Prioritas Komoditas Unggulan Prioritas Pembangunan Subsektor Tanaman Bahan Makanan

bahan makanan. Aspek kelembagaan berfungsi untuk mengorganisasikan, memfungsikan dan mengatur setiap aktivitas usahatani tanaman bahan makanan. Dalam melaksanakan pembangunan subsektor tanaman bahan makanan ini diperlukan dukungan kelembagaan untuk dapat meningkatkan posisi tawar petani. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa untuk pengembangan subsistem hulu stakeholder memberi prioritas yang hampir sama besar terhadap peran dan pengembangan sarana prasarana dan sumberdaya manusia yaitu dengan skor masing-masing sebesar 0,100 dan 0,097. Adapun persepsi stakeholder dalam pengembangan subsistem usahatani dan subsistem agribisnis hilir menunjukkan bahwa sumberdaya manusia menjadi prioritas pertama yang perlu dikembangkan diikuti dengan aspek sarana prasarana dan kelembagaan. Untuk pengembangan subsistem agribisnis jasa layanan pendukung, para stakeholder memprioritaskan pengembangan kelembagaan kemudian sumberdaya manusia dan sarana prasarana. Nilai hasil AHP untuk penentuan prioritas aspek pendukung per subsistem secara lengkap disajikan pada Gambar 36. Gambar 36. Hasil AHP penentuan prioritas aspek pendukung per subsistem Dari keseluruhan subsistem tersebut maka aspek pendukung yang terpilih untuk diprioritaskan adalah aspek sumberdaya manusia SDM dengan skor 0,448 kemudian aspek sarana prasarana dengan skor 0,303 dan aspek kelembagaan dengan skor 0,249. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pengembangan sistem agribisnis faktor sumber daya manusia merupakan faktor yang paling penting untuk dikembangkan. Dalam hal ini, perlu ditingkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilannya. Hasil analisis AHP secara keseluruhan disajikan pada Gambar 37. Gambar 37. Hasil AHP dalam penentuan prioritas pembangunan subsektor tanaman bahan makanan berdasarkan persepsi seluruh stakeholder.

5.5. Arahan Pengembangan Subsektor Tanaman Bahan Makanan

Arahan pengembangan subsektor tanaman bahan makanan dalam rangka pengembangan wilayah di Kabupaten Majalengka disusun berdasarkan hasil analisis kondisi dan potensi subsektor tanaman bahan makanan yang diperoleh dari analisis Location Quotient LQ dan Shift Share Analysis SSA, analisis peran subsektor tanaman bahan makanan yang dilakukan dengan menggunakan analisis input-output, analisis penentuan komoditas unggulan serta analisis prioritas pembangunan subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Majalengka dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process AHP. Selanjutnya hasil Pembangunan Subsektor Tanaman Bahan Makanan Padi 0,324 Jagung 0,250 Kedelai 0,122 Mangga 0,180 Pisang 0,071 Melinjo 0,052 Subsistem Agribisnis Hulu 0,275 Subsistem Usahatani 0,287 Subsistem Agribisnis Hilir 0,273 Subsistem Jasa Layanan Pendukung 0,166 Sumberdaya Manusia 0,448 Sarana Prasarana 0,303 Kelembagan 0,249