Potensi Komoditas Subsektor Tanaman Bahan Makanan Unggulan
Selain mengetahui keunggulan komparatif yang dimiliki oleh setiap komoditas pertanian di kabupaten Majalengka perlu pula diketahui bagaimana
tingkat keunggulan kompetitif yang juga menunjukkan kinerja dan tingkat pertumbuhan dari komoditas-komoditas tersebut. Adapun ukuran yang digunakan
untuk mengetahui komoditas yang memiliki keunggulan kompetitif dalam penelitian ini adalah jika komponen differential shift bernilai positif. Hasil analisis
differential shift untuk komoditas tanaman pangan di Kabupaten Majalengka secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Hasil Analisis Differential Shift Komoditas Tanaman Pangan di Kabupaten Majalengka
No Komoditas
Nilai Differential Shift Luas Tanam
Luas Panen Produksi
1 Padi
-0,33 -0,02
-0,09 2
Jagung 0,24
0,18 0,12
3 Kedelai
0,23 -0,04
0.08 4
Kacang Tanah -0,44
-0,38 -0,48
5 Kacang Hijau
0,36 0,31
0.05 6
Ubi Kayu -0,18
-0,19 -0,35
7 Ubi Jalar
-0,31 -0,33
-0,30
Sumber : Diolah dari Dinas Pertanian TP Prop. Jabar 2010
Berdasarkan nilai differential shift komoditas tanaman pangan tersebut dapat diketahui bahwa komoditas yang memiliki pertumbuhan positif dari aspek
luas tanam, luas panen dan produksi hanya ada 2 komoditas yaitu jagung dan kacang hijau. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua komoditas tersebut unggul
secara kompetitif dibandingkan dengan komoditas lainnya dari aspek luas tanam, luas panen dan jumlah produksinya.
Hasil analisis differential shift untuk komoditas sayuran di Kabupaten Majalengka secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6, 7 dan 8. Dari hasil
analisis tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 5 komoditas yang memiliki nilai differential shift positif berdasarkan aspek luas tanam. Kelima komoditas tersebut
dapat dilihat pada Tabel 29. Hal ini menunjukkan bahwa kelima komoditas sayuran tersebut mengalami pertumbuhan luas tanam yang relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan komoditas lain sehingga tingkat pertumbuhan luas tanamnya positif. Oleh karena itu, kelima komoditas tersebut merupakan
komoditas sayuran Kabupaten Majalengka yang memiliki keunggulan kompetitif dari aspek luas tanam.
Tabel 29. Differential Shift Luas Tanam Komoditas Sayuran Yang Positif
No. Komoditas
Nilai Differential Shift 1
Kentang 6,80
2 Terung
0,86 3
Sawi 0,64
4 Tomat
0,50 5
Kembang Kol 0,20
Sumber : Diolah dari Dinas Pertanian TP Prop. Jabar 2010
Apabila dilihat dari aspek luas panen terdapat 6 komoditas sayuran yang memiliki nilai differential shift positif. Keenam komoditas tersebut dapat dilihat
pada Tabel 30. Hal ini menunjukkan bahwa keenam komoditas sayuran tersebut mengalami pertumbuhan luas panen yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
komoditas lain sehingga memiliki tingkat pertumbuhan yang positif. Oleh karena itu, keenam komoditas tersebut merupakan komoditas sayuran Kabupaten
Majalengka yang memiliki keunggulan kompetitif dari aspek luas panen. Tabel 30. Differential Shift Luas Panen Komoditas Sayuran Yang Positif
No. Komoditas
Nilai Differential Shift 1
Terung 0,61
2 Sawi
0,58 3
Tomat 0,43
4 Labu siam
0,19 5
Wortel 0,03
6 Kembang kol
0,005
Sumber : Diolah dari Dinas Pertanian TP Prop. Jabar 2010
Selanjutnya, dilihat dari aspek produksi terdapat 7 komoditas sayuran yang memiliki nilai differential shift positif. Ketujuh komoditas tersebut dapat dilihat
pada Tabel 31. Hal ini menunjukkan bahwa ketujuh komoditas sayuran tersebut mengalami pertumbuhan produksi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
komoditas lain sehingga memiliki tingkat pertumbuhan yang positif. Oleh karena itu, ketujuh komoditas tersebut merupakan komoditas sayuran Kabupaten
Majalengka yang memiliki keunggulan kompetitif dari aspek produksi.
