2. Komponen Pergeseran Proporsional komponen proportional shift. Komponen ini menyatakan pertumbuhan total aktivitas tertentu secara relatif,
dibandingkan dengan pertumbuhan secara umum dalam total wilayah yang menunjukkan dinamika sektoraktivitas total dalam wilayah.
3. Komponen Pergeseran Diferensial komponen differential shift. Ukuran ini menjelaskan bagaimana tingkat kompetisi competitiveness suatu aktivitas
tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan total sektoraktivitas tersebut dalam
wilayah. Komponen
ini menggambarkan
dinamika keunggulanketakunggulan suatu sektoraktivitas tertentu di sub wilayah
tertentu terhadap aktivitas tersebut di sub wilayah lain. Persamaan SSA adalah sebagai berikut :
dimana : a
: Komponen share b
: Komponen proportional shift c
: Komponen differential shift, dan X.. : Nilai total aktivitas dalam total wilayah
X.j : Nilai total aktivitas tertentu dalam total wilayah Xij : Nilai aktivitas tertentu dalam unit wilayah tertentu
t
1
: Titik tahun akhir t
: Titik tahun awal Metode SSA yang dilakukan dalam penelitian ini hanya mengambil
komponen differential shift. Hal ini dilakukan karena ingin benar-benar melihat tingkat kompetisi competitiveness suatu aktivitas tertentu dibandingkan dengan
pertumbuhan total sektoraktivitas tersebut dalam wilayah tanpa ada pengaruh dari pertumbuhan total wilayah regional share maupun pertumbuhan sektoral
proportional shift.
3.5.2. Analisis Peran Subsektor Tanaman Bahan Makanan
Analisis peran subsektor tanaman bahan makanan dilakukan dengan menggunakan analisis Input-Output I-O. Analisis input-output secara teknis
X X
X X
X X
X X
X X
SSA
t j
t j
t ij
t ij
t t
t j
t j
t t
. 1
. 1
1 .
1 .
1
.. ..
.. ..
1
a b
c
dapat menjelaskan karakteristik struktur ekonomi wilayah yang ditunjukkan dengan distribusi sumbangan sektoral serta keterkaitan sektoral perekonomian
wilayah. Selain itu, analisis input-output dapat digunakan untuk menentukan sektorkomoditas unggulan pada perekonomian Kabupaten Majalengka.
Tabel input-output yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel input- output Kabupaten Majalengka Tahun 2009 sebanyak 28x28 sektor yang
diturunkan dari tabel input-output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 sebanyak 45x45 sektor. Asumsi yang digunakan adalah bahwa terdapat kemiripan struktur
ekonomi antara Kabupaten Majalengka dengan Kabupaten Ciamis sebagai Kabupaten tetangga.
Metode yang digunakan untuk mendapatkan tabel input-output Kabupaten Majalengka 2009 dari Tabel input-output Kabupaten Ciamis 2008 adalah dengan
metode RAS. Untuk melakukan RAS, tabel input-output Kabupaten Ciamis 2008 45x45 sektor diagregasi terlebih dahulu menjadi 28x28 sektor. Proses agregasi
dilakukan untuk menyesuaikan jumlah sektor yang terdapat dalam tabel input- output Kabupaten Ciamis 2008 dengan jumlah klasifikasi sektor lapangan usaha
yang terdapat pada data PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2009. Untuk menguraikan subsektor tanaman bahan makanan menjadi beberapa
komoditas, yaitu : padi, jagung, ubi kayu, buah-buahan dan sayur-sayuran, sesuai dengan tabel input-output Kabupaten Ciamis 2008 diperlukan data PDRB masing-
masing komoditas tersebut. Data PDRB masing-masing komoditas tersebut diperoleh berdasarkan hasil perkalian antara jumlah produksi dengan harga di
tingkat petani komoditas tanaman bahan makanan yang kemudian diproporsikan terhadap data PDRB subsektor tanaman bahan makanan. Untuk komoditas
tanaman pangan, buah-buahan dan sayura-sayuran lainnya yang memiliki share kecil terhadap PDRB subsektor tanaman bahan makanan ditampilkan dalam
bentuk komoditas bahan makanan lainnya. Sektor-sektor perekonomian hasil agregasi dan penyesuaian dengan tabel input-output Kabupaten Ciamis 2008,
yang akan digunakan menjadi sektor-sektor dalam Tabel I-O Kabupaten Majalengka tahun 2009 ditampilkan pada Tabel 5.
