Peran Sektor Pertanian dalam Pembangunan

Dalam pengembangan wilayah, selain mengetahui keunggulan komparatif perlu diketahui juga keunggulan kompetitif. Pengukuran ini menjadi penting untuk diketahui karena seringkali dalam pengembangan wilayah perlu menentukan sektor mana yang akan dikembangkan. Untuk menentukan hal tersebut selain mengetahui potensi perlu juga diketahui bagaimana kinerja atau tingkat pertumbuhan sektor tersebut dibandingkan dengan wilayah lainnya yang berdekatan dalam sistem wilayah. Keunggulan kompetitif suatu wilayah merupakan keunggulan suatu sektor atau komoditas relatif terhadap sektor atau komoditas lainnya dalam suatu wilayah berdasarkan kinerjanya. Untuk mengetahui keunggulan kompetitif suatu wilayah dapat digunakan analisis shift share dan analisis input-output. Suatu wilayah dikatakan memiliki keunggulan kompetitif apabila dalam waktu tertentu mengalami peningkatan aktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah lain atau memiliki tingkat pertumbuhan yang positif. Shift Share Analysis SSA merupakan teknik analisis yang digunakan untuk melihat tingkat keunggulan kompetitif suatu wilayah dalam cakupan wilayah agregat yang lebih luas berdasarkan kinerja sektor lokal di wilayah tersebut. Kinerja sektor lokal menjadi penting karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal wilayah dan memiliki daya tahan terhadap pengaruh- pengaruh faktor eksternal. Teknik analisis SSA bertujuan untuk menganalisis pergeseran kinerja suatu sektor di suatu wilayah untuk dipilah berdasarkan sumber-sumber penyebab pergeseran. Ada tiga sumber penyebab pergeseran yaitu : 1. Komponen regional share komponen laju pertumbuhan total. Komponen ini menunjukkan kontribusi pergeseran total semua sektor di seluruh wilayah yang menunjukkan dinamika total wilayah. 2. Komponen proportional shift komponen pergeseran proporsional. Komponen ini menunjukkan pergeseran total sektor tertentu di wilayah agregat yang lebih luas yang menunjukkan dinamika sektoraktivitas total dalam wilayah. 3. Komponen differential shift komponen pergeseran diferensial. Komponen ini menunjukkan pergeseran suatu sektor tertentu di suatu wilayah tertentu. Komponen ini menggambarkan dinamika keunggulanketakunggulan suatu sektoraktivitas tertentu di sub wilayah tertentu terhadap aktivitas tersebut di sub wilayah lain Untuk memetakan sektor unggulan dapat digunakan data PDRB per sektor atau jumlah tenaga kerja per sektor. Data PDRB per sektor dugunkan untuk mengidentifikasi sektor unggulan berdasarkan besaran nilai tambah yang dihasilkan, sementara data tenaga kerja dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggulan berdasarkan kemampuannya untuk menyerap tenaga kerja sehingga mampu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun untuk memetakan potensi komoditas unggulan wilayah, data yang digunakan bisa berupa data produksi atau produktivitas. Data produksi digunakan untuk mengidentifikasi komoditas unggulan bedasarkan kapasitas aktual dari aktivitas produksi. Data produktivitas digunakan untuk mengidentifikasi komoditas unggulan berdasarkan kapasitas potensial dari aktivitas produksi Pribadi et al., 2010. Dengan berlangsungnya perdagangan bebas, maka perdagangan dunia akan cenderung pada spesialisasi perdagangan, dalam hal ini maka setiap negara akan berusaha memperdagangkan produk-produk yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Bila produk yang diperdagangkan bersifat komplementer, maka peluang negara yang bersangkutan menikmati manfaat perdagangan bebas akan besar. Namun apabila produk yang diperdagangkan bersifat subtitusi maka manfaat yang diperoleh dari perdagangan bebas akan tergantung dari kemampuan produk tersebut untuk bersaing dengan produk sejenis dari negara lain Saragih, 2010. Tingkat keunggulan komparatif dan kompetitif suatu komoditas dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan posisi daya saing komoditas tersebut. Produk-produk pertanian khususnya hortikultura mengalami kesulitan untuk bersaing karena masalah kualitas, kuantitas, kontinuitas pasokan dan tingginya kerusakan selama pengangkutan. Ditinjau dari aspek kuantitas, potensi pengembangan produksi komoditas pertanian masih dapat ditingkatkan melalui pengembangan ketersediaan lahan dan peluang peningkatan adopsi teknologi. Sementara itu, dari aspek kualitas dan kontinuitas pasokan salah satunya dapat diatasi dengan pengembangan teknologi budidaya, panen dan pasca panen. Menurut Saptana et al. 2006, daya saing komoditas pertanian dipengaruhi pula oleh kinerja sumberdaya manusia, terutama kemampuan manajerialnya. Untuk mengatasi hal tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan strategi pengembangan kelembagaan kemitraan usaha melalui proses sosial yang matang dan dengan dasar saling mempercayai trust di antara para pelaku agribisnis.

