.
Penurunan jumlah angka rasio kewajiban jangka panjang di KKP ITB bisa dibilang keuntungan karena jumlah utang yang harus dibayarkan menjadi lebih
sedikit, namun jika dilihat pada Tahun 2008 kewajiban jangka panjang mengalami kenaikan tetapi rasio justru turun sebesar satu persen hal tersebut terlihat kondisi
keuangan yang baik. Kenaikan pada kewajiban jangka panjang juga tidak selalu buruk, kenaikan rasio kewajiban jangka panjang juga bisa dibilang baik karena bisa
dipergunakan sebagai upaya mendukung usaha dan mensejahterakan anggota. b.
Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Modal Kewajiban Jangka Panjang atas Modal memiliki tingkat konsentrasi pada
utang jangka panjang, filosofinya adalah pendanaan jangka panjang dari kreditor dibandingkan dengan seluruh sumber jangka panjang yaitu utang jangka panjang
dan modal sendiri. Cara menghitung solvabilitas adalah membandingkan utang dengan equity saja. Semakin tinggi rasio berarti semakin buruk kondisi solvency-
nya. Kewajiban jangka panjang atas modal yang diperoleh KKP ITB pada Tahun 2005 berasal dari simpanan-simpanan, dana hibah, cadangan dan SHU tahun
berjalan dan sebagaimana rasio kewajiban jangka panjang atas modal dapat dilihat pada Tabel 10.
43
Tabel 10. Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Modal
Tahun Kewajiban Jangka
Panjang Modal
Rasio 2005
659.279.753,64 3.337.448.982,62
0,19 2006
252.047.059,39 3.425.872.230,68
0,07 2007
2.343.734.829,97 3.680.732.667,33
0,64 2008
2.452.678.741,31 4.050.546.214,31
0,60 2009
1.635.162.450,74 4.479.975.403,02
0,36
Sumber : Laporan Pengurus KKP ITB 2005-2009 diolah
Modal KKP ITB pada Tahun 2005 berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana hibah, cadangan dan SHU tahun berjalan. Rasio kewajiban jangka
panjang atas modal KKP ITB sangat fluktuatif yaitu jika dalam persentase dari Tahun 2005-2009 yaitu 19 persen, 7 persen, 64 persen, 60 persen dan 36 persen.
Jumlah rasio tiap tahun tersebut adalah kewajiban jangka panjang KKP ITB yang dijamin dengan modal. Dalam hal ini, apabila nilai rasio lebih dari 100 persen maka
kemampuan modal sebagai penjamin kewajiban jangka panjang atas modal semakin rendah. Oleh karena itu, maka KKP ITB memiliki kemampuan modal
sendiri untuk menjamin kewajiban jangka panjang lebih besar karena dilihat dari data pada tabel diatas, persentase yang paling besar adalah 64 persen, masih
terbilang jauh dari angaka batas. Dengan begitu, kemampuan modal pada KKP ITB menunjukan rasio solvabilitas baik.
c. Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Kapitalisasi
Kewajiban jangka panjang atas modal yang diperoleh KKP ITB pada Tahun 2005 berasal dari simpanan-simpanan, dana hibah, cadangan dan SHU tahun
berjalan dan kapitalisasi terdiri dari kewajiban jangka panjang dan modal. Nilai masing-masing kewajiban jangka panjang atas kapitalisasi Tahun 2005-2009 yang
sama sebagaimana rasio kewajiban jangka panjang atas modal dapat dilihat pada Tabel 11.
44
Tabel 11. Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Kapitalisasi
Tahun Kewajiban Jangka
Panjang Kapitalisasi
Rasio 2005
659.279.753,64 3.996.728.736,26
0,16 2006
252.047.059,39 3.677.919.290,07
0,07 2007
2.343.734.829,97 6.024.467.497,3
0,39 2008
2.452.678.741,31 6.503.224.955,62
0,38 2009
1.635.162.450,74 6.115.137.529,76
0,27
Sumber : Laporan Pengurus KKP ITB 2005-2009 diolah
Kapitalisasi dalam jumlah rasio kewajiban jangka panjang ditambah dengan modal adalah sebagai sumber perhitungannya. Pada Tahun 2005 hingga
2006 mengalami penurunan yang sangat jauh yaitu dari nilai rasio dalam persen yaitu 16 persen pada Tahun 2006 sebesar tujuh persen, hal itu karena kinerja
pegawai dalam hal manajemen keuangan bekerja dengan baik, namun pada Tahun 2007 mengalami kenaikan yang cukup tinggi karena adanya penambahan pada
modal yaitu cadangan umum dan cadangan USP maka pada tahun tersebut pengelolaan sumber dana jangka panjang kurang baik. Sebaliknya pada Tahun
2008, 2009 dengan rasio masing-masing sebesar 38 persen dan 27 persen, hal itu menunjukan adanya usaha dari manajemen KKP ITB untuk memperbaiki yang
berkaitan dengan pengelolaan total sumber dana jangka panjang. Jadi, rasio solvabilitas yang kurang baik pada KKP ITB hanya pada Tahun 2007 namun
setelah tahun tersebut nilai rasio yang berkaitan dengan kewajiban jangka panjang atas kapitalisasi yang terus menurun berjalan dengan baik.
6.2.3 Profitabilitas