Tabel 5 Sektor-sektor Perekonomian Tabel I-O Kabupaten Majalengka Tahun 2009 28 sektor
Kode I-O
Sektor Kode
I-O Sektor
1 Padi
15 Bangunan
2 Jagung
16 Perdagangan Besar dan Eceran
3 Ubi Kayu
17 Hotel
4 Buah-buahan
18 Restoran
5 Sayur-sayuran
19 Angkutan Jalan Raya
6 Bahan Makanan Lainnya
20 Jasa Penunjang Angkutan
7 Tanaman Perkebunan
21 Komunikasi
8 Peternakan dan Hasil-hasilnya
22 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
9 Kehutanan
23 Sewa Bangunan
10 Perikanan
24 Jasa Perusahaan
11 Pertambangan dan Penggalian
25 Pemerintahan Umum dan Pertahanan
12 Industri Pengolahan
26 Jasa Sosial Kemasyarakatan
13 Listrik
27 Jasa Hiburan dan Rekreasi
14 Air Bersih
28 Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
Sumber : Hasil Analisis 2011
Untuk melakukan metode RAS, diperlukan data PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2009, total input Kabupaten Majalengka 2009 dan matriks
koefisien teknologi tabel input-output dasar tabel input-output Kabupaten Ciamis 2008. Data-data tersebut merupakan data yang telah diagregasi menjadi 28
sektor. Matriks koefisien teknologi digunakan untuk menduga tabel input-output Kabupaten Majalengka tahun 2009 yang berukuran 28x28 sektor. Total input
Kabupaten Majalengka 2009 diduga dengan nilai PDRB sektoral Kabupaten Majalengka Tahun 2009 berdasarkan proporsi dari total input Kabupaten Ciamis
2008 dengan PDRB sektoral Kabupaten Ciamis 2008. Selain itu, diperlukan pula data total impor, total PDRB dan total
permintaan akhir Kabupaten Majalengka Tahun 2009. Data total impor Kabupaten Majalengka Tahun 2009 diperoleh dari hasil analisis LQ terhadap
PDRB sektoral Kabupaten Majalengka dengan PDRB sektoral Jawa Barat. Asumsi yang digunakan adalah jika nilai LQ lebih besar dari satu menunjukkan
surplus sektor i dalam arti beberapa produknya dapat diekspor ke daerah lain. Sebaliknya, jika nilai LQ kurang dari satu maka produknya harus didatangkan
diimpor dari daerah lain. Adapun data total permintaan akhir diperoleh dari penjumlahan nilai total PDRB sektoral dengan total impor Kabupaten majalengka
Tahun 2009. Selanjutnya, setelah data-data tersebut sudah tersedia maka siap di RAS dengan menggunakan software GAMS dengan prinsip iterasi. Tahapan
metode RAS ditampilkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Tahapan metode RAS
Hasil dari metode RAS adalah tabel input-output Kabupaten Majalengka Tahun 2009. Data yang diperoleh secara langsung dari hasil metode RAS adalah
input antara masing-masing sektor tabel I-O kuadran I, total inputoutput 28 sektor, total impor 28 sektor dan permintaan akhir 28 sektor. Untuk mendetilkan
data input primer nilai tambah menjadi upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung maka didekati dengan nilai proporsi upah dan gaji, surplus
usaha, penyusutan dan pajak tak langsung terhadap total input primer nilai tambah dari tabel input-output dasar Tabel I-O Kabupaten Ciamis 2008.
Struktur dasar tabel input-output wilayah digambarkan pada Tabel 6.
Sumber : Diadopsi dan dimodifikasi dari Sumunaringtyas 2010
Tabel Input Output Kabupaten Ciamis
Tahun 2008 45X45 sektor
Proses Agregasi menjadi Tabel Input
Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008
28X28 sektor Matriks Koefisien
Teknis Tabel Input Output Kabupaten
Ciamis Tahun 2008 28X28 sektor
Metode RAS Kabupaten Majalengka 2009 28X28 sektor
PDRB Kab. Majalengka 2009 Total input dugaan Kab. Majalengka 2009
berdasarkan proporsi Data PDRB dan Total Input Kabupaten Ciamis 2008
Data total impor Data Permintaan Akhir
Tabel Input Output Kabupaten
Majalengka Tahun 2009
28X28 sektor