Tabel 31. Differential Shift Produksi Komoditas Sayuran Yang Positif
No. Komoditas
Nilai Differential Shift 1
Terung 0,99
2 Buncis
0,26 3
Kacang panjang 0,25
4 Sawi
0,17 5
Kentang 0,10
6 Bawang merah
0,09 7
Kembang Kol 0,02
Sumber : Diolah dari Dinas Pertanian TP Prop. Jabar 2010
Berdasarkan Tabel 29, Tabel 30 dan Tabel 31 dapat dilihat bahwa ada tiga jenis komoditas sayuran yang memiliki nilai differential shift positif baik dari
aspek luas tanam, luas panen dan produksi. Ketiga jenis komoditas tersebut adalah terung, sawi dan kembang kol.
Hasil analisis differential shift untuk komoditas buah-buahan di Kabupaten Majalengka secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 9-10. Berdasarkan hasil
analisis tersebut dapat dilihat bahwa dari aspek jumlah pohon terdapat 16 komoditas dari 22 jenis komoditas buah-buahan yang dianalisis yang memiliki
nilai differential shift positif. Keenam belas belas komoditas tersebut dapat dilihat pada Tabel 32.
. Tabel 32. Differential Shift Jumlah Pohon Komoditas Buah-buahan Yang
Positif No.
Komoditas Nilai Differential Shift
1 Sukun
0,91 2
Mangga 0,58
3 Alpukat
0,55 4
Salak 0,53
5 Sawo
0,41 6
Jambu biji 0,38
7 Petai
0,36 8
Durian 0,25
9 Nenas
0,21 10
Pepaya 0,13
11 Pisang
0,11 12
Melinjo 0,05
13 Nangka
0,05 14
Dukuh 0,04
15 Rambutan
0,04 16
Sirsak 0,03
Sumber : Diolah dari Dinas Pertanian TP Prop. Jabar 2010
Hal ini menunjukkan bahwa keenam belas komoditas sayuran tersebut mengalami pertumbuhan jumlah pohon yang relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan komoditas lain sehingga memiliki tingkat pertumbuhan yang positif. Oleh karena itu, keenam belas komoditas tersebut merupakan komoditas buah-buahan
Kabupaten Majalengka yang memiliki keunggulan kompetitif dari aspek jumlah pohon. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa ada banyak komoditas buah-
buahan di Kabupaten Majalengka yang memiliki keunggulan kompetitif dari aspek jumlah pohon yang ditanam.
Selanjutnya, dilihat dari aspek produksi terdapat 12 komoditas buah- buahan yang memiliki nilai differential shift positif. Kedua belas komoditas
tersebut dapat dilihat pada Tabel 33. Hal ini menunjukkan bahwa kedua belas komoditas sayuran tersebut mengalami pertumbuhan produksi yang relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan komoditas lain sehingga memiliki tingkat pertumbuhan yang positif. Oleh karena itu, kedua belas komoditas tersebut
merupakan komoditas buah-buahan Kabupaten Majalengka yang memiliki keunggulan kompetitif dari aspek produksi.
Tabel 33. Differential Shift Produksi Komoditas Buah-buahan Yang Positif No.
Komoditas Nilai Differential Shift
1 Manggis
1,99 2
Melinjo 1,75
3 Jambu biji
1,21 4
Petai 0,93
5 Jambu Air
0,82 6
Mangga 0,48
7 Salak
0,47 8
Alpukat 0,45
9 Rambutan
0,42 10
Pisang 0,31
11 Sukun
0,23 12
Jeruk 0,15
Sumber : Diolah dari Dinas Pertanian TP Prop. Jabar 2010
Berdasarkan Tabel 32 dan Tabel 33 dapat dilihat bahwa ada sembilan jenis komoditas buah-buahan yang memiliki nilai differential shift positif baik dari
aspek jumlah pohon dan produksi. Komoditas-komoditas tersebut adalah mangga, alpukat, sukun, salak, jambu biji, petai, pisang, melinjo dan rambutan.