2.4. Keterkaitan Sektor

Pengembangan sektor memiliki relevansi yang kuat dengan pengembangan wilayah. Suatu wilayah dapat berkembang melalui berkembangnya sektor unggulan di wilayah tersebut yang akan mendorong berkembangnya sektor-sektor lainnya. Selanjutnya, sektor-sektor lain yang akan berkembang dan mendorong sektor-sektor yang terkait sehingga membentuk suatu sistem keterkaitan antar sektor. Keterkaitan antar sektor ekonomi dipandang penting dalam pengembangan wilayah. Wilayah yang berkembang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan yang terpadu antar sektor ekonomi, dalam arti terjadi transfer input dan output barang dan jasa antara sektor yang sangat dinamis. Pendekatan yang dipandang relevan untuk menelaah karakteristik struktur ekonomi wilayah yang ditunjukkan dengan distribusi sumbangan sektoral serta keterkaitan antar sektor perekonomian adalah analisis Input –Output I-O. Tabel input-output Tabel I-O pada dasarnya merupakan suatu bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antara sektor yang satu dengan sektor lainnya dalam suatu kegiatan perekonomian di suatu negaradaerah pada suatu periode waktu tertentu. Tabel input-output I-O merupakan matriks yang sistem penyajiannya menggunakan dimensi baris dan dimensi kolom. Isian sepanjang baris menunjukkan pengalokasian atau pendistribusian dari output yang dihasilkan oleh suatu sektor dalam memenuhi permintaan antara oleh sektor lainnya dan memenuhi permintaan akhir. Isian sepanjang kolom menunjukkan struktur input yang digunakan oleh masing-masing sektor dalam kegiatan produksinya. Tabel I-O mempunyai kegunaan antara lain untuk : 1 memperkirakan dampak permintaan akhir dan perubahannya pengeluaran rumah tangga, pengeluaran pemerintah, investasi dan ekspor terhadap berbagai output sektor produksi, nilai tambah PDRB, pendapatan masyarakat, kebutuhan tenaga kerja, pajak PAD dan sebagainya; 2 mengetahui komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa sehingga mempermudah analisis tentang kebutuhan import dan kemungkinan substitusinya; dan 3 memberi petunjuk mengenai sektor-sektor yang mempunyai pengaruh terkuat serta sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan ekonomi Pribadi et al., 2010. Secara metodologi tabel I-O mempunyai beberapa keterbatasan karena model I-O dilandasi oleh asumsi-asumsi, antara lain sebagai berikut : 1 Asumsi homogenitas yang mensyaratkan bahwa tiap sektor hanya memproduksi suatu jenis output yang seragam homogenity dengan sruktur input tunggal dan antar sektor tidak dapat saling mensubstitusi. 2 Asumsi linieritasproporsionalitas yang mensyaratkan bahwa dalam proses produksi, hubungan antara input dan output merupakan fungsi linier atau berbanding lurus proporsionality, yang berarti perubahan tingkat output tertentu akan selalu didahului oleh perubahan pemakaian input yang sebanding. 3 Asumsi aditivitas, yaitu efek keseluruhan dari kegiatan produksi di berbagai sektor merupakan penjumlahan additivity dari proses produksi masing- masing sektor secara terpisah. Dengan kata lain, di luar sistem input-output semua pengaruh dari luar diabaikan Rustiadi et al., 2009. Adanya asumsi tersebut menyebabkan tabel I-O memiliki keterbatasan antara lain : rasio I-O tetap konstan sepanjang periode analisis sehingga produsen tidak dapat menyesuaikan perubahan-perubahan inputnya atau mengubah proses produksi. Asumsi-asumsi tersebut tidak meliput adanya perubahan teknologi ataupun produktivitas yang dapat terjadi dari waktu ke waktu. Meskipun memiliki keterbatasan, analisis I-O tetap merupakan alat analisis yang lengkap dan komprehensif BPS, 2000.