3.5.5. Penyusunan Arahan Pembangunan Subsektor Tanaman Bahan
Makanan dalam Pengembangan Wilayah
Arahan pengembangan subsektor tanaman bahan makanan dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Majalengka akan disusun berdasarkan hasil
dari analisis sebelumnya yang meliputi hasil analisis kondisi dan potensi daya saing subsektor tanaman bahan makanan yang dilakukan berdasarkan analisis
Location Quotient LQ dan Shift Share Analysis SSA, analisis peran subsektor tanaman bahan makanan yang dilakukan dengan menggunakan analisis input-
output, analisis penentuan komoditas unggulan serta analisis prioritas pembangunan subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Majalengka
dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process AHP. Selanjutnya hasil analisis tersebut dipadukan dengan analisis kesesuaian dan ketersediaan lahan
untuk tiga komoditas unggulan terpilih sehingga diperoleh lokasi arahan untuk pengembangan komoditas tersebut.
Analisis kesesuaian dan ketersediaan lahan untuk komoditas unggulan dilakukan melalui pengolahan peta dengan sistem informasi geografis. Analisis
kesesuaian lahan diperoleh dengan mengolah data peta tanah dan peta landsystem dengan persyaratan tumbuh masing-masing komoditas unggulan. Kriteria
persyaratan tumbuh mengacu pada kriteria yang ditetapkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat 2003 yang disajikan pada Lampiran
16. 17 dan 18. Kesesuaian lahan ditetapkan pada tingkat ordo. Pada tingkat ordo kesesuaian lahan dibedakan atas ordo S Sesuai dan ordo N Tidak Sesuai.
Lahan yang tergolong ordo S adalah lahan yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Lahan yang tergolong ordo N adalah lahan yang
mempunyai kesulitan atau faktor pembataspenghambat yang berat sehingga tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaan tertentu Sitorus, 2004; Hardjowigeno
dan Widiatmaka, 2007. Selanjutnya, peta kesesuaian lahan ditumpangtindihkan dengan peta
penggunaan lahan landuse dan RTRW untuk mengetahui lokasi-lokasi lahan yang memiliki kriteria sesuai berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian dan tersedia
untuk pengembangan suatu komoditas karena belum dialokasikan untuk penggunaan lain ataupun telah dialokasikan untuk penggunaan lahan pertanian
serta telah sesuai dengan arahan tata ruang wilayah Kabupaten Majalengka. Evaluasi kesesuaian dan ketersdiaan lahan tersebut digunakan untuk mendapatkan
peta arahan pengembangan komoditas unggulan yang sesuai dan tersedia. Adapun tahapan pengolahan data untuk analisis kesesuaian dan ketersediaan lahan untuk
arahan pengembangan komoditas unggulan dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Tahapan analisis kesesuaian dan ketersediaan lahan untuk arahan pengembangan komoditas unggulan
Pertanian bagi penduduk Kabupaten Majalengka memiliki peranan penting karena selain merupakan salah satu bentuk warisan budaya dari para leluhur juga
merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk, penyedia utama kebutuhan pangan masyarakat dan industri serta penyeimbang ekosistem
lingkungan hidup. Oleh sebab itu maka pelaksanaan pembangunan pertanian harus dilaksanakan dengan baik dan terencana.
Pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Majalengka perlu terus ditumbuhkembangkan dengan diupayakan fokus pada pengembangan komoditas-
komoditas yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif agar mampu bersaing dengan komoditas-komoditas pertanian dari wilayah lainnya. Dari hasil
analisis kondisi dan potensi sektor pertanian akan disusun arahan jenis-jenis
Peta Tanah dan Landsystem
Peta Kesesuaian Lahan Peta Landuse
Dan RTRW
Overlay
Peta Lahan Sesuai dan Tersedia
Persyaratan Tumbuh Komoditas Unggulan