Hasil analisis LQ dan shift share dari luas tanam, luas panen, produksi dan jumlah pohon kemudian dikombinasikan untuk memberikan gambaran yang lebih
jelas mengenai pengelompokkan komoditas berdasarkan keunggulan komparatif dan kompetitifnya. Pengelompokkan komoditas-komoditas tersebut disajikan
dalam bentuk matriks daya saing. Hasil pengelompokkan komoditas berdasarkan luas tanam tersaji pada
Gambar 13.
KEUNGGULAN KOMPARATIF Komoditas Non basis
Komoditas Basis - Kedelai
- Jagung P
o stif
K E
U N
G G
U L
A N
K O
MP E
T IT
IF - Kentang
- Kacang hijau - Sawi
- Kembang kol - Tomat
- Terung - Padi
N eg
at if
- Kacang tanah - Bawang merah
- Ubi kayu - Bawang daun
- Ubi jalar - Kubis
- Wortel - Cabe besar
- Lobak - Cabe rawit
- Kacang merah - Kacang panjang
- Buncis - Ketimun
- Labu siam - Kangkung
Gambar 13. Matriks Daya Saing Luas Tanam Komoditas Subsektor Tanaman Bahan Makanan Kabupaten Majalengka
Dari matriks daya saing komoditas berdasarkan luas tanam diatas terdapat tiga komoditas yang memiliki potensi dan daya saing tinggi karena memiliki
keunggulan secara komparatif dan kompetitif dari aspek luas tanam yaitu jagung, kacang hijau dan kembang kol.
Hasil pengelompokkan komoditas berdasarkan luas panen tersaji pada Gambar 14. Dari matriks daya saing komoditas berdasarkan luas panen tersebut
terdapat dua komoditas yang memiliki potensi dan daya saing tinggi karena
memiliki keunggulan secara komparatif dan kompetitif dari aspek luas panen yaitu jagung dan kacang hijau.
KEUNGGULAN KOMPARATIF Komoditas Non basis
Komoditas Basis
P o
si tif
K E
U N
G G
U L
A N
K O
MP E
T IT
IF - Kembang kol
- Jagung - Sawi
- Kacang hijau - Wortel
- Tomat - Terung
- Labu siam
N eg
at if
- Padi - Kacang tanah
- Kedelai - Ubi kayu
- Bawang merah - Ubi jalar
- Bawang daun - Kentang
- Kubis - Lobak
- Cabe besar - Kacang merah
- Cabe rawit - Kacang panjang
- Buncis - Ketimun
- Kangkung
Gambar 14. Matriks Daya Saing Luas Panen Komoditas Subsektor Tanaman Bahan Makanan Kabupaten Majalengka
Adapun hasil pengelompokkan komoditas berdasarkan produksi tersaji pada Gambar 15. Dari matriks daya saing komoditas berdasarkan produksi
tersebut terdapat sepuluh jenis komoditas yang memiliki potensi dan daya saing tinggi karena memiliki keunggulan secara komparatif dan kompetitif dari aspek
produksi yaitu jagung, kedelai, kacang hijau, bawang merah, alpukat, jambu biji, jeruk, mangga, melinjo dan petai.
KEUNGGULAN KOMPARATIF Komoditas Non basis
Komoditas Basis - Kentang
- Jagung
P o
si tif
K E
U N
G G
U L
A N
K O
MP E
T IT
IF - Kembang kol
- Kedelai - Sawi
- Kacang hijau - Kacang panjang
- Bawang merah - Terung
- Alpukat - Buncis
- Jambu biji - Jambu air
- Jeruk - Manggis
- Mangga - Pisang
- Melinjo - Rambutan
- Petai - Sukun
- Salak - Kacang tanah - Belimbing
N eg
at if
- Ubi kayu - Duku - Padi
- Ubi jalar - Durian - Bawang daun
- Kubis - Jeruk Besar - Cabe rawit
- Wortel - Nenas - Nangka
- Lobak - Pepaya - Kacang merah - Sawo
- Cabe besar - Markisa - Tomat - Sirsak
- Ketimun - Labu siam
- Kangkung
Gambar 15. Matriks Daya Saing Produksi Komoditas Subsektor Tanaman Bahan Makanan Kabupaten Majalengka
Adapun hasil pengelompokkan komoditas buah-buahan berdasarkan jumlah pohon tersaji pada Gambar 16. Dari matriks daya saing komoditas buah-
buahan berdasarkan jumlah pohon terdapat 12 jenis komoditas yang memiliki potensi dan daya saing tinggi karena memiliki keunggulan secara komparatif dan
kompetitif dari aspek jumlah pohon yaitu alpukat, mangga, durian, jambu biji, pisang, nangka, papaya, sawo, melinjo, petai, sirsak dan sukun.
KEUNGGULAN KOMPARATIF Komoditas Non basis
Komoditas Basis - Duku
- Alpukat
P o
si tif
K E
U N
G G
U L
A N
K O
MP E
T IT
IF - Nenas
- Mangga - Sawi
- Durian - Rambutan
- Jambu biji - Salak
- Pisang - Nangka
- Pepaya - Sawo
- Melinjo - Petai
- Sirsak - Sukun
N eg
at if
- Jeruk besar - Belimbing
- Manggis - Jambu air
- Markisa - Jeruk
Gambar 16. Matriks Daya Saing Jumlah Pohon Komoditas Buah-buahan Kabupaten Majalengka
Berdasarkan matriks daya saing, maka untuk komoditas non basis tetapi
memiliki nilai differential shift positif kuadran II, komoditas-komoditas tersebut sebetulnya masih memiliki potensi untuk dikembangkan karena memiliki
pertumbuhan yang diatas rata-rata pertumbuhan komoditas lain maupun komoditas sejenis di wilayah lain di provinsi Jawa Barat. Hanya saja diperlukan
usaha untuk terus meningkatkan kapasitasnya secara keseluruhan agar menjadi komoditas basis. Begitupula dengan komoditas yang berada di kuadran IV basis
tetapi differential shift negatif, komoditas ini sebetulnya masih memiliki potensi untuk dikembangkan karena memiliki aktivitas yang memusat basis, hanya saja
diperlukan usaha untuk meningkatkan aktivitas tersebut agar mengalami peningkatanpertumbuhan dari tahun ke tahun secara positif.
Selain memiliki potensi luas tanam, luas panen, produksi dan jumlah pohon atas komoditas-komoditas diatas, Kabupaten Majalengka juga memiliki
potensi atas beberapa komoditas yang menjadi varietas unggul. Menurut Dirjen Hortikultura 2010, varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh
pemerintah yang Surat Keputusannya ditandatangani oleh Mentri Pertanian. Keunggulan varietas itu sendiri dicirikan oleh adanya superioritas dan atau
keunikan satu atau lebih karakter yang dibuktikan dari hasil pengujian dengan mengikuti prosedur baku. Beberapa varietas unggulan Kabupaten Majalengka
tersebut adalah Perwira, Bokor dan Siriwig untuk komoditas Durian dan Gedong untuk komoditas mangga. Adapun nomor Keputusan Mentri Pertanian tentang
pelepasan masing-masing varietas tersebut dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Nomor SK Pelepasan Varietas Tanaman Buah Unggulan Kab.
Majalengka No.
JenisVarietas No. KEPMENTAN
Pengusul I
Durian BPSBTPH Jabar
1 Perwira 458KptsTP.24071993
BPSBTPH Jabar 2 Bokor
460KptsTP.24071993 BPSBTPH Jabar
3 Siriwig 461KptsTP.24071993
BPSBTPH Jabar II
Mangga 1 Gedong
28KptsTP.240I1995 BPSBTPH Jabar
Sumber : Dirjen Hortikultura, 2011